Urbannews | Malam kedua, Sabtu (25/6/2022) panggung musik “Don’t Kill Music”, di Samota, Sumbawa hampir terasa anyeb. Selain pengalaman buruk malam sebelumnya, ketika konser dihentikan oleh aparat keamanan karena dianggap melewati batas waktu, artis-artis yang tampil sebagian besar adalah para bintang media sosial.
Artis-artis yang tampil antara lain Kania Litihayu yang lagu ciptaannya “Bila Ku Tak Mau” terkenal di Tik Tok; Els Warouw yang terkenal di youtube dan Tik Tok melalui lagu “Dear Diary”, lalu ada duet ibu dan anak Stelly & Laura, duet penyanyi warga Australia berdarah Indonesia yang juga terkenal melalui youtube dan instagram.
Di panggung besar yang terkesan kurang “wah” karena pemakaian lighting tidak maksimal — konon terkendala daya listrik — penampilan para bintang medsos itu tidak terlalu menyengat penonton. Walau pun Stelly dan Laura tampil atraktif, dan Els Warouw maupun Kania Latihayu cukup komunikatif dengan penonton. Penampilan mereka ternyata seperti pemanasan sebelum kartu truf dikeluarkan.
Penampilan grup musik asal Bandung Lines of God yang mencampurkan irama rock, raggae dan ada pula kakawihan Sunda. Grup musik asuhan Log Zhelebour yang menampilkan dua vokalis itu — Aliya Zay dan Insan Aoi — cukup memanaskan suasana udara malam Sumbawa yang terasa dingin.
LOG bukan saja memberikan warna musik yang menarik, para personilnya juga cukup komunikatif dengan penonton. Bahkan diakhir pertunjukkan beberapa personilnya memberikan cendera mata kepada penonton dengan melamparkan t’shirt, topi dan bahkan stik drum yang baru saja digunakan.
Namun magnit terkuat konser “Don”t Kill Music” kemarin malam adalah penampilan Tony Q Rastafara bersama 4 personilnya yang lain. Grup reggae yang dikomandani oleh pendiri merangkap sebagai vokalis dan gitaris Tony Waluyo Sukmoasih, yang populer dengan nama Tony Q Rastafara, berhasil membius penonton.
Sebagian besar dari sekitar 2000an penonton yang terdiri dari anak-anak muda, ternyata hapal dengan lagu-lagu Tony Q Rastafara. Mereka ikut bernyanyi dan berjingkrak-jingkrak ketika Tony menyanyi. Mayoritas penonton hapal dengan lagu-lagu Tony Q Rastafara, baik yang agak menghentak maupun terasa sentimentil. Seperti biasa, Tony juga memberi kesempatan kepada para personilnya satu persatu, untuk memperlihatkan kemampuan mereka memainkan alat musik.
Penampilan Tony Q Rastafara di Konser “Don”t Kill Music” ternyata mampu menghidupkan konser musik yang hampir terbunuh karena prosedur keamanan, yang membuat waktu konser pun dimajukan 1 jam dari sebelumnya.
Pukul 21 30 waktu setempat konser sudah harus berakhir, dan tidak lama setelah itu aliran listrik di seluruh arena dimatikan. Tetapi bagi yang masih ingin bersantai sambil mendengarkan musik, ada beberapa tempat santai di Sumbawa besar yang buka sampai lewat tengah malam. (HW)