Urbannews Musik | Mendengarkan, menikmatii dan memahami musik intrumental, memang butuh waktu barang sejenak untuk melepaskan lelah pikiran serta mengosongkan segala keruwetan. Karena, tidak akan menemukan sepanggal kata atau lirik pun yang menyelip dalam notasi yang dimainkan. Semuanya serba melodius lewat sekumpulan nada dan birama bunyi-bunyian alat musik. Begitupun, bagi mereka yang memainkan karya instrumental dibutuhkan kepiawaian meramu dialog bunyi antar instrumen yang dimainkan, agar tetap harmoni dan enak didengar.
Seperti yang dilakukan Dewa Budjana dan Tohpati, melalu album Janapati yang berisikan sepuluh Iagu, sebagian di antaranya diselesaikan dengan melibatkan orkestra Praha. Menandai albumnya mulai dipasarkan baik lewat digital store, juga format cakram (CD) dan piringan hitam. Janapati, akronim dari nama Dewa Budjana dan Tohpati, langsung menggelar konser bertajuk ‘Janapati in Concert with Orchestra’ di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jumat, 30 Agustus 2019 mulai pukul 19.30 WIB.
Konser Janapati yang di promotori oleh POS Entenainment, yang sukses menggelar 35 tahun Slank Indonesia Now di Stadion Gelora Bung Kamo tahun lalu. Dhani Pette sang promotor mengungkapkan rasa syukur, setelah penantian selama 4 tahun akhirnya terealisasi mempertemukan kedua musisi bermain dalam satu panggung. “Mempertemukan kedua musisi ini sulit sekali. Maklum, mereka memiliki jadwal yang cukup padat di band-nya masing-masing,” tukas Dhani, saat di jumpai di kawasan Antasari, Jakarta Selatan, Selasa (28/9).
Bagaimana kedua musisi yang sama-sama memiliki permainan menonjol dalam gitar akustik ini, mampu kerja bareng menghasilkan album dengan deretan reportoarnya yang dikemas secara orkestrasi. Dan, bagaimana pula mereka mengatur harmonisasi dalam konsernya yang melibatkan sekitar 50 musisi, diantaranya Fajar Adi Nugroho (bass), Marthin Siahaan (keyboard), Demas Narawangsa (drum), lwan Wiradz (latin perkusi), Sultan (sequencer), dan barisan pemusik orkestra dengan konduktor RM Condro Kasmoyo, siap menebar kemegahan sepanjang pertunjukan.
“Kerjasama dengan Bujana sampai saat ini, saya gak pernah ada masalah. Semua berjalan lancar, tanpa harus dengan kata-kata sudah diungkapkan sendiri. Misalnya, soulnya siapa yang masuk duluan atau lainnya, kita sudah paham. Saling menjaga dan toleransi, itu yang penting dan jarang ditemui sesama musisi. Materi yang nanti kita bawakan spektrumnya agak lebar, dan musisi punya ruang sendiri, ada yang ruwet, simple, dan etnik ngerock gak cuma jazz aja. Kami ingin mengatakan bahwa musik instrumental itu bisa dinikmati tanpa harus ada vokal,” ujar Tohpati.
Ada 14 komposisi lagu karya Janapati, termasuk 9 yang ada di album akan dibawakan dalam konser berdurasi sekitar 2 jam nanti. “Tdk ada bintang tamu, karena kita konsentrasi pada ekspresi musik yang ingin ditampilkan. Penonton juga perlu mendengarkan melodi tanpa lagu itu bagaimana. Ada pasar cukup besar di luar sana ingin menikmati musik instrumental seperti yang kami mainkan ini. Persoalannya, ruang atau panggung untuk mereka menikmati sangat jarang. Promotor musik sekarang ini banyak, tapi sedikit yang berani seperti Dhani Pette nekad menggelar konser musik instrumental yang sangat segmented,” tukas Dewa Budjana.
Seperti di awal tulisan, karena tidak akan menemukan sepanggal kata atau lirik menyelip dalam notasi yang akan dimainkan dalam konser nanti. Saya mengusulkan, ada buku panduan yang berisikan tentang konser Janapati, profile Budjana dan Tohpati, juga para musisi yang ikut terlibat, tentang POS Entenainment dan kiprahnya, dan tentunya yang penting juga reportoar yang akan dibawakan berikut dengan kisah atau cerita yang melatarinya. Hal ini sangat diperlukan, agar pesan yang tersirat dalam karya lagu lewat dialog bunyi tersampaikan.
Untuk bisa menikmati ‘Janapati in Concert with Orchestra’, pihak penyelenggara membandrol harga tiket masing-masing Platinum Rp. 750.000 (Platinum), Rp. 600.000 (Gold) dan Rp. 400.000 (Silver). Untuk infonnasi lebih lanjut dapat melalui: www.posentertainment.id.|Edo