Synchronize X-2025: Menyelaraskan Rasa, Merayakan Warna Dan Rupa

Urbannews | Setiap momen adalah perjalan sejarah. Hal ini sangat relevan, bukan saja di berbagai aspek kehidupan, tapi juga bagi festival musik seperti Synchronize yang memasuki usia ke-10 penyelenggaraannya. Synchronize Fest. 2025 bukan sekadar tentang waktu yang berjalan serentak, melainkan juga tentang harmoni dalam rasa dan keseragaman dalam rupa atau warna yang menciptakan kesatuan yang indah dan bermakna.

Synchronize Fest.: Lebih dari Sekadar Waktu

Secara cocoklogi, synchronize fest. berarti menyamakan waktu atau membuat sesuatu berjalan secara bersamaan. Namun, dalam konteks yang lebih luas, synchronize mengandung makna menyelaraskan berbagai elemen agar berjalan selaras dan serasi. Digelar pada tanggal 3 hingga 5 Oktober 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Konsep ‘saling silang’ yang diangkat sebagai simbol penting untuk mengingatkan kita akan pentingnya keselarasan dalam berbagai dimensi kehidupan.

Menyelaraskan Rasa: Harmoni dalam Perasaan dan Pikiran

Menyelaraskan rasa berarti menciptakan kesamaan persepsi dan emosi di antara musisi, sponsor atau penyelenggara. Dalam dunia yang semakin kompleks dan beragam, menyelaraskan rasa menjadi kunci untuk membangun empati, pengertian, dan kerja sama. Ketika rasa diselaraskan, konflik dapat diminimalisir dan kolaborasi dapat berkembang dengan lebih baik.

“Pada dasarnya, kita bicara soal keterbukaan, tidak ada yang ditutup-tutupi. Baik itu, di internal management Synchronize, maupun dengan musisi yang terlibat termasuk juga dengan pihak sponsor yang mensupport kita. Istilahnya berdiri sama tinggi_duduk sama rendah.” jelas Aldila Karina, Director of Communication Synchronize Fest, saat preskon, Rabu (20/9) di Jakarta.

Menyeragamkan Rupa atau Warna: Kesatuan Visual yang Mempesona

Selain rasa, synchronize fest. juga dapat diartikan sebagai menyeragamkan rupa atau warna. Dalam seni, desain, dan budaya, keseragaman warna atau rupa menciptakan kesan harmoni dan keteraturan yang menyenangkan mata. Semangat kolaborasi itu diwujudkan dengan menggandeng kolektif seni kontemporer ruangrupa. demajors yang menjadi ibu kandung Synchronize Festival dan ruangrupa sama-sama menapaki usia 25 tahun pada 2025.

Kolaborasi dua entitas yang berangkat dari semangat inklusivitas seni ini dapat dilihat di Hall D2 JIEXPO. Di area itu ruangrupa dan demajors tidak sekadar memajang karya, melainkan membuka portal di mana musik dan seni rupa bertabrakan jadi kosmos baru.

Perupa yang terlibat dalam pameran sangat beragam, mereka tergabung pada jaringan komunitas yang lahir dari ragam provinsi yang tersebar di kepulauan Indonesia. “Dalam tubuh Synchronize, ‘Saling-Silang” bukan jargon, melainkan praktik yang hidup,” ujar David Karto, Director of Festival Synchronize Fest.

“demajors dan ruangrupa tumbuh bersama selama 25 tahun. Bidangnya berbeda, tapi orang-orangnya tidak jauh beda. Di dalam pergerakannya, ruangrupa banyak berkolaborasi dengan Synchronize membawa semangat kebersamaan. Dan rasanya pada usia 10 tahun Synchronize, 25 tahun demajors dan ruangrupa, sepertinya tepat jika kami merayakan bersama,” ujar Ade Darmawan, inisiator ruangrupa.

Tema “Saling Silang”: Menyatukan Keberagaman dalam Harmoni

Tema “Saling Silang” menggambarkan bagaimana berbagai elemen yang berbeda dapat bertemu, berinteraksi, dan saling melengkapi satu sama lain. Dalam konteks festival, ini berarti menyelaraskan berbagai genre musik mulai dari rock, pop, jazz, hingga musik tradisional dan elektronik, serta menggabungkan musisi dari berbagai generasi dan latar belakang budaya.

Konsep ini mengajak penonton untuk merasakan kekayaan dan keberagaman musik Indonesia dan dunia, sekaligus menumbuhkan rasa saling pengertian dan kolaborasi antar komunitas musik yang berbeda.

Lineup dan Kolaborasi Unik

Synchronize Festival 2025 menghadirkan berbagai musisi dan kolaborasi yang mencerminkan tema “Saling Silang”. Penampilan spesial seperti Oom Leo Berkaraoke dengan tamu istimewa, Kunto Aji bersama Yogyakarta Hadroh Clan, serta Elvy Sukaesih yang berkolaborasi dengan Tokyo Paradise Orchestra, menjadi contoh nyata bagaimana genre dan generasi yang berbeda dapat bersatu dalam satu panggung.

Dan, masih banyak line-up artis yang ikut terlibat penuh kejutan. Salah satunya yakni, setelah sekian purnama tidak muncul apalagi manggung, Guruh Gypsi akhirnya turun kegelanggang hanya untuk Synchronize Fest. Menyelaraskan berbagai genre musik dan generasi, menciptakan harmoni dan keberagaman dalam satu panggung. Festival ini menjadi wadah bagi para musisi dan penikmat musik untuk bersatu dalam perayaan kreativitas dan budaya.

Selain menikmati musik, pengunjung dapat menikmati berbagai instalasi seni, bazar kreatif, dan ruang interaktif yang mendukung tema “Saling Silang”. Festival ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga ruang edukasi dan inspirasi bagi para pecinta musik dan seni.

Synchronize Festival 2025 dengan tema “Saling Silang” mengajak kita untuk merayakan keberagaman dan kesatuan dalam musik dan budaya. Festival ini menjadi simbol bagaimana perbedaan dapat disatukan dalam harmoni, menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi semua yang hadir. Dengan menyelaraskan berbagai aspek, kita dapat menciptakan dunia yang lebih terhubung, damai, dan indah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *