Urbannews Food&Drink | Ron’s Laboratory bukanlah laboratorium kimia. Menurut si empunya, Ronald Prasanto, ini adalah gerai gelato yang menggunakan teknik molecular gastronomy dalam pembuatannya, yakni penggabungan teknik memasak dengan ilmu kimia-fisika. Ronald atau akrab disapa Rons yang sekaligus menjadi brand-name bisnis, memang basicnya molecular gastronomy. Tidak heran jika ia fasih menggabungkan teknik memasak dengan science, yang di antaranya menggunakan nitrogen.
Molecular gastronomy menurut Ronald Prasanto, bertujuan untuk melakukan revolusi di dunia memasak dengan menggunakan teknik yang tidak biasa dan menghasilkan sense of art dari tampilan menu yang disajikan. Misalnya saja, bentuk emulsi, gel dan busa. “Di Indonesia sendiri, molecular gastronomy mulai dikenal pada 1992 dan hanya segelintir orang, termasuk saya,” tukas Ronald, Jumat (5/4/2019) siang, usai dirinya mendemotrasikan keahliannya di Ramurasa Cooking Studio, Kemang, Jakarta.
Ketertarikan pada dunia kuliner inilah yang mengantarkan pria kelahiran 25 Januari 1981, berhasil keliling dunia untuk mengenalkan teknik molecular gastronomy. Ronald Prasanto yang juga merupakan coffee expert, hari ini berkolaborasi dengan produk Duralex memperagakan racikannya dihadapan awak media. Menggunakan tempered Duralex, menu pertama adalah ‘Ice Americano Three Layer’ (cold water, block of ice dari N2 atau dinitrogen, dan dituang espresso dari mesin), dari suhu -196 derajat celcius akan dikenai 90 derajat celcius.
Menu kedua dibuat oleh Ron adalah ‘dark chocolate ice cream’ dengan masih sama menggunakan N2. Menu akhir yang dihasilkan adalah ‘Affogato Mocha’. Menurut Ron, hasil akhir molecular gastronomy akan menjadi produk yang unik dan menghibur. Magnetnya adalah kepulan asap, sehingga sangat baik untuk marketing secara visual. Ron menambahkan molecular gastronomy secara harfiah sering dinamakan dengan cooking with science, meskipun dia pun buru-buru menyatakan pada prinsipnya semua seni memasak itu juga sains.
Nah, apakah reaksi-reaksi kimia yang ada di Molecular Gastronomy tidak berbahaya? Ron menjelaskan,”Pada dasarnya yang berbahaya adalah yang tidak diukur dan juga yang berlebihan. Bahkan hal yang baik bila berlebihan akan berbahaya. Contohnya air, dua liter sehari sangat baik. Tapi kalau minum 19 liter langsung, bisa-bisa dirawatdi rumah sakit. Dan yg sering buat seram adalah penamaan secara kimia. Contoh: air akan lebih friendly daripada dihydrogen monoxide.”
Ron, yang menggunakan produk kaca tempered Duralex yang telah teruji selama lebih dari 74 tahun, tepatnya pada tahun 1945, di La Chapelle-Saint-Mesmin, jantung Prancis, yang telah memproduksi produk-produk kaca. Duralex telah dikaitkan dengan barang pecah belah yang dikeraskan. Ron menyatakan percaya bahwa Duralex memiliki keunggulan durability, cost efficiency, affordabillity, dan design yang tidak lekang zaman.
Acara mengenalkan teknik molecular gastronomy oleh Ron, terasa lebih fun karena dukungan tempat yang cozy di Ramurasa Cooking Studio & Coffee di kawasan Kemang. Ramurasa Cooking Studio yang baru berdiri bulan Januari lalu, menyediakan fasilitas kitchen serba lengkap untuk aktifitas memasak bersama yang sangat menyenangkan. Tersedia pula, kopi dan aneka minuman, serta makanan khas Indonesia.|Edo