Urbannews | Bagi seorang musisi, karya lagu itu layaknya seorang anak. Dia harus dirawat dan terus dijaga. Dikasih nutrisi atau vitamin agar tumbuh besar serta sehat. Tentunya, menjaga dan merawatnya bukan melulu pada anak atau bayi yang baru Lahir, tapi anak yang sudah beranjak dewasa pun perlu perhatian.
Nah! member band dari KLa Project yang kini menjelma jadi Produser, paham betul bahwa anak-anak (karya lagu :red) populer serta potensial yang bertebaran mulai menyempil dan dibiarkan menyendiri bahkan malahan ditinggalkan. Seperti “Karmila”, lagu klasik yang unik ciptaan Farid Hardja (1977).
Untuk merawat Karmila, seorang gadis muda belia dalam kisah cinta imajiner masa muda Farid Hardja di jaman itu. LiLo The Producer mempercayakan Kadri ikut merawatnya a.k.a. membawakan ulang sesuai karakternya. Kadri yang memiliki ciri serta karakter kuat dengan vibrato yang pas, terdengar sangat tepat, dan ini menjadi signaturenya tanpa harus meniru Farid Hardja.
Kerjasama LiLo The Producer dengan Kadri dalam menggarap lagu Karmila ini, terbilang cukup lama yakni 11 tahun lampau. Karena kesibukan masing-masing, baru pada tahun 2024 ini resmi diperkenalkan, tepatnya saat label NAGASWARA ikut terlibat dalam proses pendistribusian. Jadi, ini kontrak pertama LiLo juga Kadri sebagai penyanyi solo juga karya lagu dengan NAGASWARA.
Ada hal menarik dilakukan LiLo The Producer dalam menggarap lagu Karmila yang memang sudah populer dari lahir, yakni keberaniannya merubah struktur desain tanpa meninggalkan konstruksi aslinya. Termasuk kejeliannya merubah satu kata dalam lirikasi Karmila yang cukup riskan dan beresiko jika dipertahankan, yakni usia Karmila baru ‘sebelas’, diganti jadi ‘tujuhbelas’. Kalo tidak, ini dianggap lagu pedofil.
Lila juga cukup piawai mencari kekuatan suara vibrato Kadri, kemudian merubahnya dari zona nyaman. Ditambah unsur pengaruh musik Rock ‘n’ Roll modern dengan balutan yang dipadupadan choir dari band Beach Boy, membuat “Kamila” lebih fresh serta menjadi suatu produk retro yang meruang dan elegan.
“Saya mau generasi sekarang bisa merespon dengan mudah lagu ini. Sebuah anthem cinta beda usia yang unik menjadi salah satu karya terbaik dari Farid Hardja. Saya pun mencoba aransemen Karmila lewat bahasa jelajah masa lalu dan pendekatan musik modern. Kadri menjadi artis pertama untuk Program dan Album LiLo The Producer yang saya sedang garap,“ jelas LiLo, di Anjungan Sarinah, Jakarta, Senin (1/7/2024).
Kadri yang setelah bertahun-tahun bernyanyi dengan band. Misal, bersama band the KadriJimmo melahirkan album Indonesia Hebat (2009), Tanah Sang Pemberani EP (2015), single “Seandainya Aku Bisa Terbang” (Yovie Widianto/Kahitna), single “Ingin Punya Pacar Lagi”(2019) dan “Lamar” (2019). Kini, single Karmila menjadi penanda debut solo karirnya di Industri musik pada tahun 2024 ini. “Saya merasa bisa melakukan eksplorasi power pop yang kuat bersama LiLo.” jelas Kadri.
Kadri “The Singing Lawyer” ini menambahkan, bahasa visual menjadi elemen sangat penting di narasi lagu “Karmila” ini, Sutradara untuk video klip sedang dipersiapkan yang terbaik, Menurut Kadri, visual di musik video Karmila ini juga diharapkan menjadi materi yang sesuai untuk profesi dirinya sebagai rocker, singer namun juga mumpuni di jalur karir lewat profesi lawyer yang dia tekuni.
Kehadiran Kadri sebagai solois yang tidak muda lagi, ditengah gempuran penyanyi muda belia yang menghiasi Industri dan panggung musik Tanah Air, nampaknya harus bersiasat masuk untuk merebut hari pencinta musik kesemua tingkatan usia. Tidak salah, nge-branding dirinya visual art-nya sangat colorfull, cukup mencuri perhitian.
“Saya juga membentuk band Kadri Karmila yang melibatkan anak-anak Gen-Z berkualitas, dan akan tampil meriah dalam musik, gaya dan fashion”, ujar Kadri, penanda dirinya sangat serius menampilkan single “Kanmila” ini.
Senada dengan LiLo dan Kadri, Rahayu Kertawiguna selaku CEO NAGASWARA menyebut tidak ada pilihan untuk menolak kerja sama ketika melihat keunikan dua musisi yang dipersatukan lewat musik.
“Saya tertarik karena ada sesuatu yang beda dari yang lain. Musiknya beda dari yang lain dan lebih hidup dari sound aslinya. Saya membayangkan dua jawara jadi satu, gimana hasilnya. Jawara dalam arti mereka menguasai bidangnya masing-masing, yang satu vokalnya unik, yang satu lagi musiknya unik,” tukas Rahayu Kertawiguna.
Muncul kembalinya lagu Karmila yang dirilis oleh LiLo ‘The Producer’, Kadri ‘The Singing Lawyer, dan Rahayu Kertawiguna ‘CEO NAGASWARA’ ini, merupakan partisipasi aktif sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi terhadap sejarah dan kontribusi besar terhadap dunia musik Indonesia. Dan, untuk mengenang warisan musik yang tak terlupakan dalam sejarah musik Tanah Air, sehingga publik dapat menikmati nostalgia dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ketika kita sedang berjalan atau mungkin sedang bersantai di tempat keramaian, tetiba mengalun musik dan lagu Karmila dari pengeras suara yang sudah bertahun-tahun tidak lagi kita dengar. Alih-alih memperhatikan apa yang terjadi di sekitar kita, justeru malah pikiran akan membawa kembali ingatan kita pada saat pertama kali mendengar lagu itu.
Bahkan lebih jauh, dapat membawa kita mengingat pengalaman masa lalu, dengan siapa kita bersama dulu, dan perasaan yang terkait dengan ingatan itu. Dan, ini adalah pengalaman yang umum dirasakan oleh manusia, yang dikenal sebagai memori otobiografi yang dibangkitkan oleh musik (music-evoked autobiographical memory).
Hal tersebut biasanya muncul sebagai ingatan yang tidak disengaja. Artinya, kita tidak berusaha untuk mencoba mengingat ingatan itu, melainkan ingatan itu yang muncul begitu saja secara spontan. Dalam sebuah tajuk penelitian, telah ditemukan bahwa sifat emosional dari karya musik adalah faktor penting yang membentuk fungsinya sebagai isyarat memori.