UrbannewsID Film | Ada sebuah ungkapan menarik dari seorang sutradara teater dan film asal Swedia, Ingmar Bergman, yang merupakan salah satu auteur terpenting di paruh kedua abad ke-20. “Tidak ada seni yang melampaui hati nurani kita seperti halnya film, dan langsung menuju perasaan kita, jauh di dalam ruang gelap jiwa kita.”
Artinya, jika menonton film jangan sekedar menempatkannya sebagai medium hiburan belaka. Apalagi hanya dikarenakan aktor maupun aktrisnya adalah sang idola. Namun, dalam film ada inspirasi sebagai sumber mata air untuk kita merenung, intropeksi, sekaligus pembangkit motivasi yang kita dapatkan.
Walau seni film tetap berada di zona rekayasa fiksi, tapi ada pola pikir, paradigma, kecenderungan mode, gaya hidup atau arsitektur yang menyelusup dalam skenario serta setting cerita. Dan, lagi-lagi artinya bahwa film merupakan sebuah dokumentasi sejarah atau miniature peradaban manusia sebagai penanda refleksi zaman.
Bayangkan saja, era atau zaman yang tidak kita ketahui atau alami sebelumnya, bisa kita tarik maju dan direkonstruksikan lagi dengan cara menonton sekelebat adegan dalam film. Dan, ini adalah sensasi belajar sejarah serta kehidupan masa lampau. Untuk itu, film tidak sekedar medium hiburan tapi film adalah perekam zaman sekaligus perekat ingatan.
Bicara film banyak tafsiran cerita yang bisa disampaikan, tidak hanya satu sisi saja tapi ada banyak sisi lainnya bisa di ceritakan. Salah satunya film biopik, yang mengangkat kisah hidup atau bagian dari kehidupan seorang tokoh nyata sebagai keabsahan fakta sejarah. Tokoh tersebut bisa berlatar belakang ilmuan, pemimpin negara, politikus, aktivis dan sebagainya.
Pastinya, masing-masing dari mereka memiliki kisah hidup atau kronologis kehidupan yang dapat diuturkan sebagai inspirasi. Misalkan, kehidupan seseorang dari masa kanak-kanak sudah ditempa kepahitan terus berjuang mengarungi dan terus berjuang merubah nasib (zero), kemudian kerja keras saat tumbuh dewasa menjadi hero.
Seperti film Yorick The Movie produksi Nevsky Picture, arahan sutradara Pepi Chappy, yang mengangkat kisah nyata perjuangan seorang anak laki-laki bernama Yorick, dari desa kecil di Kecamatan Panjalu, Ciamis. Sejak usia satu tahun, Yorick dirawat dan dibesarkan oleh Mak Encum, neneknya yang buta huruf, dalam kondisi serba kekurangan.
Kehadiran Yorick dimuka bumi, seperti si anak angin yang bergerak kesana kemari tanpa arah. Dia tidak di harapkan oleh kedua orang tuanya, bahkan sempat mau di titipkan ke panti asuhan sebelum di asuh oleh neneknya. Yorick kecil dalam perjalanan hidupnya tidak lepas dari hinaan dari saudaranya juga rekan-rakan. Sampai Yorick pun di pisahkan dari sang nenek yang berujung menggelandang di jalan tanpa tujuan.
Berkat nilai-nilai budi pekerti dari Mak Encum, berani hidup jujur, rajin, serta pantang menyerah, membuat Yorick mengubah rasa kelaparan, keterpurukan, dan hinaan jadi sesuatu yang positif. Dalam pengelanaannya, Yorick menemukan tempat pijakan yang tepat. Ada titik kulminasi atau puncak tertinggi merubah nasib kehidupan.
Bermula dari bekerja di sebuah toko komputer sebagai tukang angkat barang, Yorick menjelma menjadi pengusaha sukses yang bergerak dibidang teknologi (iT). Tuhan telah menuntunnya dalam penggembaraan, Yorick telah menemukan passion-nya, dan ia berhasil melewati seleksi alam untuk keluar sebagai pemenang. Baik untuk dirinya sendiri maupun banyak orang.
Film Yorick yang dialih-bahasakan dari novel produksi PT Nevsky Prospekt Indonesia karya Kirana Kejora, sekaligus penulis skenario, oleh Dexandra Bayu sebagai produser, bersama Kin Fathuddin selaku produser eksekutif. Yorick the Movie arahan sutradara Pepi Chappy ini, diharapkan mampu memberi banyak inspirasi nilai perjuangan menggapai sukses sosok Yorick bagi para penonton Indonesia.
Film yang melibatkan Andryan Bima, Ratna Riantiarno, Achmad Megantara, Nina Kozok, Epy Kusnandar, Ikeu Mukti, sebagai pemeran, dan penata musik Tya Subyakto. Baik membaca novel, dan juga menonton filmnya, kita seperti diajak melihat tentang orang-orang yang tak pernah mau menyerah. Seperti dikatakan Pepi Chappy, kisah Yorick adalah kisah kita sebagai manusia. Menonton Yorick adalah menonton diri kita sendiri.
Yorick the Movie karya inspiratif putra Jawa Barat, yang musung motto ‘keberanian yang akan mengantarkan pada kesuksesan’. Menurut rencana akan edar dalam waktu dekat ini di 5 negara yakni Singapore, Hongkong, Brunei, Malaysia, dan tentunya negeri sendiri, Indonesia. Untuk mengetahui lebih dekat Yorick the Movie, baik cerita singkatnya, pemain dan kru yang terlibat, novelnya, serta update beritanya, silahkan klik aplikasi yorick.id.|Edo