Urbannews Musik | Angka 361, menjadi angka bersejarah bagi grup band Slank maupun Provinsi NTT. Pasalnya, angka tersebut adalah penyatuan dari kedua angka hari jadi Slank yang 36 tahun, dan NTT ke 61 tahun. Tidak heran, angka ini menjadi petanda kolaborasi keduanya dalam merayakan HUT-nya yang diberi tajuk ‘SLANK HUT NTT 361 with Sumba Humba Eco Festival’ pada 21 Desember mendatang di hamparan Padang Savana Puru Kambera Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, yang excotic.
Kata Sumba Humba yang menjadi brand eco festival HUT NTT ini sangat menarik, karena diambil dari lagu Slank berjudul sama. Lagu ini dibuat sebagai bukti kecintaan Slank pada Pulau Sumba yang di kenal dengan alam dan budayanya yang eksotis. Menurut Bimbim yang menulis lagu ini pertengahan tahun lalu saat ia berlibur, liriknya adalah nama-nama tempat wisata termasuk tokoh sejarah. Simak liriknya; Perfect sunset, bukit persaudaraan, waingapu pagi puncak tenau welcome dance Raja, Raja Prailiu. Sumba Humba From Sumba With Love.
Festival Kolaborasi HUT Slank & HUT NTT ini di inisiasi oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat yang memiliki visi kuat mengembangkan pariwisata di NTT besar-besaran sebagai penggerak utama ekonomi masyarakat di Provinsi kepulauan ini. Lewat EO lokal PT Anpro Timorindo (NTTnesia Activation) sebagai penyelenggaraan, festival kolaborasi Slank dan Provinsi NTT dapat menjadi pemantik meningkatnya kunjungan para wisatawan dalam negeri maupun mancanegara.
Direktur utama PT Anpro Tumorindo (NTTnesia Activation), Ivan Rondo memaparkan, angka 361 dalam gelaran Slank HUT NTT ini juga dimaknai dengan cara berbeda yaitu perayaan selama 3 hari, 6 experience dan 1 rasa. “Festival kolaborasi dengan mengusung konsep pariwisata musik (music tourism) di alam terbuka, sebagai cara baru yang bukan saja memasarkan destinasi wisata tapi bagaimana menggerakan partisipasi masyartakat dan pelaku UKM dalam memanfaatkan peluang ekonomi,” tukas Ivan Rondo, Kamis (12/12) di Markas Slank, Jakarta.
Ivan Rondo juga mengatakan, festival ini juga melibatkan seniman dan artis asal sumba yang sudah go public dengan tema ”Sound of Savana” saat sunset di sore hari sampai malam dengan sajian berbagai seni budaya berbalut alam yang menarik. Dan, untuk pertama kalinya akan diperkenalkan sebuah alat musik tradisional bernama Jungga, yaitu gitar dawai warisan seni budaya nenek moyang orang Sumba berumur ratusan tahun yang masih dilestarikan sampai hari ini.
Selain itu, Pulau Sumba yang memiliki potensi kekayaan wisata megalitik yang unik di dunia, serta berbagai produk budaya seperti tenun ikat, rumah adat, serta budaya berkuda Pasola yang sudah kesohor dengan kuda Sandalwood. Akan disajikan pula ragam kuliner khas, serta area Camping Ground bagi pengunjung baik keluarga maupun anak muda untuk bisa menginap di alam terbuka di area event dengan biaya terjangkau. Ada pula fasilitas spot selfie instagramable yang menarik.
“Kolaborasi Slank dengan Provinsi NTT ini, bagian dari komitmen Slank turut menjaga, melestarikan, sekaligus pula mempopulerkan kekayaan alam serta budaya Indonesia dimata dunia. Slank ingin berbagi pengalaman betapa indah bumi nusantara ini, termasuk di Sumba. Dengan kehadiran Slank di HUT NTT nanti, diharapkan menjadi pemicu bagi mereka yang ingin melihat destinasi wisata di NTT, khususnya Sumba. Untuk itu, Slank akan menghibahkan perangkat yang digunakan di area Camping Ground untuk dikelola masyarakat sekitar,” ujar Bimbim.
Untuk informasi update tentang Slank HUT NTT 361 bisa Iangsung mengunjungi akun Official Instagram @sumbahumbaecofestival dan facebook Sumba humba eco festival, serta official website dan socmed Slank.com.|Edo