Urbannews | Seiring berkembangnya teknologi, dunia musik juga mengalami perubahan. Bukan hanya dari segi produksi tapi juga memasarkan karya. Di masa lampau hampir sepenuhnya keputusan pemasaran berada di tangan produser.
Produser menentukan alur pemasaran karena tempat dan lingkup yang masih terbatas. Musisi harus mengikuti arahan produser dan pasar yang sedang ramai. Hal itu mempersempit kreativitas para musisi.
Kini, zaman dan teknologi sudah berkembang. Keputusan pemasaran bukan lagi ada di tangan produser seutuhnya, musisi bisa terlibat langsung dalam hal ini. Isu ini yang mendasari Federasi Serikat Musisi Indonesia (FESMI) yang didukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar #DIKSI Maraton! (Diskusi Industri Musik dan Musisi secara maraton) #2 – episode 5 dengan tema; ‘Pemasaran Karya Musik Handal Di Dunia Digital’.
Perubahan ini juga dirasakan oleh Tohpati. Gitaris yang sudah berkarya di industri musik sejak 1987 itu mengaku, perubahan itu berdampak dari hulu ke hilir.
“Saya akui, dulu analog, sekarang digital mulai produksi, audio, secara analog dan digital, pemasaran juga. Zaman dulu aku merasakan lebih panjang prosesnya, misal produksi 1 album itu lebih mahal, gak semua orang bisa, gak gampang bikin album,” ujar Tohpati.
Hal yang sama dirasakan oleh vokalis D’Masiv , Rian Ekky Pradipta. Awalnya, Rian tidak mau aktif di dunia maya atau digital. Namun Rian menyadari akan ketinggalan dalam berbagai hal bila tidak aktif di dunia digital, termasuk pemasaran lagu.
“Sejak 10 tahun lalu perbedaan sudah luar biasa, promosi, mengenalkan lagu sudah beda banget. D’masiv harus bisa adaptasi dengan kondisi ini, jujur gue cukup bisa beradaptasi cukup lama,” ujar Rian.
Menurut Rian dan Tohpati ada banyak keuntungan yang bisa diraih dengan kemajuan zaman. Mereka hanya berpesan agar musisi fokus dengan karya. Jika suatu saat lagu itu viral, maka itu adalah sebuah bonus.
“Buat gue sih lagu hits itu bonus, misteri, tidak pernah tahu formula lagu hits seperti apa, kadang-kadang promosi jor-joran tetap gak naik, tapi ada lagu sederhana tiba-tiba booming, viral. Buat gue musisi fokus di karyanya, kalau fokus mau viral biasanya malah gak jadi,” ujar Rian.
Diskusi yang dilakukan lewat webinar, Jumat, 5 November 2021, mulai pukul 14.00 WIB, yang dipandu Kamal Rasyid (Musisi, Vokalis Nunung CS, Host Penyiar Radio) selaku moderator, berlangsung cukup menarik, hingga mendorong peserta ikut terlibat dengan pertanyaannya.
Pemasaran karya musik handal di dunia digital, perlu strategi pula, termasuk kekuatan sosial media yang kini jadi andalan. Menurut Rian, dirinya sempet gak punya sosmed dan akhirnya dipaksa harus punya.
“Di era sekarang kehidupan kita di luar panggung yang mau orang tau. Lagu tetap menu utama, tapi bumbunya yang perlu kita racik.Bagaimana harus bertahan lewat musik kita, memaksimalkan aset digital, seperti aktif di IG, following the wave. Yang penting juga, punya super tim, yakni tim kreatif manajemen yang punya ide brilian, karena kita gak bisa jadi superman,” pungkas Rian.