Urbannews | Dalam sebuah senyap yang dibingkai cahaya layar perak, akan lahir sebuah kisah yang tak hanya bercerita tentang cinta, namun juga tentang prinsip, nilai, dan pencarian makna. “Tak Kenal Maka Ta’aruf”, sebuah karya orisinal dari platform literasi Wacaku, siap menyapa penonton di bioskop seluruh Indonesia mulai 13 November 2025.
Diperkenalkan secara resmi dalam acara temu media di XXI Epicentrum, Jakarta, Selasa (14/10), film ini bukan sekadar kisah romansa biasa. Di balik alur yang hangat, tersimpan pesan yang kuat tentang pentingnya membangun hubungan yang sehat dan bermakna—melalui jalan yang terbingkai adab dan iman: ta’aruf.
Disutradarai oleh Toma Margenz dan diproduksi oleh Yahywa Titi Mangsa bersama IPB Press, film ini menjadi jembatan antara budaya populer dan nilai-nilai spiritual. Dalam sambutannya, Toma menyampaikan harapan bahwa film ini dapat menjadi medium edukatif tentang bagaimana generasi muda bisa saling mengenal tanpa kehilangan arah.
“Kami ingin memperkenalkan kembali cara bergaul yang baik, dengan menjadikan ta’aruf sebagai bentuk interaksi yang sehat di kalangan remaja,” ujar Toma, penuh semangat.
Dibintangi oleh Fadi Alaydrus, Saskia Chadwick, dan Dinda Mahira, film ini menceritakan perjalanan Zoya, seorang mahasiswi kedokteran yang berpegang teguh pada prinsip: tidak berpacaran sebelum menikah. Di balik keteguhan sikapnya, Zoya diam-diam memendam rasa takut untuk jatuh cinta—sebuah kondisi yang dalam psikologi disebut philophobia.
Namun hidup, seperti juga cinta, seringkali datang tak terduga. Pertemuan Zoya dengan Faris, mahasiswa teknologi kelautan yang juga vokalis kampus, mengubah segalanya. Faris tak hanya menggugah perasaannya, tapi juga menantangnya untuk melihat cinta dari sudut pandang yang lebih luas: bukan sekadar perasaan, tapi juga komitmen, nilai, dan arah.
“Dengan cerita yang kaya makna dan karakter yang kuat, film ini diharapkan menjadi tontonan yang menginspirasi sekaligus menuntun,” tutup Mim Yudiarto, penulis sekaligus produser film ini.
Lebih dari Sekadar Tontonan
“Tak Kenal Maka Ta’aruf” hadir di tengah kegelisahan generasi muda yang kerap gamang memilih jalan dalam menjalin hubungan. Film ini tak berniat menggurui, melainkan menawarkan alternatif narasi: bahwa cinta bisa ditempuh tanpa harus mengorbankan nilai dan jati diri.
Dengan visual yang lembut dan cerita yang menggugah hati, “Tak Kenal Maka Ta’aruf” menjanjikan pengalaman sinematik yang sarat renungan. Sebuah ajakan diam-diam untuk kembali menata hati, menyusun niat, dan memahami bahwa cinta sejati tak sekadar bertemu dan berkenalan—namun juga bertumbuh dalam kejujuran dan tujuan yang mulia.