Miberdhewen, Album Instrumental Kebebasan Toto Tewel

Music545 Dilihat

IMG_20180420_213914-669x495

UrbannewsID Musik | Dihadiri banyak rekan musisi, sahabat dan juga para penggemar, sebuah album musik intrumental gitar karya Toto Tewel berjudul ‘Miberdhewen’ baru saja dilepas untuk terbang bebas mengangkasa menembus industri musik kebanyakan, Jumat (19/4/218) malam, di Wapres Bulungan, Jakarta.

Album berisikan 5 komposisi ciamik yakni Kontra, Macan Lanang, Java Lydian, Macan Wedok, dan Depok 1880, plus 2 bonus track yaitu La Villa Strangiato/Rush, dan YYX/Rush, kesemuanya adalah buah pemikiran, perenungan, keprihatinan, emosi, dan gejolak jiwa dari segala hiruk pikuk kehidupan yang dinarasikan lewat dawai gitarnya.

IMG_20180420_214145-800x752-320x301

Karya yamg telah mengendap hampir 10 tahun lamanya, sesuai judulnya Miberdhewen, yang diambil dari bahasa Jawa yang artinya kurang lebih terbang sendirian. Menyiratkan ekspresi kenakalan seorang Toto Tewel, sekaligus juga pembuktian bahwa ia pun bisa berjalan sendirian tanpa intervensi yang mengukung kebebasannya.

Lihat saja, Toto Tewel mengerjakan seluruh proses penggarapan album yang dicetak terbatas cuma 500 keping, dan beberapa karyanya siap bertengger di digital store, semuanya serba sendiri. Dari unsur bunyi (instrumen) seperti bass, drum, gitar tentunya, serta lainnya yang melekat dalam komposisi lagunya, sampai produksi hingga dustribusi.

Pria kelahiran Malang, 60 tahun lalu, telah malang melintang dalam dunia musik sejak lama. Toto Tewel sempat bergabung di Q-Red, Ogle Eyes dengan vokalisnya Micky Jaguar. Ia juga banyak membantu mengisi gitar dalam proyek album rekaman sejumlah artis seperti Mel Shandy, Bangkit Sanjaya, Ikang Fawzi, Anggun C Sasmi, Yossie Lucky, Metal Boyz, termasuk soundtrack film Macan Kampus (1987) bersama Areng Widodo.

Toto Tewel yang gabung di Elpamas ini, kemudian sebagai gitaris ia juga memperkuat kelompok musik Swami, Dalbo, Sirkus Barock, Kantanta Takwa, Kantata Barock, hingga terakhir sekaligus mengakhirinya bersama Iwan Fals. Sosoknya lebih banyak sembunyi di balik bayang-bayang nama besar Iwan Fals, Sawung Jabo, Jockie Soeryoprayogo, dan Setiawan Djody.

Toto yang pernah dinobatkan tiga kali berturut-turut sebagai the Best Guitarist versi Festival Rock se-Indonesia Log Zhelebour (1984, 1985 dan 1986). Memiliki karakter mandiri, kreatif, cenderung berpikir out of the box, bahkan tidak terlalu mengejar ambisi-hanya fokus-orientasi kepada berjuang dan berjuang tanpa merasa dibebani oleh target tertentu yang muluk muluk (nothing to lose). Seperti, tatkala dia harus berpisah dengan Iwan Fals sekalipun beberapa waktu yang lalu.

Toto Tewel dengan album perdananya ini, malah memiliki kebebasan untuk terbang lebih tinggi dewean (sendirian) menuju cakrawala dunia musik yang dilakoni hampir 45 tahun lamanya. Apalagi ditambah mendapat dukungan para sahabatnya baik yang ikut terlibat maupun hadir, antara lain Edi Kemput, Baron Suprayogi, Taraz Bistara, Stephan Santoso, Dewa Budjana, Agam Hamzah, Jelly Tobing, Bangkit Sanjaya, Anto Baret, Rush Tatto, Baruna Priyotomo, Doddy Katamsi, Seno M. Hardjo, Pallo, Arry Syaff, Areng Widodo, Bens Leo, dan banyak lagi, menambah nutrisi untuk Miberdhewen.|Edo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *