Urbannews | Band Rock to Metal ‘Lawang Pitu’ dalam memperkenalkan debut album bertajuk ‘Anugerah Harmoni, di Hard Rock Cafe, Bali, pada Hari Sabtu, 15 Juni 2024 lalu, mereka juga sekaligus memperkenalkan model video musiknya, seorang gadis cantik muda belia bernama Vio, dihadapan awak media.
Syuting video musik single hit Lawang Pitu bertajuk ‘Ditikam Badai’ sendiri dilakukan sehari sebelumnya di Pantai Gunung Payung, Desa Kutuh, Badung, Bali. Terpilihnya Vio menjadi model dalam video musik Lawang Pitu, tentunya bukan tanpa alasan, karena gadis berusia 18 tahun ini diharapkan mampu mendekatkan karya Lawang Pitu pada Gen Z.
Bukan itu saja, Vio yang bernama lengkap Crecentia Viola Priscilla Audra Hapsari, anak bungsu dari 2 bersaudara ini, ternyata menyukai musik jenis rock dan metal, serta mengidolai Gun N Roses dan Metallica. Untuk band Indonesia, Vio mengidolai; Deadsquad, Slank, Jamrud, Dewa 19, Edane, Roxx dan tentu saja Lawang Pitu.
Kesukaan Vio pada musik keras tentunya tak lepas dari peran sang ayah, Asisi Basuki, yang ternyata bassist sekaligus pendiri Lawang Pitu. “Pas dengerin lagu Lawang Pitu, dan seminggu sebelum ulang tahun ditawarin jadi model video musiknya, aku langsung enjoy dan setuju. Apalagi syutingnya di Bali,” ungkap Vio, yang cita-citanya ingin jadi notaris ini, dengan tersenyum bahagia.
“Semoga lagu Ditikam Badai, dimana saya menjadi model video musiknya, disukai masyarakat, utamanya GenZ penggemar musik rock dan metal seperti saya,” ucap Vio yang hobby main gitar dan main Bulu Tangkis ini, saat ditemui dikediamannya Perumahan Victoria Garden, Grand Galaxy City.
Lawang Pitu nampaknya menyukai kejutan. Band yang baru berdiri tahun 2022, dengan formasi terkini; Trison Manurung (Vocal), Asisi ‘ACC’ Basuki (Bass), Tommy Karmawan (Gitar), Sadtriyo (Gitar), Arief Rahman (Drum). Formasi ini mengejutkan banyak kalangan. Karya mereka pun langsung mendapat sambutan dari para musisi dan Public Figure.
Diantara nama-nama yang memberikan testimonial dan ucapan selamat buat Lawang Pitu, antara lain adalah;
Kaka Slank, Once Mekel, Eet Sjahranie, Pay BIP, Dewa Budjana, Tantowi Yahya, Boss Nagaswara Rahayu Kertawiguna, Sawung Jabo, Lady Rocker Mel Shandy, Ello, Andy Rif, Komedian Abdel, Candil, Ariyo Wahab, Ikang Fawzi, hingga Ganjar Pranowo dan masih banyak nama lainnya.
“Selamat buat Lawang Pitu, sukses sebagai band alternatif berikutnya, dengan album baru yang smart, menghibur dan luar biasa,” ucap Ganjar Pranowo, yang dikirim melalui Whats App.
Memilih Trison Manurung, sebagai vokalis adalah pilihan cerdas. Nama besar Trison, yang notabene adalah vokalis dari band legendaris, ‘Roxx’. Trison juga dikenal sebagai alumnus dari Hard Rock Band, ‘Edane’, merupakan jaminan bagi posisi Lawang Pitu dalam skena musik Rock dan Metal di Indonesia.
Identitas Roxx dan Edane dalam diri Trison, memang tak terhindarkan. Namun, selama satu bulan penuh ia menaklukan 10 lagu L7, dan menyanyi dengan cara yang beda, dibanding saat ia bernyanyi Roxx dan Edane.
Yang menarik, salah satu lagu Lawang Pitu, berjudul ‘Pengkhianat’, mempertemukan Trison dengan Eet Sjahranie, gitaris Edane, dalam nomor kritikal bertajuk ‘Pengkhianat’. Kebayang apa yang terjadi diantara mereka.
Meski hanya tampil dalam satu lagu, kehadiran Eet mengisi part gitar di album Lawang Pitu, sangat menarik perhatian para metalhead di Indonesia.
Selebihnya, 9 nomor dari album baru Lawang Pitu ini, gitarnya diisi oleh Sadtriyo (gitaris pertama), dan gitaris muda penuh talenta, Jibonez, sebagai pengganti Tommy Karmawan, gitaris yang memilih menjadi pelukis, meninggalkan Lawang Pitu, lalu hijrah ke Yogyakarta, hingga kini.
Kehadiran Trison dan Jibonez enerjinya dapat didengarkan dalam komposisi lagu ‘Semangat Juang Pertiwi’, yang kelak bisa menjadi Anthem Song atau lagu tema bagi Lawang Pitu. Mood lagu yang riang, dengan lirik nan lugas. Menyelipkan kegelisahan dengan narasi ; “NKRI, Harga Mati!”
Lawang Pitu, kini memiliki formasi mumpuni. Apalagi ada Asisi dan Arif, sebagai pasangan “Bassist & Drummer” ini, sangat menarik perhatian, karena enerji keduanya yang menonjol saat tampil live. Mereka penjaga pola rhytme dalam semua komposisi lagu Lawang Pitu. ACC dan Arief, bersama membangun groove ditengah hingar bingar suara distorsi, seperti dalam lagu ‘Dagelan’ dan ‘Pengkhianat’.
Lawang Pitu, memiliki 7 keunggulan utama, selain formasi yang kuat, vokalis, gitaris muda, lagu dengan tema yang kuat, juga keunggulan dalam aransemen, yang terdengar berbeda, jika dibandingkan dengan karya-karya band rock dan metal lainnya di Tanah Air.
Semua notasi lagu dan lirik, diciptakan bersama, antara personel; Tommy, Sadtriyo, Arif dan Asisi. Kecuali lagu ‘Takdir’ liriknya ditulis Trison dan lagu ‘Ditikam Badai’ liriknya ditulis Sadtriyo. Dan lirik dan lagu ‘Semangat Juang Pertiwi’, ciptaan Trison, ACC, Jibonez, Sadtriyo dan Arief.
Akhirnya, melengkapi keseluruhan rekaman album Anugerah Harmoni yang berlangsung di Private Atudio Lawang Pitu, ACC Records (ACC Studio Galaxy), mesti diakui, 10 track lagu semuanya terdengar proporsional, sebagai sebuah karya musik “Rock to Metal” karena audio yang mendukung, dari hasil mixing-mastering oleh Bayu Randu, kecuali lagu ‘Semangat Juang Pertiwi’, dimixing dan mastering oleh Stephanus Santoso.