Jakarta, UrbannewsID.| Percaya atau tidak, perkembangan musik di Indonesia memang luarbiasa. Pertumbuhan grup musik (band) atau solois baru dengan berbagai karakter, menjadi indikasi betapa musik sudah demikian mendarah-daging untuk penikmatnya. Hebatnya, meski periuk yang tersedia terbatas dan ketat, ternyata tidak membuat gentar anak-anak muda yang punya mimpi lewat musik.
Hampir setiap hari bermunculan para pendatang baru yang unik. Walau ada yang memiliki kemampuan secara materi dan skill, tapi tidak sedikit yang sekedar apa adanya. Ada yang serius dan siap lahir batin, tapi cilakanya ada pula hanya batu loncatan, hobi atau kesenangan untuk mengisi waktu luang saja. Ya, paling tidak membuka mata kita, ranah musik ini memang belum habis untuk dikupas.
Seperti penyanyi bernama lengkap Reki Yuniarto atau akrab di sapa Riqieno, memperkenalkan single pertamanya bertajuk “Walau Hidup Tak Seindah Mimpi” yang sekaligus sebagai pertanda debutnya terjun di industri musik tanah air. Lagu yang berirama dangdut karya Jay Jalalu, Riqieno mendendangkannya tidak sendiri tapi dia menggandeng Eno sahabatnya sebagai teman duet.
Lewat brand-name panggung Riqieno atau boleh juga disebut sebagai merek dagang, dunia hiburan baginya memang bukanlah barang baru. Mulai dari modeling, sebagai Duta Pariwisata Bujang Gadis Empat Lawang Sumatra Selatan (2011), bermain di drama musikal, Ftv, dan film layar lebar berjudul “Psikopat” yang siap tayang di bioskop dalam waktu dekat ini, hingga duet bareng dengan Anisa Bahar.
“Turus terang, keluarga saya memang suka nyanyi. Sama seperti saya, semuanya suka dengan musik melayu. Tapi ketika saya ditawari lagu berirama dangdut yang modern oleh Jay Jalalu. Awalnya sih agak ragu, apa saya mampu. Setelah saya mendengarkan musik dan liriknya, dan juga di support Eno yang berpengalaman, kenapa nggak saya ambil kesempatan ini,” kilah Riqieno, saat ngobrol santai di Foodism Kemang, Rabu (19/7) malam.
Jay Jalalu sebagai sahabat sekaligus produser, mengatakan, lagu “Walau Hidup Tak Seindah Mimpi” yang diciptakannya ini, sudah di persiapkan cukup lama. “Saya memang nunggu moment yang tepat, termasuk kesiapan Riqieno sendiri menerima tantangan untuk terjun secara serius di industri musik, khususnya dangdut. Tapi, alhamdulillah dengan beberapa kali pertemuan, dia bersedia,” ungkap Jay.
Hal senada juga disampaikan Eno sebagai partner duet di single ini. Menurutnya, selain dia suka karakter suara Riqieno, menyanyikan lagu dangdut juga menjadi tantangan bagi dirinya. “Membawakan lagu dangdut benar-benar sesuatu yang baru dan juga tantangan. Pasalnya, saya lebih sering membawakan lagu-lagu rock. karena sesuai dengan karakter saya. Karena mereka berdua adalah sahabat saya, wajib mendukungnya,” papar Eno.
Lagu ini menurut Jay, berkisah tentang mimpi-mimpi yang indah saat masih bersama. Walau suatu saat ia harus berpisah, biarkan mimpi indah itu tetap ada dihati. Cinta memang tak harus meiliki, tapi bersamaan dan keindahan harus terjaga. Kisah dalam lagu ini tanpa sengaja memang tersirat dari pengalaman batin Eno yang kerap kali ngobrol dengan Jay. Ide membuat lagu kadang muncul dari mana saja, termasuk bisa juga dari curahan hati sahabatnya.
Bicara soal musik tidak bisa lepas dari roda kehidupan si pelaku maupun penikmatnya. Ibarat nutrisi, musik kerap ada dan dibutuhkan untuk memberikan energi dalam menjaga keseimbangan pikiran dan suasana hati. Ada masa dan waktu yang harus dihadapi sesuai perkembangan jamannya. Modal utama penyanyi saat ini, adalah pandai membaca jaman itu sendiri.
Ditengah industri yang terus bergerak dinamis. Penyanyi bukan sekedar memiliki karya yang bagus, tapi juga harus memiliki karakter kuat ditengah persaingan yang ketat dan berat. Optimisme memang harus dipupuk dan dipelihara baik-baik. Tapi, tetap diimbangi dengan keberanian dan kreatifitas tanpa batas agar bisa ‘berlari cepat’. Apalagi di era digital, pesona seorang penyanyi harus dikemas layaknya sebuah produk. Membangun brand-name lewat karya musik, penampilan dan attitude yang bagus agar disukai banyak orang.|Edo (Foto Ikhsan)