Resha Finoza; Women Entrepreneurs Kini Menjadi Biduan

Music291 Dilihat

IMG-20190224-WA0061-675x843

Urbannews Musik | Berada di industri musik Indonesia yang ekosistem atau tatakelolanya masih amburadul saat ini, terlebih lagi bagi para pemula, ibaratnya seperti masuk kedalam hutan rimba. Tidak saja dibutuhkan nyali besar untuk bertarung, tapi harus punya strategi jitu serta amunisi sebagai senjata pamungkas untuk menaklukannya, agar bisa keluar sebagai pemenang.

Menariknya, walau kondisinya seperti diatas, ada saja mereka yang mencoba menjajakan karya lagunya, untuk beradu-nasib di industri musik. Walau ada yang berhasil, tapi tidak sedikit yang terpuruk. Industri musik seolah tidak pernah tidur, berputar dan berkelindan dengan harapan para pelakunya. Pintunya di biarkan terbuka lebar bagi siapa saja untuk sekedar singgah, atau yang serius mencari ruang kosong untuk memberikan warna baru musik Indonesia.

Seperti, si gadis manis berdarah campuran Arab-Betawi-Sunda, Resha Finoza, debutnya masuk di ranah musik industri dengan memperkenalkan single bertema cinta yang di garapnya bersama seorang musisi Toni Muharam, berjudul ‘Tentang Kamu’. Resha yang ikut andil membuat liriknya, awalnya direncanakan rilis akhir tahun lalu, karena sisi musiknya perlu dibenahi, akhirnya baru bisa di rilis hari ini, Minggu (24/2) sore, di bilangan Sudirman, Jakarta.

“Lagu yang mengisahkan perasaan seorang wanita yang mencintai kekasihnya, namun akhirnya merasa disakiti. Proses bikin lagunya sih cepat, butuh tiga hari. Tapi yang bikin lama, proses penyempurnaan aransemennya,” ungkap Resha. “Ya, awalnya lagu ini aransemenya ada sentuhan musik EDM. Kemudian, kita coba merubah musiknya lebih nge-pop, dan soundnya seperti era 90-an,” tambah Toni Muharam, komposer sekaligus sebagai manajer Resha.

Sebagai Women Entrepreneurs yang sukses mengelola beauty klinik dan juga café. Resha Finoza menegaskan bahwa kehadiran dirinya di panggung musik, tidak ingin dikatakan aji mumpung, tapi karena kemampuanya bernyanyi. “Terus terang, kesukaan saya menyanyi sejak masih duduk di bangku sekolah menengah. Jadi saya berharap, mereka melihat dan sukai karena karya musik yang saya tawarkan. Untuk itu, do’a kan single saya menuai sukses di industri musik,” pungkas Echa, sapaan akrabnya.

Seperti tulisan di awal, masuk di industri musik seperti masuk kedalam hutan rimba. Saya hanya sekedar mengingatkan, sekaligus memberikan sebuah catatan. Bagi seorang penyanyi maupun musisi bila ingin sukses di industri musik, harus totalitas. Kalau menurut Jeffrey A. Macak-President, JMI Publications, USA, bahwa untuk memeriksa kedalaman air bukan sekadar memasukkan jempol kaki, tapi langsung terjun dengan kepalanya lebih dahulu .dan jangan melihat lagi ke belakang. Artinya, sekali kita memilih profesi di ranah musik maka seumur hidup haruslah terlekat.

Optimisme itu harus dipupuk dan dipelihara baik-baik. Tentu saja kudu diimbangi dengan kreatifitas tanpa batas. Apalagi, saat ini penyanyi maupun musisi harus berhadapan dengan dunia digital yang terus bergerak cepat. Jika tidak diimbangi dengan inovasi dengan perkembangan zaman, bisa-bisa jalan ditempat. Bukan artisnya saja, manajemenya pun perlu pula menerapkan pola manajerial yang benar, efektif dan tepat guna. Karena, ditangan manajemenlah masa depan sang artis dipetaruhkan. Artis itu adalah aset. Ibarat sebuah produk, ia harus dirawat dan dipersolek, harus terus dibranding agar populer|Edo (Foto Istimewa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *