Urbannews | Dalam jalinan kisah Dalam Sujudku, yang mengalir seperti doa di antara napas kehidupan, hadir sebuah lagu yang tidak hanya sekadar pengiring cerita, melainkan jiwa yang menyatu dengan adegannya — “Titipan Ilahi”, karya kelompok kreatif P69.
Lagu ini bukan sekadar rangkaian nada dan bait, melainkan sebuah munajat musikal, serupa bisikan batin yang merambat pelan ke sudut-sudut hati. Ia tidak datang untuk menggelegar, tetapi untuk menyentuh. Seperti sujud yang diam namun penuh makna, Titipan Ilahi hadir dalam keheningan yang dalam — mendekatkan yang fana pada Yang Kekal.
Dalam lenggok nadanya, kita dengar rintih manusia yang mencari makna, yang sadar bahwa segala yang dititipkan — entah cinta, luka, atau kehidupan itu sendiri — adalah milik-Nya. P69 berhasil meramu orkestra emosi yang sederhana tapi syahdu, berpadu dengan lirik-lirik yang bak ayat puisi spiritual.
Ketika film menyajikan kegundahan dan pengharapan melalui visual, lagu ini hadir sebagai jembatan rasa. Ia melantunkan kerapuhan manusia dan kekuatan doa, menyandingkan dunia dan akhirat, serta menegaskan bahwa setiap perjalanan hidup adalah bagian dari takdir Ilahi yang dipercayakan kepada kita — hanya untuk suatu saat nanti, dikembalikan.
“Titipan Ilahi” bukan hanya soundtrack. Ia adalah dzikir yang dilagukan, adalah lantunan sunyi dari hati yang pasrah.