Urbannews | Membangun sebuah kampanye content marketing itu sama seperti membuat produk panganan. Bagaimana kita mencari pasar yang tepat, materi yang memikat atau menentukan karakteristik konsumen, serta pesan yang ingin kita sampaikan. Begitu juga, kampanye sebuah karya musik atau lagu.
Bayangkan saja, ada satu lagu yang sangat diandalkan (champion content), di mana lagu itu seperti “anak emas” dan dipersiapkan secara matang agar dapat mendongkrak popularitas penyanyi atau musisi. Misalnya dengan cara disebarkan lewat radio, dibuat video clip, dipromosikan melalui media sosial dan akan dinyanyikan pada setiap hari.
Sama seperti di dalam kampanye content marketing, kalau kita menemukan satu konten yang bisa mendatangkan traffic tinggi, tentu kita akan mendorong konten tersebut melalui media sosial, bahkan sampai memanfaatkan paid ads agar semakin banyak calon konsumen yang mau membeli produk atau jasa yang ditawarkan.
Melihat hal di atas, tentunya membangun strategi kampanye content marketing dan strategi promosi single lagu itu memiliki beberapa persamaan. Ada pula beberapa strategi content marketing lain yang dapat kita pelajari dengan memperhatikan cara pemasaran para musisi yang lain.
Dalam satu minggu ini, di jagad maya kita dihebohkan oleh aksi sederet artis Tanah Air yang mengunggah foto sedang turun ke jalan sambil membawa kertas yang bertuliskan tentang tanggal 28 Juli, hari yang ditunggu-tunggu.
Aksi para seleb tersebut seperti massa demonstran yang menuai penasaran. Misal; “Kita semua sepakat untuk meminta suaramu tanggal 28 Juli,” postingan Raffi Ahmad di instagram miliknya dengan menambahkan keterangan nggak sabar banget nungguin 28 Juli.
Ada pula, “28 Juli suaramu akan kami tunggu apapun yang terjadi,” tulis Tyas Mirasih dalam unggahannya. “Kami siap mendengarkan tanggal 28 Juli 2021,” tulis Oki di Instagram miliknya. Kemudian, “28 Juli 2021, kamu bersuara, kami mendengarkan,” tulis Prilly Latuconsina di Instagram pribadinya.
Nah! Penasaran masyarakat juga para follower seleb tersebut terjawab hari Rabu (28/7) sore. Ternyata, ini cara strategi kampanye penyanyi muda belia Aminda, yang memperkenalkan single terbarunya berjudul “Tiada Cinta Selain Kamu” karya Virgoun.
Gadis bernama lengkap Amindana Chinika ini, yang sebelumnya bekerjasama dengan Yovie Widianto, kali ini ia coba kambali menjelajahi ruang musikalnya bersama komposer sekaligus produser muda Virgoun. Aminda berusaha mengeksplorasi kemampuan olah vokal dan ketertarikannya pada nada juga lirikasi karya-karya Virgoun yang menyentuh hati.
Pasar musik memang berubah, saat ini penyanyi dituntut untuk lebih kreatif serta trik khusus mempromosikan single, layaknya sebuah produk. Kita bisa berkaca dari cara pemasaran para musisi. Misal; Siapa sih yang enggak suka Beyonce? Lagu-lagu hits dari sang diva satu ini nggak pernah lepas dari playlist yang wajib dinyanyikan waktu karaoke-an.
Bukan sekedar memiliki suara yang patut diacungi jempol, Beyonce juga merupakan seorang yang jenius dalam hal memasarkan album. Ketika dia launching album kelimanya di tahun 2015. Bukan hanya mengandalkan kualitas musiknya, Beyonce juga menyajikan beragam konten untuk menarik perhatian penggemarnya.
Selain membuat 17 video dari 14 lagu yang ada di dalam album tersebut. Dirinya juga membuat trailer 4 menit mengenai tour yang akan dijalaninya dan ditayangkan secara konstan pada media sosial. Hasilnya, konten ini sukses menarik lebih dari 7 juta views, dan membuktikan kalau Beyonce bukan sekadar musisi berkelas tetapi juga marketer yang andal.
Melihat dari apa yang dilakukan Beyonce, kita dapat mengetahui kalau membangun content marketing itu tidaklah cukup hanya mengandalkan kekuatan kontennya saja tetapi juga perlu menyajikannya secara rutin. Cara bisa membuat materi yang tidak terlalu rumit, pendek-pendek saja tetapi up to date dan menarik minat audiens dan kepercayaan publik terhadap brand kita nantinya.
Apa yang dilakukan Aminda cukup menarik. Sebagai catatan, ada 3 hal yang dapat kita pelajari dari Macklemore mengenai mencari ide untuk kampanye content marketing, seperti;
1) Mencari tahu tren-tren yang di zaman dahulu, lalu kita tambahkan dengan ide baru yang dapat membuatnya naik lagi. Satu hal yang kita ketahui yaitu, masyarakat itu senang dengan hal yang bernuansa nostalgia. 2) Melihat topik-topik yang sebenarnya banyak mengundang perhatian masyarakat tetapi masih belum terlalu terekspos media. 3) Kita dapat mencari inspirasi dari kegiatan sehari-hari yang bisa berhubungan dengan semua orang