Urbannews_Salatiga | Ketika pelukis menikah dengan seni, mereka beranak lukisan, kurator menjadi bidannya. Ketika musisi menikah dengan alam raya, mereka beranak karya, namun tanpa bidan. Sebab tali cintanya memang begitu.
Seperti San.gita (dibaca: sanggita) untuk kali kedua akan melangsungkan program mandiri yang diberi nama Lelaku di Kebun Kopi Bintang, kota Salatiga. Sebelumnya, telah menjalani Lelaku pertamanya di Tepikota Coffee 25 Februari 2023 lalu.
Kelompok combo quartet beranggotakan Bonita (vokal utama), Adoi (gitar), Sunu (bass), Michael (drum) yang mendapat sambutan baik dari para penonton, akan terus melakukan persenyawaan musikal mereka. Lelaku San.gita sepertinya bertujuan tidak hanya merayakan musik yang mandiri namun untuk menginspirasi penonton agar bersama merenung tentang alam dan masa depannya dengan bijaksana.
Lelaku diagendakan berlangsung satu/dua bulan sekali guna mempresentasikan karya dari proses rutin yang mereka jalani. San.gita sadar bahwa musik adalah suatu pengalaman yang oleh karenanya harus dijalani atau dilakukan.
“Dengan pengalaman menjalani kegiatan bermusik atau berkesenian, belajar untuk melakoni proses disiplin kreatif itu ternyata harus terus dilakukan”, ujar Bonita tentang perlunya menjalankan program Lelaku.
Kesediaan tempat-tempat yang bisa diakses publik untuk bersinergi dengan San.gita sangat diperlukan dalam menjalani program ini. Kebun Kopi Bintang menjadi tempat yang San.gita pilih untuk menjalani Lelaku kedua.
Mendapat sambutan hangat dan dukungan baik dari Bimo (pemilik Kebun Kopi Bintang) menjadi enerji bagi punggawa San.gita. “Monggo tempat ini dipakai berkegiatan, kami senang San.gita menjalankan programnya disini. Kami akan bantu semampu kami,” jelas Bimo.
Lelaku demi Lelaku sedang dan akan terus dijalankan San.gita. Tentunya tidak lepas dari hambatan dan kendala-kendalanya.
”Setiap kali habis perform kan kita review, apa sih kendalanya, untuk bahan evaluasi supaya kita semakin solid dan lebih kompak. Meskipun ini band tapi kan sebenarnya berawal dari perkumpulannya, kekeluargaannya,” ujar Michael tentang semangat kebersamaan guna mengatasi kendala-kendala yang mereka dihadapi.
Mengoptimalkan sumber daya dan potensi kebersamaan juga dilakukan San.gita untuk terus ber-Lelaku. “Ini juga yang istimewa, untuk menghemat biaya konsumsi kami bisa masak sendiri untuk kebutuhan tim San.gita di hari-H. Tapi kalau buat penonton ya jajan di tempat ya,” tukas Sunu dan Adoi memberi contoh hal konkrit persiapan Lelaku.
Pada lelaku kedua ini San.gita juga bersinergi dengan sebuah rumah produksi dari kota Salatiga yaitu Chamber Pop yang akan membuat dokumentasi penampilan San.gita.
“Mengetahui acara Lelaku sebelumnya, aku dan teman-teman menawarkan untuk membuat live session San.gita yang akan kami tampilkan di kanal Youtube kami. Outputnya berupa video. Kami ngikut San.gita nanti teknisnya seperti apa,” ujar Nuel selaku perwakilan Chamber Pop.
Di malam saat semua orang sibuk, menguap dan meninabobokkan rasa kantuk, San.gita malah asik saling mengulik musik, berbagi kabar bahagia dengan membawakan beberapa karya otentiknya di Lelaku kedua di atas mimpi-mimpi malam hari yang akan berlangsung pada: Hari Minggu, 16 April 2023, pukul 15:00 WIB – selesai, di Kebun Kopi Bintang, Jalan Taman Bendosari, kota Salatiga.
Besar harapan San.gita untuk teman-teman penikmat, pecinta, pegiat, dan media musik turut hadir berbagi daya, ruang dan waktu dalam acara ini. Keterangan lebih lanjut mengenai program Lelaku dapat disimak di kanal media sosial San.gita.