Urbannews Musik | Industri musik seolah tidak pernah tidur, ia berputar dan berkelindan bersama harapan para pelakunya. Pintunya sengaja dibiarkan terbuka lebar bagi siapa saja untuk sekedar singgah, atau bagi mereka yang memang serius mencari ruang kosong untuk memberikan warna baru musik Indonesia.
Berada di industri musik Indonesia yang ekosistem atau tatakelolanya masih asyik (nggak) asyik saat ini, ibaratnya seperti masuk kedalam hutan rimba. Tidak saja dibutuhkan nyali besar untuk bertarung, tapi harus punya strategi serta senjata pamungkas, agar bisa menaklukan dan keluar sebagai pemenang.
Tiga sekawan yang tergabung di group musik Cassandra yakni; Anna (Vokal), Choki (Bass), dan lnos (Gitar), bergelut merangkai nada dan menyelaraskan harmoni rasa musikalnya, berjuang meraih mimpinya. Cassandra yang terbentuk di tahun 2009 ini, terus bergerak tanpa lelah penuh semangat untuk mendapatkan ‘cinta terbaik’ dari pendengar musik di tanah air.
Perjalanan panjangnya menuai hasil, Cassandra melahirkan bayi musikal berupa album yang berisikan 6 karya lagu di bulan Agustus 2017. Lagu-lagu mereka berkumandang di radio, bertengger di digital platform, dan nyantol di official music video Youtube. Dan, Cassandra mulai terlihat dan terangkat namanya berkat lagu ‘Cinta Terbaik’ dengan mendapat respon lebih dari 62 juta viewers.
Tidak hanya itu, ‘Cinta Terbaik’ yang dijadikan sebagai judul album mereka, menjadi salah satu ‘most playing song’ di karaoke seluruh Indonesia. Bahkan, lagunya inipun banyak diadaptasi oleh beberapa penyanyi luar keberbagai bahasa antara lain; Vietnam dan juga Korea. Penantian panjang Cassandra akhirnya berbuah manis, wajah-wajah sumringah terpancar kala itu dari raut Anna, lnos, dan Choki.
Dalam mengarungi setiap perjalanan, sejatinya bergerak ke arah yang lebih jauh serta terbaik, untuk memahami hakikat realitas wajud. Terkadang, harapan berbanding terbalik dengan kenyataan. Apalagi jika harapan selalu diletakkan bukan pada tempatnya, nantinya hanya rasa kecewa yang di dapat. Bermusik bukan hanya berada dalam ruang imajiner, untuk sampai pada kenyataan dibutuhkan gerakan tepat dan benar yang di dukung oleh prinsip-prinsip akal sehat.
Kenyataan inipun di alami Choki dkk, dalam perjalanannya setelah debut albumnya dirilis, tak bergerak dan cenderung jalan ditempat. Hanya sebatas kepopuleran karya lagu yang mereka dapat, tapi tidak yang lainnya. Minimnya promosi, adalah kendala utama. Penikmat musik Indonesia hanya mengenal lagunya, tapi mereka tidak tau siapa yang menyanyikannya.
Apalagi, sebulan setelah rilis album, Choki jatuh sakit. Membuat miris lagi Choki pun harus menerima kenyataan pahit lainnya yakni gagal menikah. “Saya kehilangan teman hidup, juga sekaligus gairah hidup. Beruntung teman-teman Cassandra dengan setia menemani dan memberi semangat. Tahun lalu adalah masa paceklik berkarya, karena fokus pemulihan,” ucapnya, saat ngobrol santai, Selasa (2/4) siang di bilangan Kuningan, Jakarta.
Choki menambahkan, ditengah masa perawatan aktivitas Choki banyak membaca, dan salah satunya adalah Novel Dilan karya Pidi Baiq. “Ceritanya bagus dan pas banget mewakili isi hati. Setelah membaca novel Dilan, seperti ada enerji untuk saya bangkit dan menulis lagu. Padahal, waktu itu filmnya masih belum di produksi. Lagu ini mengalir begitu saja, inti ceritanya tentang penyesalan dan rasa sakit,” tukasnya.
Lagu yang diberi judul ‘Biar Aku Saja’, Choki berujar, terinspirasi dari dialog Dilan ke Milea yang menjadi quote novel yang dibuat Pidi Baiq. “Setelah selesai dan saya mulai kuat, tepatnya ditahun 2018, saya mengontak Anna dan lnos untuk mendengarkan. Tahun 2018 adalah tahun masa paceklik untuk berkreasi menciptakan karya lagu. Biasanya, bisa produktif menelur beberapa karya lagu,” jelasnya.
Kehidupan terkadang aneh. Jika ada yang bilang roda kehidupan berputar, dalam menapakinya kadang berada diatas atau mungkin dibawah, benar adanya. Cassandra mengalami itu, dan kini mulai menyemai kembali benih bermusiknya. Setelah selesai masa krisis kevakuman berproduksi, Choki kembali berdiri tegak, serta kontrak dengan label lama berakhir. Mereka akhirnya menemukan jodohnya, label Trinity Optima Production meminang untuk bergabung bersamanya.
Bak gayung bersambut, Cassandra menerimanya sebagai anugrah. Tatkala Trinity minta lagu, beruntung Cassandra memiliki stock lagu cukup banyak, dan salah satunya ‘Biar Aku Saja’ menjadi single pertama mereka kembali bangkit bersama rumah barunya. Masih bermain di pop ballad, Anna menterjemahkan lagu yang berkisah tentang rasa yang dialami Choki dengan baik.
“Proses pembuatan lagu akhir tahun lalu, dan Trinity minta take beberapa lagu. Mereka tidak tanya awalnya lagu apa, jadi mengalir saja. Dan, akhirnya single ‘Biar Aku Saja’ yang dirilis lebih dulu secara digital pada tanggal 15 Maret lalu, baru seminggu sudah memperoleh 200 ribu pendengar. Semoga saja single terbaru kami ini banyak disukai masyarakat Indonesia, dan dapat mengisi relung hati mereka,” jelas Anna.
Tiga sekawan bermusik inipun, baik Anna, Choki, dan lnos, mewujudkan mimpinya agar karya lagu-lagunya di apresiasi banyak orang, dan menjadi bagian dari katalog musik Indonesia. Mereka sebenarnya membutuhkan partner kerja, untuk mempromosikan karyanya. Mereka butuh rekan kerja yang mampu mengekplorasi daya kreatif melahirkan karya lagu. Trinity sebagai rumah baru, bisa menjadi tumpuan harapan Cassandra menjadi group musik populer.|Edo