Maharaja 48 Band, Siap Jadi Raja Diraja Musik Rock Indonesia

Music1307 Dilihat

Urbannews | Maharaja adalah salah satu gelar yang dikenal di Indonesia, biasanya merujuk pada penguasa monarki yang tingkatannya setara dengan kaisar sekaligus berada di atas raja, meskipun pada keberjalanannya juga digunakan untuk kaum bangsawan dan pejabat tinggi. Gelar ini berasal dari bahasa Hindi dan Sanskerta kuno Heltst, dimana akhiran ‘a’ tidak diucapkan, sehingga kata ini diucapkan sebagai “Maharaj”.

Nama Maharaja yang dimaknai raja di atas raja inilah, digunakan oleh Amar Maruf sebagai nama band rock yang dibentuk dan komandaninya. Sebagai nama sebuah bend, Maharaja tidak berdiri sendiri, Amar Maruf menyematkan angka 48 dibelakangnya, jadi Maharaja 48, yang merupakan gabungan dari tanggal lahir Amar dan istrinya. Maka, nama band bentukannya menjadi sakral bagi dirinya, karena terdapat sebuah filosofi yang dalam sarat makna.

Nama band yang kebetulan sama dengan nama tempat tinggal Amar Maruf yakni perumahan Maharaja. Tidak heran, jika nama band-nya Maharaja 48 memiliki arti dan kedekatan secara emosional. Dan, tidak salah juga jika Amar Maruf menuturkan bahwa pemberian nama dalam sebuah band, tidak ada bedanya dengan pemberian nama terhadap anak maupun nama perusahaan. Pasti ada makna atau juga harapan yang ada di balik nama yang tersemat tersebut.

Amar Maruf yang jadi Staf Khusus Presiden dari kalangan milenial ini, kecintaannya dalam dunia musik tak sekedar diwujudkan dengan membentuk band saja, tapi dalam menulis lagu cukup piawai .Maharaja 48 yang dibentuk bersama rekan-rekannya tepat disaat pandemi menerjang negeri tercinta ini, yakni di tahun 2019, ternyata sudah menciptakan lagu sebanyak 20-an judul.

Dan, Rabu (11/5/2022) sore di Hard Rock Café Jakarta, Amar Maruf bersama Maharaja 48 merilis single berjudul “Aku Ayah Mu”. Di hadapan awak media, vokalis juga gitaris Maharaja 48, Amar Maruf mengungkapkan bahwa lagu Aku Ayah Mu terinspirasi dari sebuah film. Film itu menggambarkan bahwa seolah-olah pria tidak bertanggung jawab.

“Film itu menceritakan di mana seolah-olah laki-laki brengsek banget, awalnya itu. Saya berharap, lagu Aku Ayah Mu ini dapat memberi pemahaman bahwa manusia memang harus berbuat dan berprasangka baik. Tidak semua laki-laki yang pergi keluar rumah dan pulang pagi adalah laki-laki yang tidak bertanggung jawab,” tutur Amar.

Amar menambahkan, lagu Aku Ayah Mu paling tidak mengandung pesan moral untuk baik yang sudah berpasangan atau bersuami. Jangan menganggap jika laki-laki kalau keluar rumah atau pulang pagi tanda kutip negatif, karena bagi dirinya tidak semuanya seperti itu.

Amar Maruf juga menegaskan, Maharaja 48 mengusung tiga tema dalam setiap lagunya, ada nasionalisme, sosial, dan religi. Dari setiap tema pasti ada salah satu lagu yang menjadi hits atau jagoan band ini. Maharaja 48 sendiri mendaulat sebagai band indie atau independen, karena melakukan semua produksi musiknya dari hulu sampai hilir, tanpa ada campur tangan major label. “Produksi semua saya buat sendiri bersama teman-teman,” ucapnya.

Band Maharaja 48 ini memiliki enam orang personel yang beranggotakan Amar Maruf sebagai vokalis sekaligus gitar, Leon pada gitar, David pada gitar, Madi Drumer, dan Dani Bas, serta ada seorang backing vocal. “Konsep personel Maharaja 48 ini seperti Iron Maiden, jadi kita pakai tiga gitar. Karena saat manggung pakai tiga gitar distorsinya lebaih tebal. Jadi total kita ada enam orang personel,” beber Amar Maruf.

Walau mempunyai format personel seperti Iron Maiden, akan tetapi Maruf mengaku jika aliran band mereka terinspirasi dari Band Metallica. “Saya ini gak cinta sama Metallica, tapi sudah gila sama Metalicca, saking gilanya, rumah saya semuanya banyak perabotan atau interior yang berkaitan dengan Metallica,” ucapnya sembari tterbahak.

Kegilaannya Amar Maruf sama Metallica sangat wajar, karena sebagai penggemar konon dirinya tercatat secara resmi di fansbasenya Metallica. Maka, tidak heran jika penulisan font Maharaja 48 dibuat mirip dengan penulisan Metallica. Namun, menurut hemat penulis penggunaan font yang sama hingga kemiripan secara visual terlihat sangat nyata, sangatlah riskan untuk kedepannya.

Ini bukan hanya sekedar menyangkut hak kekayaan intelektual atau hak cipta, tapi juga menyangkut Intelectual property sebagai brand band Metallica. Apalagi, jika nama Maharaja 48 sudah berkibar di jagad musik, akan terpantau secara world wide. Walau sudah berizin misalnya, Maharaja 48 bukan memposisikan sebagai band cover Metallica, tapi band yang menghasilkan karya sendiri. Karena, Maharaja 48 bukan sekedar band, tapi band brand.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *