Urbannews Film | Membaca judul film terbaru produksinya Alenia Pictures, sangatlah menarik. Dua suku kata yang disatukan yakni ‘rumah’ dan ‘merah putih’ tersirat makna yang sangat dalam. Coba kita telisik satu-satu; kata rumah dimaksud bukanlah hanya sebuah bangunan untuk ditempati atau sekedar ditinggali saja, tapi ruang yang menciptakan kenyamanan, kehangatan, serta kebahagiaan selama mungkin saat kita berada di dalamnya.
Sedangkan, merah putih merujuk pada warna bendera republik tercinta, Indonesia. Menurut Bung Karno, makna merah putih bukan melulu diartikan berani dan suci seperti yang kita pahami selama ini. Enam ribu tahun lalu sebelum Indonesia Merdeka, manusia yang hidup di tanah air Nusantara sudah mengenal warna Merah Putih yang memiliki makna spiritual. Mereka meyakini bahwa matahari berwarna merah, bulan berwarna putih, sebagai pemberi kehidupan.
Bendera Merah Putih dengan segala pemaknaannya tersebut diatas menjadi landasan bagi Ari Sihasale selaku sutradara dan produser, bersama sang istri Nia Sihasale Zulkarnaen sebagai executive producer, membuat film bioskop kesembilan berjudul ‘Rumah Merah Putih’. Film yang akan tayang pada 20 Juni 2019 mendatang ini, terinspirasi dari kejadian nyata kecintaan anak-anak di perbatasan Indonesia, tepatnya di Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Timor Leste, terhadap tanah airnya.
“Saya ingin menularkan rasa nasionalisme, semangat untuk berubah. Ingin menunjukkan bahwa anak-anak dari Indonesia Timur punya kesempatan dan kemauan yang sama dengan anak Indonesia Iain. Bahwa kita nggak bisa diem. Kita harus memupuk kembali persatuan dan cinta tanah air. Semangat ini diawali anak indonesia Timur dan semoga bisa jadi inspirasi buat semua anak Indonesia. Di mana pun kita punya kesempatan yang sama asal kita mau,” tegas Ari, saat memperkenalkan trailer & poster filmnya, Senin (20/5) di kawasan Kemang Jakarta.
Film ‘Rumah Merah Putih’ yang skenarionya ditulis oleh Jeremias Nyangoen, menghadirkan pemain antara lain; Pevita Pearce sebagai Maria Lopez, Yama Carlos sebagai Daniel Amaral, Shafira Umm sebagai Rosalia, Abdurrahman Arif sebagai Ruslan, dan Dicky Tapitapikalawan sebagai Oracio Scares. Selain itu, diperkenalkan pemain anak-anak asli dari NTT sebagai tokoh utama yaitu Petrick Rumlaklak sebagai Farel Amaral, dan Amori De Purivicacao sebagai Oscar Lopez.
Film yang menurut Ari Sihasale rencananya akan menjadi awal trilogi perbatasan, dan nantinya juga akan membahas kehidupan perbatasan lainnya seperti Papua dan Kalimantan. Rumah Merah Putih ini menceritakan tentang Farel Amaral dan Oscar Lopez yang tinggal di perbatasan NTT-Timor Leste. Meskipun mereka hidup dengan kesederhanaan, tapi rasa cinta mereka terhadap tanah air sangatlah dalam. Kisah berawal dari satu minggu jelang perayaan 17 Agustus, ketika Farel dan Oscar bersama Anton serta juga David mengikuti acara lomba panjat pinang.
Namun bukannya bersatu mereka malah berdebat soal hadiah mana yang harus diambil duluan. Ketika Mereka gagal, mereka malahan saling menyalahkan satu sama Iain. Masalah makin rumit ketika dua kaleng cat merah putih milik Farel hilang entah kemana. Takut dimarahi ayahnya, Farel, Oscar dan teman-temannya berupaya mengumpulkan uang untuk membeli cat. Namun tidak cukup sampai disitu, mereka pun harus menghadapi kenyataan bahwa stok cat merah putih sudah habis karena 17 Agustus sudah semakin dekat.
Perjalanan Farel, Oscar berserta teman-temannya merayakan 17 Agustus menjadi cerita utama film dengan bendera merah putih. Meskipun benderanya sempat tidak terbuka, mereka kemudian tetap menyanyikan Indonesia Raya sampai nangis. Tiba-tiba seorang anak berlari mengambil alih dan mengibarkan bendera tersebut. “Sebuah momen yang sangat membanggakan. Kami menampilkan adegan itu di film agar orang tahu betapa besar kecintaan warga di gerbang terdepan untuk Indonesia,” cerita Nia Sihasale Zulkarnaen.|Edo