Jazz Gunung Bromo 2020; Penghormatan Untuk Almarhum Djaduk Ferianto

Uncategorized739 Dilihat

Urbannews | Keberlangsungan Jazz Gunung Indonesia dari tahun 2008 tidak terlepas dari pemikiran seorang seniman dan musisi asal Yogyakarta, Djaduk Ferianto yang kerap mengkurasi penampil Jazz Gunung Indonesia hingga menciptakan project musik yang didedikasikan untuk Jazz Gunung Indonesia bernama Ring of Fire Project. Sebelum kepergiannya, pria yang memiliki nama lengkap RM Gregorius Djaduk Ferianto ini tengah mempersiapkan Jazz Gunung Indonesia Series Bromo-Ijen-Burangrang-Toba.

Kini apa yang dicita-citakan alm. Djaduk tetap diperjuangkan oleh Jazz Gunung Indonesia semasa pandemi dengan memulainya dari konsep Hybrid Concert yang diselenggarakan di dua tempat pada tanggal yang sama yaitu 12 Desember 2020.
Kemarin menjadi hari bersejarah. Ada dua konser musik dapat dilaksanakan secara bersamaan. Jazz Gunung Ijen yang telah terselenggara di Taman Gandrung Terakota – Jiwa Jawa Resort, Banyuwangi, Jawa Timur. Lalu Jazz Gunung Bromo dilakukan secara virtual dengan lokasi produksi di Yogyakarta, tempat kelahiran Djaduk Ferianto.

Kota tersebut dipilih karena ingin memberikan Jazz Gunung Award kepada almarhum untuk dedikasinya semasa hidup atas keberlangsungan Jazz Gunung Indonesia. Penghargaan diberikan kepada Djaduk Ferianto oleh komite Jazz Gunung karena ditetapkan sebagai tokoh yang berjasa dalam pengembangan musik jazz Indonesia yang kebetulan almarhum Djaduk adalah salah satu pendiri dari Jazz Gunung Indonesia.

“Jazz Gunung Indonesia tidak akan terwujud tanpa jasa dari mas Djaduk Ferianto. Karena memang dari awal warna mas Djaduk dan Kuaetnika yang menjelma menjadi Ring of Fire Project yang menjadi salah satu ciri khas dari Jazz Gunung Indonesia. Untuk itu sampai saat ini kami tetap menampilkan Ring of Fire Project dengan bintang tamu dari Tohpati, Richard Hutapea, dan Tashoora,” kata penggagas Jazz Gunung Indonesia, Sigit Pramono di tengah-tengah pemberian penghargaan Jazz Gunung Award dalam virtual Jazz Gunung Bromo semalam.

Jazz Gunung Award sebelumnya telah menganugerahkan Ireng Maulana (2016), Jack Lesmana (2017), Bubi Chen (2018), dan Maryono (2019). Tahun ini yang hadir dalam penerimaan Jazz Gunung Award, istri dari almarhum Djaduk, Bernadette Ratna Ika Sari.

“Saya tidak percaya, karena tahun lalu dia (Djaduk) menjadi tim yang mengkurasi siapa yang akan menerima award ini. Tapi sekarang dia sudah mendapatkannya. Kalau bicara tentang Jazz Gunung, penghargaan ini tentu tidak hanya miliknya, tapi juga miliki kita semua yang terlibat dalam Jazz Gunung dan Jazz di Indonesia tanpa terkecuali. Penghargaan ini saya persembahkan untuk teman-teman, sahabat, kerabat yang pernah menemani mas Djaduk dalam berkarya,” kata perempuan yang akrab disapa Petra.

Baginya, penghargaan tersebut juga menjadi tanda harapan kita semua untuk semakin meluaskan perhelatan Jazz Gunung dengan keindahan alam dan keragaman kuliner yang ada serta berbagai kebudayaan yang sangat kaya di negeri ini. “Terima kasih untuk persahabatannya dan kehangatannya,” tutup Petra.

Dalam acara konser virtual Jazz Gunung Bromo yang dipandu pembawa acara Alit dan Gundhi ini, Ring of Fire Project tampil bersama Richard Hutapea, Tohpati, dan Tashoora. Kolaborasi mereka masing masing membawakan lagu Bromo, Pesisir, Dua Benua, Tari Rakyat, Kembang Boreh, Sintas, Tatap, dan Festival. Saksikan perhelatan Jazz Gunung Indonesia Hybrid Concert 2020 dengan mengakses tautan bit.ly/JazzGunungIjenBromo2020.

Seluruh rangkaian kegiatan Jazz Gunung Indonesia Hybrid Concert dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat dan didukung oleh BCA, Kemenparekraf, Eiger Adventure, GenBody Inc, Gerakan Pakai Masker, dan Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

102 komentar