Urbannews | Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani, membuka ‘Konferensi Musik Indonesia’ pertama di Kota Ambon yang akan berlangsung selama tiga hari, mulai dari tanggal 7, 8 dan 9 Maret 2018. Dihadapan para penggiat, pelaku serta pengamat musik yang hadir, Sri Mulyani dalam sambutannya, mengakatan, ini untuk kalii pertama dalam sejarah kepemerintahan RI, seorang menteri keuangan hadir ke Kota Ambon, dan berada ditengah para penggiat diranah musik pula.
“Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Menteri Keuangan ke Kota Ambon. Dan, biasanya kalau saya hadir pun, fokus bicaranya seputar ekonomi. Kali pertama pula, malah bicara urusan musik dan industrinya. Harusnya sih saya hadir atas nama personal Elek Yo Band, biar klop. Gak apa-apalah, ketika kita bicara tentang musik, disana ada hak terkait soal ekonominya juga. Sebelum kita bahas soal musik dan industrinya dari sudut ekonomi kreatif, saya beri gambaran dahalu kondisi ekonomi kita saat ini yang semakin dinamis dan sehat,” pungkas Sri Mulyani, Kamis (7/3) pagi, di Taman Budaya, Ambon.
Sri Mulyani menambahkan, saat ini pemerintah terus memperbaiki cara belanja dana APBN se-efektif mungkin sesuai RAPBN, sekitar 2.220 Trilyun. Pengalokasiannya sesuai skala priotas dan tepat sasaran, untuk Pendidikan 440 Trilun, Kesehatan 110 Trilyun, Infrastruktur 410 Trilyun, dan Pengetasan Kemiskinan 240 Trilyun. Pertanyaannya, dimana alokasi belanja musik? “Tapi, sebelum masuk kesana. Saya ingin mengatakan, percepatan teknologi di era digital saat ini, mendorong perubahan cara mengkonsumsi musik. Jika dulu, kita mendengarkan lewat radio, kaset, kemudian cd, kini di zaman millenial konsumsi musik atau video on demand lewat streeming atau jaringan internet.” Jelas Sri Mulyani.
“Ini sangat menarik, karena di era digital ada dua point penting yakni musik sebagai disruption dan opportunity. Pengembangannya pada tataran pembangunan ekosistem musik yang sehat dan berkelanjutan. Salah satunya, melalui pendidikan dengan membangun sekolah musik, dan juga infrastruktur penunjangnya lainnya yaitu gedung kesenian di seluruh Indonesia. Pertanyaan dananya dari mana? Penyerapan dana APBN di Kemedikbud bisa di alokasikan dari sana. Sedangkan, gedung kesenian bisa lewat APBD masing-masing daerah,” tukas Sri Mulyani, lebih lanjut.
Untuk itu, Sri Mulyani berharap hasil ‘Konferensi Musik Indonesia’ yang dihadiri sekitar 300-an para pelaku dan pemerhati musik yang secara serius mengupas problematiknya guna melahirkan solusi jitu membangun ekosistem musik yang sehat, serta menggali potensi industri musik sebagai kekuatan ekonomi kreatif baru di Indonesia. “Hasil rumusan konferensi musik di Kota Ambon ini, segrera disampaikan kepada pemerintah, melalui Badan Ekonomi Kreatif untuk segera ditindaklanjuti,” tutup Sri Mulyani.