Jakarta, UrbannewsID.com | Di masa sekarang ataupun masa yang akan datang, tanggungjawab untuk mengembangkan dan melestarikan warisan leluhur bukan lagi ditentukan sepenuhnya oleh pemerintah tetapi oleh masyarakat, dalam hal ini, mereka adalah para pelaku seni, pecinta seni, pekerja seni dan pemerhati seni serta lainnya agar kesenian tradisi dan budaya tidak hilang atau musnah di telan zaman. Apalagi, saat ini semakin berkurangnya kepeduliaan generasi masa sekarang terhadap eksistensi kesenian tradisional seperti karawitan, gamelan, dan juga wayang baik itu wayang kulit, wayang golek maupun wayang orang.
Salah satu seni pertunjukan yang kini menjadi sorotan khusus, adalah wayang orang. Budaya wayang orang yang meliputi seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra, dan tentunya juga seni perlambang, bisa menjadi medium pengenalan. Wayang orang bukan hanya pergelaran yang bersifat menghibur, tetapi juga sarat akan nilai-nilai falsafah hidup. Walau dalam ceritanya masih menginduk Mahabarata dan Ramayana, tapi tokohnya merupakan refleksi dari sikap, watak, dan karakter manusia secara umum. Seni pertujukan yang satu ini, bisa dikembangkan dengan kemasan lebih modern yang menghasilkan variasi-variasi pertujukan baru.
Seperti yang digagas Sanggar Cita Prasanna di bawah naungan Yayasan Retno Sekar Budoyo, siap menyuguhkan sekaligus mengenalkan wayang orang dalam sebuah pergelaran bertajuk “Srikandi Nekat”. Pergelaran wayang orang ini sengaja dikemas lebih segar untuk menumbuhkan minat genarasi melanial ikut melestarikan budaya leluhurnya, bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia. “Dalam pergelaran ini, selain bahasa yang mudah dimengerti, kami berusaha memadukan unsur-unsur tradisi dan modern lewat kemasan musik pengiringnya maupun busana pemainnya,” ujar Sinta Roosdiono, Ketua PageIaran Wayang Orang Srikandi Nekat, Kamis (25/2), di Jakarta.
Lewat tagline ‘Berbudaya itu Keren’, perpaduan Iengkap antara seni budaya wayang, fesyen, serta musik. Pertunjukan ‘Srikandi Nekat’ yang akan berlangsung pada 25 Februan‘ 2018 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Didukungan berbagai kalangan lintas usia dan latar belakang, seperti Dessy Mulasari, Indra Bekti, Mandy Koesnady, Ivy Batuta, Paquita Widjaja, Leona The Voice, Nikita Mirzani, Nia Dinata, Bambang Pamungkas, Senhotta, Deasy Noviyanti, serta fashion desainer kondang tanah air Anne Avantie, akan memberikan sentuhan fesyen terbaru daIam pagelaran wayang orang ini pada masyarakat Indonesia.
Pergelaran ‘Srikandi Nekat’ yang bertepatan denga peringatan Hari Perempuan Internasional ini. Menurut Sinta Roosdiono, judul dan isi cerita yang dipilihnya sengaja untuk menunjukan bahwa perempuan itu hebat. Banyak wanita tangguh seperti Srikandi yang menjadi symbol kemajuan bangsa, tanpa meninggalkan kodratnya sebagai ibu yang luar biasa dalam mendidik keluarga, dan menjadi penyejuk rumah tangga. Merekalah ‘Srikandi Srikandi Nekat’ di kehidupan nyata. Termasuk, hasil dari pergelaran ini pun akan didedikasikan untuk kepentingan sosial, yaitu disumbangkan kepada Yayasan Wisma Kasih Bunda dengan 1000 anak penderita hydrocephalus yang didirikan oIeh Anne Avantie.
Untuk menyaksikan pergelaran ‘Srikandi Nekat’, harga tiket dibagi beberapa kelas yakni; IDR 218.000 Gondowati, IDR 327.000 Sembodro, IDR 545.000 Sulastri, IDR 817.500 Manohara, dan IDR 1.362.500 untuk kelas Larasati. Semoga dengan adanya pergelaran wayang orang ‘Srikandi Nekat’ mampu menumbuhkan rasa cinta tanah air untu melestarikan seni pertunjukkan wayang orang bagi semua generasi.|Edo