UrbannewsID Musik | Setelah album pertama berjudul Reinkarnasi dirilis setahun yang lalu. Squad musik cadas Death Distortion, beranggotakan Trison Manurung (lead vocal Roxx & ex Edane), Wawan Cher (ex gitaris Blue Savana, Wolfgangs dan No Limits), Ega Liong (gitaris Blackout Band), Didiek Orange (ex basist Roxx dan One Feel), serta Rian Dani, drummer muda berbakat, praktis seperti berada diruang kedap suara.
Keberadaannya nyaris tak terpantau, begitupun karya musiknya kurang terdengar dan bergema, masuk
menembus batas ruang para pencinta musik rock di tanah air. Setahun sudah berlalu, kehadiran Death Distortion seperti fatamorgana, ada tapi tiada. Mungkin ini adalah proses untuk berdiri tegak, dimana musisi harus bereaksi dan berlari cepat mengembangkan diri lewat kerja cerdas untuk melewati banyak riak dan gelombang yang dihadapinya.
Dan, hari Senin (30/4) ini, Death Distortion kembali menelurkan karya terbarunya berjudul “Terserah”. Sebuah lagu yang bercerita tentang kepasrahan seseorang kepada pasanganya yang bersikap seenaknya sendiri. Lirik lagu yang dikemas sangat ringan dan lebih santai, dengan bahasa sehari- hari yang mudah dipahami. Judul lagu ‘Terserah’ ini, semoga saja bukan menyiratkan tentang ‘kepasrahan’ mereka terserah
pendengar musik rock tanah air mau menikmatinya.
Band dibawah naungan Putra Mandala Production ini, nampaknya sekarang sudah memiliki kesiapan untuk kembali berada dihutan rimba industri musik. Bukan soal metal, karena para personelnya muka lama yang sudah teruji berada dipanggung musik. Tapi, secara manajemen lebih serius melakukan upaya promosi dan mengkampanyekan brand band beserta produk lagu terbarunya. Seperti yang dilakukan hari ini, bersamaan dengan rilis single terbarunya, secara serentak 200-an radio memutarkannya.
Selain itu, Death Distortion bersama manajemennya lebih agresif menjual karya terbarunya, sekaligus pula menjaring fans baru dari kalangan muda di seluruh daerah di Indonesia, lewat serangkaian Promo Tour mulai dari beberapa kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan tidak menutup kemungkinan akan singgah juga di provinsi lain. Dengan single ini Death Distortion berharap bisa lebih berkontribusi positif untuk musik Rock tanah air dan juga single ini bisa diterima oleh masyarakat luas.
Perjalanan musik rock di Indonesia, sejatinya sudah menjadi cerita panjang yang bisa dibeberkan dalam beberapa episode atau periode. Mereka –musisi rock—telah menyumbangkan banyak kisah, dan juga menyelipkan pesan inspiratif, baik lewat karya lagunya maupun gaya bermusiknya. Meski tak ada yang membatasinya, tapi nampak sisi komersialisasi kini sudah jadi bagian dari rock. Semoga sesuai namanya,. Death Distortion tidak “terjebak” dalam industri musik itu sendiri. Dimana rock sekarang sudah kehilangan sisi eksperimentalnya, atau kurang berwarna.|Edo