Jakarta, UrbannewsID.com | Industri film tanah air terus menggeliat, kegairahan ini tumbuh dan bisa dilihat dari jumlah produksi film berdasarkan tanggal rilis yakni sebanyak 128 judul dalam kurun waktu Januari-Desember di tahun 2017. Beberapa film yang siap ditayangkan secara reguler di bioskop, sebagian lainnya ditayangkan secara terbatas di festival film. Dari jumlah film tersebut, rata-rata di dominasi oleh film remaja dan dewasa dengan beragam kategori maupun genrenya. Sedangkan, film yang menyasar atau untuk dikomsusi anak-anak sangat minim, mungkin hanya satu persennya saja.
Menariknya, bukan hanya film bioskop saja. Kalau kita jeli dan sedikit mencoba memperhatikan, hak anak dalam penyiaran tayangan televisi semakin hari semakin terabaikan, yang ditandai dengan minimnya proporsi tayangan untuk anak di stasiun televisi saat ini. Hal itu, makin diperparah dengan isi tayangan yang tidak ramah terhadap anak. Nampaknya, negara belum hadir dalam menyajikan tayangan ramah terhadap anak. Negara harus hadir dan memastikan bahwa penyiaran sebagai wilayah publik bukan privatisasi oleh kapitalisme pemilik modal. Sehingga tidak mengaburkan batas publik dan privat.
Berangkat dari minimnya tayangan-tayangan hiburan yang bersifat edukatif tersebut diatas, menggugah Deddy Corbuzier, seorang magician yang kini getol masuk di dunia perfilman, untuk memproduksi sebuah film layar lebar animasi berjudul ‘Knight Kris’ yang segera tayang secara serentak di bioskop Tanah Air mulai tanggal 23 Nopember 2017 mendatang. Film animasi produksi Viva Fantasia Animation dan SSS Production karya anak bangsa ini, sebagai pembuktian subangsih mereka bagi anak-anak Indonesia. Bukan cuma itu, proses pengarapannya dilakukan secara serius dengan melibatkan kemampuan dan kualitas sineas atau animator tanah Air.
“Terus terang, ini sebuah kegelisahan saya dan mungkin juga banyak orang tua, melihat minimnya proporsi tayangan untuk anak baik di stasiun televisi maupun film bioskop saat ini. Kalau pun ada, isi tayangan yang tidak ramah terhadap anak. Sudah saatnya kita semua peduli untuk berkreasi melahirkan tontonan hiburan yang cerdas dan memberi inspirasi. Kebangkitan industri film Tanah Air yang kondusif ini, tentunya menjadi pemacu kami untuk turut meramaikannya dengan menelurkan sebuah karya film layar lebar yang sedikit berbeda, berjudul ‘Knight Kris”, jelas Deddy Corbuzier sebagai Executive Producer, dalam acara gala premiere yang digelar, Rabu (15/11) sore, di Epicentrum XXI Kuningan, Jakarta.
Film layar lebar animasi ‘Knight Kris’ yang ditulis dan disutradarai oleh Antonius dan William Fajito, selain ceritanya mengangkat budaya lokal yaitu Keris, diharapkan dapat mengedukasi anak-anak Indonesia untuk mulai mencintai dan belajar budaya negeri sendiri agar tak punah oleh waktu. Film yang juga melibat Sys NS dari SSS Production sebagai Producer film ini, untuk pengisi suara pada karakter animasi di film ‘Knight Kris’, Deddy Corbuzier juga terjun sebagai pengisi suara sekaligus menjadi penyanyi untuk sound tracknya. Dan, pengisi suara lainnya menghadirkan Chika Jessica, Stella Cornelia, Bimasakti dan Santosa Amin.
Film inipun pembuatannya ditangani oleh anak-anak muda Indonesia yang mahir di bidangnya khususnya dalam pembuatan film animasi dan mereka sudah mempunyai karya yang sudah banyak beredar di Indonesia dan Mancanegara. Untuk itu, film ‘Knight Kris’ ini diharapkan dapat menjadi legacy bagi generasi di masa mendatang. Secara sinopsis, film bergenre action adventure ini bercerita tentang kisah sebuah Keris. Kisahnya tentang Bayu, seorang bocah laku-laki berumur delapan tahun dari desa Hening yang menemukan sebuah Keris sakti dalam Candi misterius di tengah hutan terlarang. Tak disangka, ternyata keris tersebut memberikan Bayu kekuatan untuk berubah wujud menjadi sesosok ksatria harimau berbaju zirah.
Di saat bersamaan, dari tempat keris itu dicabut, sesosok raksasa bangkit dan memporak porandakan desa serta mengubah seluruh penduduk desa menjadi batu. Bayu bersama sepupunya, Rani kemudian bertemu dengan seekor kera bernama Empu yang mengaku sebagai pengguna keris itu sebelumnya. Empu kemudian membeberkan kenyataan bahwa keris yang Bayu cabut bagiannya terpencar ketika dahulu digunakan untuk menyegel Asura, sang raksasa. Mereka bertugas akhirnya pergi untuk mencari peta yang dapat menunjukan keberadaan pecahan tersebut, yaitu ke tempat dimana keris itu dibuat. Nah! Bagi mereka yang penasaran kelanjutan kisahnya, dan menyaksikan film animasi karya anak bangsa ini, sebaiknya saksikan dibioskop.|Edo