UrbannewsID Book | Mencintai dan mengagumi sang idola, wabil khusus di ranah musik, tidaklah harus selalu mengadopsi gaya penampilan atau menyerupai secara fisik idolanya, seperti gaya pakaian dan asesorisnya, model rambut sampai ke soal gaya bicaranya. Tapi, kekaguman terhadap sang idola bisa juga di ekspresikan lewat tulisan.
Jika ada pertanyaan; Loh! kok tulisan sih?. Untuk apa, dan seberapa pentingnya?. Berarti, fanatisme kecintaan terhadap idolanya hanya sebatas kulit luar, dan dia telah menutup kemelekan dirinya akan informasi, yang sebenarnya telah dia dapatkan. Jika pertanyaan dibalik, dari mana ia bisa tau sisik-melik sang idola kalau bukan karena melihat, mendengar dan membaca.
Dalam khazanah industri musik, belum ada sebuah pergerakan revolusioner dari para pelakonya mewujudkan satu ‘rumah besar’ yang bercerita tentang musik Indonesia. Baik itu sejarahnya, cerita musisinya, karya lagunya, sampai cerita dibalik perjuangan meniti karier dan prestasinya. Padahal, riwayat para musisi sangat penting di dokumentasi, sebagai literasi bagi kaum muda nantinya.
Memang bukan perkara mudah, karena belum ada yang bersinergi dengan ikhlas untuk bersama-sama membuat satu ‘rumah-besar’ musik Indonesia sebagai medium informasi sekaligus dokumentasi. Mungkin banyak yang punya koleksi lengkap musisi Indonesia masa lalu sampai sekarang, tapi mereka rata-rata adalah penutur.
Artinya, di butuhkan ‘orang gila’ yang berani melakukan gerakan nyata mengumpulkan cerita para legendaris musik Indonesia yang tercecer, dokumen-dokumen tertulis otentik yang kemudian mengarsipkannya kedalam buku sebagai manuskrip. Bukankah pekerjaan semacam ini, sama halnya sedang membuat sejarah musik Indonesia.
Teriakan-teriakan di atas, bak gayung bersambut. Seorang politisi dan mantan menteri, Ferry Mursyidan Baldan, kembali menginisiasi terbitnya sebuah buku untuk mengenang kepergian legenda musik Indonesia, Chrisye, sebelas tahun lalu. Buku yang diberi judul ’11 Tahun Kangen’ Chrisye’ ini, merupakan kumpulan tulisan 29 jurnalis hiburan tentang Chrisye, dalam keragaman sudut pandang.
Buku berukuran 14cm x 20cm, berisikan tulisan 29 jurnalis dalam 300 halaman. Diterbitkan oleh # K2C (Komunitas Kangen Chrisye), sebuah wadah para penggemar Chrisye yang dibangun dan dipimpin Bang Ferry, panggilan akrabnya. Melibatkan Nini Sunny (Manager Produksi), Ario Padma Baskoro (Desain Grafis Cover), Dudut Suhendra Putra, Indrawan Ibonk (Fotografer), Jufendi (Desain Grafis), dan Muhamad Ihsan (Dokentasi Data).
Buku diatas bukanlah yang pertamanya diterbitkan oleh #K2C, sebelumnya lahir buku bertajuk ‘CHRISYE Kesan di Mata Media, Sahabat dan Fans’ yang dirilis bertepatan dengan peringatan 5 tahun wafatnya Chrisye (30 Maret 2012). Disusul buku berikutnya berjudul ’10 Tahun Setelah Chrisye Pergi; Ekspresi Kangen Penggemar’ (2017), berisikan kumpulan catatan perjalanan Chrisye yang dikutip dari berbagai media cetak.
Ke’gilaan’ Bang Ferry sebagai penggemar berat Chrisye, memang luar biasa. Mungkin, bisa di bilang salah satu penggemar yang sangat peduli merawat sejarah perjalanan seorang musisi besar dan melegenda bernama Chrisye, tanpa berhitung untung rugi. Alasannya sangat penting, jangan sampai musik Indonesia kehilangan sejarahnya sendiri. Bang Ferry merasa khawatir, generasi mendatang tidak pernah tau, atau sulit mencari tau orang-orang hebat di dunia musik.
Cukup banyak karya-karya lama, atau mungkin baru dari para pencipta musik yang bagus-bagus hilang atau dilupakan begitu saja. Karena tiadanya orang peduli mendokumentasikan baik dalam bentuk rekaman audio-visual, atau tertulis dalam berbagai deskripsi teks, tanda-tanda, corat-coret kode, dan petunjuk simbol-simbol, maupun notasi komposisi, termasuk riwayat musisinya sendiri sebagai sebuah literasi.
Semoga dengan kehadiran buku ’11 Tahun Kangen Chrisye’ berisikan kumpulan tulisan 29 Jurnalis, bisa menjadi rujukan bagi siapa saja yang ingin tahu legenda musik Indonesia. Sebagai bagian dari katalog musik Indonesia, buku yang sudah bisa diperoleh lewat online dengan harga Rp 70.000,- (termasuk ongkir), menjadi catatan sejarah musik di Indonesia. Kita juga berharap, #K2C bisa menjelma menjadi ‘rumah-besar’ musik Indonesia.|Edo