Lewat Lagu, Eros Djarot Ajak Masyarakat Tetap Bersatu!

Music602 Dilihat

20190326_072142-800x535-600x401

Urbannews Musik | Di tengah riuh perbincangan politik yang terjadi saat ini, ternyata masyarakat semakin sulit untuk menemukan kembali nilai-nilai kearifan lokal sebagai karakter bangsa yang berbudi luhur, sopan santun, ramah tamah, gotong royong, disiplin, taat aturan dan sebagainya. Politik yang sejatinya berkaitan dengan urusan kebijakan, justru dipersempit semata-mata sebagai kompetisi perebutan kekuasaan. Dan, ujungnya menjadikan masyarakat terpecah menjadi kubu-kubuan.

Polarisasi menjadi keniscayaan dalam setiap kontestasi politik, termasuk di Pilpres dan Pilkada 2019 ini. Semua pihak tidak ada yang dapat menjamin pelaksanaan pesta demokradi ‘lima tahunan’, tidak akan mengakibatkan munculnya praktik diskursif, baik itu ujaran atau sikap, maupun tindakan yang bernarasikan kebencian satu sama lain. Dan, ujungnya berpotensi merusak dan membusukkan tata hubungan sosial kultural masyarakat Indonesia yang sudah susah payah dibangun oleh leluhur kita bersama.

Melihat kondisi dan situasi tersebut diatas, membuat seorang Eros Djarot, composer, filmmaker, juga politisi, merasakan keprihatinannya yang sangat dalam. Eros yang membawa pembaharuan dalam dunia film, lewat karya fenomenalnya yakni ‘Tjoet Nja’ Dhien’ serta ‘Badai Pasti Berlalu’, yang sekaligus menjadi soundtracknya, dan album. Mengekpresikan kegundahan dan kegelisahannya melalui dua buah karya lagu yang dibuatnya, berjudul ‘1 & 2 Bukan Segalanya’, dan ‘Politisi Jaman Edan’.

Kedua karya lagu Eros Djarot, seperti sebuah sinyal atau tersirat pesan bagi siapa pun yang mendengarkan, untuk tidak mengkerdilkan pola pikir serta tetap menjaga kewarasan. Di lagu pertama ‘1 & 2 Bukan Segalanya’, Eros mengajak para calon pemilih tidak perlu sampai bermusuhan dan saling hujat karena berlebihan mendukung paslon jagoannya. 1 & 2 sekedar angka pilihan lima tahunan, tapi angka 17 08 45 adalah angka yang harus dijaga sebagai dasar kita sebagai bangsa. Angka itu perlu terus terawat lewat persatuan dalam semangat kekeluargaan.

Lagu yang kedua ‘Politisi Jaman Edan’, Eros lebih menyoroti perilaku politisi yang banyak melakukan praktek-praktek transaksional dalam meraih posisi dan tujuan politik. Tidak hanya itu, banyak perilaku menyimpang yang sangat merendahkan martabat dunia politik negeri ini. Banyak yang di depan publik menyuarakan keadilan, kemakmuran, moral, dsb; namun di belakang mereka melakukan korupsi berjamaah yang merugikan rakyat dan negeri ini. “Mari kita tetap bersatu, jangan biarkan mereka memecah belah kita sebagai bangsa lewat politik, agama, dan budaya,” tegas Eros, Senin (25/3) sore di Jakarta.|Edo (Foto Ibonk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *