Urbannews | Pesantren, sebuah film dokumenter yang kini siap tayang di bioskop Tanah Air pada 4 Agustus 2022 ini, memperlihatkan bagaimana kehidupan para santri di pesantren dengan sudut pandang yang berbeda. Film yang disutradarai oleh Shalahuddin Siregar, serta Lola Amaria selaku produser, mempercayakan pemainnya diperankan langsung oleh para santri yang ada di pesantren tradisional Pondok Kebon Jambu Al-Islamy di Cirebon, sebagai lokasi syuting dengan 1.800 santri yang dipimpin seorang perempuan.
Ya, jika kebanyakan pesantren dikelola oleh laki-laki, berbeda dengan pesantren ini yang dipimpin oleh seorang perempuan yang dikenal dengan Ibu Nyai Masriyah Amva. Sebagai pemimpin pesantren, Ibu Nyai memberikan pengajaran mengenai nilai-nilai agama pada santri dengan pendekatan yang santai. Metode pembelajaran yang diberikan oleh Ibu Nyai memberikan kenyamanan bagi para santri.
Film Pesantren tetap melakukan pendekatan observasional dan berpusat pada kisah dua santri dan dua guru muda. Film ini menyorot kehidupan seorang guru kesenian bernama Bibah, santri senior bernama Dika yang terpilih menjadi kepala kamar, juara bertahan kompetisi stand up comedy tahunan di sekolah itu bernama Dul Yani, dan guru muda yang juga kepala departemen pendidikan bernama Diding. Film Pesantren memperlihatkan seperti apa kehidupan di dalam pesantren.
Meskipun begitu, film ini akhirnya bisa selesai pada tahun 2019 dengan dukungan dari In-Docs, Steps International, Kedutaan Denmark di Jakarta, Talents Tokyo, serta dua stasiun TV internasional, NHK dan Al Jazeera Documentary Channel. Film ini diputar pertama kali di International Documentary Film Festival Amsterdam (IDFA) pada tahun 2019.
Film Pesantren diproduksi oleh Negeri Films, sementara distribusinya di bioskop dilakukan oleh Lola Amaria Productions. Lola Amaria mengatakan bahwa isu yang dibawa film Pesantren sangat penting untuk Indonesia saat ini. Untuk itulah, setelah lelah berkeliling, termasuk program pemutaran film Pesantren di 10 pesantren di pulau Jawa selama bulan Ramadan tahun 2022. Lola Amaria Production akhirnya mendistribusikan film ini di jaringan bioskop komersil.
Pesantren adalah salah satu Institusi pendidikan tertua di Indonesia. Tapi karena kesannya tertutup, pesantren jadi sering disalahfahami. Sebagian besar muslim yang tidak pernah mondok juga jarang tahu bagaimana para santri tinggal di pesantren dan apa yang diajarkan. Karena itulah film Pesantren dibuat. Kita diajak dalam pengalaman sinematik, yang digerakkan oleh tokoh, cerita, maupun pembuat film tentang kesederhanaan, kesetiakawanan, ketekunan, kegotongroyongan, kesabaran, dan kesalehan.
Salah satu yang juga menarik dalam Film Pesantren adalah soal keterbatasan fasilitas pesantren tradisional bila dibandingkan dengan yang modern. Tapi para penonton juga disuguhkan apakah modern itu hanya perkara bangunan saja, atau justru yang terpenting adalah modern pemikirannya. Kita bisa menyaksikan dari dialog-dialog yang terjadi, betapa mereka sangat maju dan terbuka sekali pemahaman islamnya.
Jika kita ingin mendapatkan kumpulan kualitas dalam sebuah film dokumenter, yang mampu memberikan rasa kesenangan dan kebanggan pada indera kita, kemudian menerbitkan rasa haru dan riang secara berbarengan, maka tontonlah film Pesantren. Sesuai tagline-nya, beragama dengan santai, atau bersantai dengan agama.