Jakarta, UrbannewsID.com | Konsistensi adalah kesabaran, dan kesabaran adalah kunci sukses. Kalimat ini, sekedar menggambarkan sosok penyanyi wanita berdarah Ambon yang separuh usianya berada dipanggung musik tanah air, tanpa jeda. Dia, adalah Ruth Sahanaya atau dikenal dengan sapaan akrab Uthe. Tiga puluh tahun berkarir di dunia musik, adalah usia yang cukup pantas namanya masuk kedalam jajaran musisi/penyanyi produktif di katalog musik Indonesia.
Rentang waktu yang cukup lama tersebut, Uthe telah menghasilkan 17 album studio, meraih sederet penghargaan baik dari negeri sendiri maupun dari luar negeri berkat prestasinya, begitu pula jadwa manggung terus menghampirinya. Tanpa bermaksud melebih-lebihkan, Ruth Sahanaya sebagai seorang penyanyi dengan teknik vokal yang terbaik di Negeri ini, layak disebut sebagai salah satu DIVA Indonesia. Semua hal telah diraihnya, mencapai titik populeritas bagi diri Uthe bukan puncak segalanya.
Dalam kehidupan selalu ada ruang rindu yang menggebu untuk kembali pada suatu masa lalu, dan atau mungkin mencoba sesuatu yang baru. Uthe pun sama, ia memiliki mimpi dan keinginan pada suatu saat nanti melahirkan sebuah album dengan format big-band. Hal ini, dikemukakannya kepada sang suami sekaligus manajernya, Jeffry Waworuntu, setelah merilis album ke-17, berjudul “Simfoni dari Hati” dua tahun lalu. Dan, hari ini Minggu (11/2/2018) siang tadi, Uthe merilis album terbarunya ke-18 bertajuk ‘Rinduku’ format big-band di Aminta Plaza, Jakarta Selatan.
Kerinduan Ruth Sahanaya yang terbayarkan di album ini, tidak lepas dari kolaborasi dan campur tangan Ria Prawiro, seorang komposer, penulis lagu produktif yang sukses di Indonesia. Ria yang telah banyak bekerja sama dengan banyak musisi, penyanyi dan pencipta lagu terkenal sejak era 90-an, seperti Dodo Zakaria, lndro Hardjodikoro, Aminoto Kosin dan lainnya. 10 lagu yang bertengger di album ‘Rinduku’ adalah buah karya Ria Prawiro, yang musiknya digarap dengan format big-band oleh muda Gihon Lohanda sebagai Music Director.
“Terus terang, saya sangat bersyukur dipertemukan dengan mama ria [sapaan uthe] yang sama-sama memiliki obsesi meluncurkan karya lagu dalam format big-band. Mungkin ini ada tangan Tuhan untuk mewujudkan sebuah album yang fresh, elegan, dan diharapkan jadi cerita dan sejarah baru bagi kita yang tidak kalah apik. Dan, uniknya lagi beberapa lagu dalam album ini bernuansa jazz, semakin menambah kerinduan saya untuk kembali sebagai penyanyi jazz pada masa saat pertama dipanggung hiburan,” ujar Uthe.
Kerinduan dan bahagia juga dirasakan pula oleh Ria Prawiro, karena ia dapat bekerjasama dengan idolanya Ruth Sahanaya. Beberapa lagu ciptaan Ria yang juga dibawakan oleh salah satu diva Indonesia, Vina Panduwinata. Dalam album ‘Rinduku’, ada yang direkam ulang dengan aransemen baru dan ada pula karya lagu yang tidak pernah di publish. “Ketika saya minta Gihon Lohanda untuk membuat komposisi musiknya dalam format big-band, terlintas dalam benak saya adalah Ruth Sahanaya yang harus membawakannya,” pungkas Ria, yang juga selaku Executive Peoduser dalam album ini.
Sekedar catatan ringan. Album ‘Rinduku’ Ruth Sahanaya yang di produksi Kariza Music yang sudah bisa didapatkan per-hari ini di blanja.com, serta di beberapa digital store seprti iTunes, Joox, Spotipy dan lainnya ini, tidak berhenti diruang tunggu penggemarnya yang merindu saat ini saja. Di khazanah industri musik saat ini, harus ada gerakan revolusioner dalam peluncuran sebuah album, dilengkapi sebuah narasi atau catatan perjalanan penyanyinya, peciptanya, musisinya, proses pembuatannya, dan kisah dibalik cerita lagu. Bukankah membuat karya musik adalah membuat sejarah. Sejarah untuk diputar ulang oleh generasi mendatang.|Edo