Urbannews | Barang bagus jika tidak dijual dengan cara bagus, hasilnya tidak akan bagus. Karenanya, barang tidak bagus atau semenjana, jika dijual dengan cara sangat bagus, hasilnya bisa jadi bagus. Bayangkan jika cara menjual dan kualitas barang itu sama-sama bagus, maka hasilnya akan sangat lebih dari bagus. Istimewa.
Menyadari hal itu, in-Lite, produk lampu anak Negeri dengan teknologi LED premium dengan harga terjangkau dengan standar SNI (Standar Nasional Indonesia) berikhtiar menerangi Indonesia dan hati warganya. Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote dengan cara lebih dari sekedar bagus. Yaitu menjadi backbone lini penjualan dengan cara membagikan berbagai produk in-Lite dengan secara percuma, atau gratis produknya kepada masyarakat Indonesia.
Terutama yang wilayahnya belum terterangi dan diterangi lampu penerangan. Seperti perkampungan, jalan umum, fasilitas umum, fasilitas sosial, hingga beberapa wilayah terdampak bencana. Yang aliran listriknya binasa, karena aliran listrik dari PLN mati. Seperti baru-baru ini yang in-Lite lakukan dengan membagikan lampu solar kepada korban erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur via Komunitas Pewarta Hiburan Indonesia (Kophi).
Apa yang dilakukan in-Lite bukan sekedar memenuhi tanggung jawab Corporate Social Responsibility (CSR) atau menurut peraturan perundang-undangan dikenal dengan istilah tanggung jawab sosial dan lingkungan sebuah badan usaha.Lebih dari sekedar melunaskan tanggung jawab CSR, in-Lite yang didukung garansi resmi dengan memiliki rekor tingkat retur (pengembalian produk) terendah dibawah 1%, ingin menjadi bagian aktif semua persoalan krusial masyarakat Indonesia.
Dengan senantiasa hadir menjadi satu dengan emosi dan suasana batin warga bangsa. Karenanya, dalam waktu dekat, setelah melunaskan kerja dan membaktikan diri dengan korban erupsi Gunung Semeru, in-Lite akan kembali menyebar seribu (1000) lampu kepada sejumlah pihak yang membutuhkan.
Dari berbagai wilayah di Jabodetabek hingga berbagai wilayah Indonesia lainnya. Dari sejumlah pasar tradisional yang penerangannya belum maksimal, hingga jalanan yang belum maksimal penerangannya. Juga rumah tinggal sejumlah sejumlah pekerja seni yang belum terterangi dengan sepatutnya.
Sederhananya, in-Lite ingin melunaskan kerja dan fungsi sosialnya, dengan riang berbagi rejeki seperti para Nabi. Dengan keyakinan tinggi, semakin banyak berbagi kepada sesama warga bangsa, akan semakin banyak yang akan in-Lite terima di kemudian hari.
Penerimaan balik itu, bukan semata urusan keuntungan bisnis, tapi citra positif publik kepada produk in-Lite, yang memang terbukti layak menjadi pilihan utama urusan penerangan dalam beragam kebutuhan.
Dengan menebar citra positif kepada masyarakat itulah, in-Lite yang telah berkiprah lebih dari lima tahun terus berinovasi pada varian lampu yang sangat beragam untuk untuk berbagai kebutuhan sektor industrial, komersial, residensial dan banyak lainnya, berharap memori publik tertanam nama produknya; in-Lite.
Sebuah produk anak negeri, yang dari segi kualitas, sebagaimana dikatakan Yudith Nurwulan, PR & Business Development Manager in-Lite, lebih dari sangat layak untuk disandingkan dengan sebuah produk lampu dari luar negeri, tapi dengan harga 30 persen jauh lebih murah.
“Kami ingin menerangi Indonesia, menjadi bagian aktif dan terkait dengan nuansa batin masyarakat Indonesia. Karenanya, kami ingin membagikan seribu lampu in-Lite kepada masyarakat dan komunitas yang membutuhkan. Agar wilayah, juga rumah mereka terterangi, serta hatinya juga turut benderang karena produk in-Lite,” kata Yudith Nurwulan.
Yudith Nurwulan menambahkan, in-Lite juga akan terus melakukan edukasi kepada publik tentang filosofi penerangan. Yang bukan sekedar akan menyibak kegelapan, tapi juga memberikan harapan, rasa aman, menjaga asa, dan nilai-nilai budi pekerti lainnya.
Akhirnya, bersama Kophi, in-Lite giat menjaga nilai-nilai kemanusiaan. Panjang umur kemanusiaan.