UrbannewsID Musik | Siapa yang bisa menebak arah nasib? Hari ini seperti apa, besok mau jadi apa. Hari ini biasa saja, besok lusa bisa luar biasa. Bahkan, dari zero bisa pula menjadi hero. Seperti dialami empat anak muda yang memiliki hobi sama di dunia musik dari Lampung, nasib menuntunnya hingga ke Jakarta untuk bertemu seorang A&R kawakan, Jan Djuhana. Empat pemuda yang dimaksud yakni Monica (vokal), Andrew (gitar), Gentha (keyboard), dan Ayu (Drum), dengan grup band yang dibangunnya bernama ‘Be7’ (Be Seven -red:). Lewat single ‘Sayangku’ yang ditulis Monica sang vokalis, lirikasinya bercerita soal cinta dengan balutan musik pop ballad, debutnya di industri musik berharap menuai sukses.
Lampung memang menjadi ‘kantong’ pemasok band populer di industri musik tanah air yang cukup diperhitungkan, lihat saja Kangen Band, Hijau Daun, dan juga The Potters. Menurut Jan Djuhana, kehadiran Be7 dengan single terbarunya bisa menjadi generasi penerus band populer seniornya dari Lampung. “Selain putra daerah, saya selalu konsen melihat dari sisi lagu, notasi, liriknya. Dan, Be7 punya potensi dan karakter dalam membuat lagu berirama pop. Karena musik pop, adalah pasar yang masih luas sampai kapan pun terutama di Asia. Saya yakin, Be7 bisa bisa naik kelas menjadi band yang populer. Tugas saya hanya memproduksi saja, karena jarang label yang peduli dengan band-baru. Untuk itu, saya bekerjasama dengan 401 Entertainment untuk publikasi dan distribusi,” tukas Jan Djuhana, Selasa (25/9), di Salloinyan Tebet, Jakarta.
Bicara soal musik dan pelakunya di tanah air, mengingatkan kita akan nama-nama besar yang begitu sangat memberikan pengaruh terhadap perkembangan musik di Indonesia. Dari masa ke masa banyak artis atau band yang bermunculan kemudian berjaya tapi tidak sedikit pula ada yang tenggelam, begitu seterusnya. Bagi Be7, saat ini adalah momentum yang tepat dan luar biasa untuk menunjukan kemampuan musikalitas lewat single perdananya. Apalagi, sebuah keberuntungan besar bagi mereka ditangani Jan Djuhana, sosok yang sukses melahirkan band besar sekelas Dewa 19, Elfa’s Singers, Kahitna hingga Cakra Khan. Intuisinya dalam melihat pasar dan selera musik, hatam urusan seluk-beluk proses produksi sebuah lagu, menjalin kerjasama, hingga pendistribusian karya musik.
Keberuntungan dan juga keberhasilan menemukan jalannya sendiri, kemana dia akan hinggap. Seperti tulisan diawal, siapa yang bisa menebak arah nasib?. Grup band yang terbentuk sejak tahun 2015, nama Be7 terdiri dari huruf dan angka, Be atau BE mengisyaratkan kode wilayah kendaraan yakni Lampung, dan 7 (seven) dimaknai sebagai angka keberuntungan maupun jumlah notasi musik. Menurut salah satu personel Be7, Monic sang vokalis, bahwa dirinya dan juga kawan-kawannya tidak penah bermimpi langkah bermusiknya sampai sejauh jni. “Kami hanya bermain musik, dan bagaimana menciptakan karya lagu. Jika karya serta musik kami terdengar apalagi di apresiasi oleh Pak Jan Djuhana, sebuah keberkahan yang sangat luar biasa. Dan, hari ini berada di Jakarta bertemu dengan teman-teman media, bagi kami ini adalah sebuah prestasi,” tukas Monic, penuh bangga.
Jika dianalogikan Be7 seperti seorang pelari, mereka baru memasuki lapangan atau arena pertandingan. Banyak tahapan yang harus dilewatkan untuk menjadi pelari yang tangguh. Ada latihan pemanasan atau cross training yang harus dilakukan terlebih dahulu, biar otot kuat dan tidak cendera. Menjaga stamina agar tidak ambruk ditengah jalan. Di industri musik juga sama, harus siap mental. Siap kalah dan siap menjadi pemenang, kerena kedua-duanya punya resiko yang sama. Beruntungnya Be7 punya pelatih yang memiliki reputasi cukup baik dinegeri ini, yakni Jan Djuhana. “Treatment saya ke Be7, lebih ke soal mereka harus tetap menjaga semangat berkreasi menciptakan karya, berjalan secara alami dan apa adanya. Materi yang mereka buat saya serahkan sepenuhnya kepada mereka. Kalau pun bantu, lebih ke lirik dan notasi yang pas, serta minta bantu music director untuk musik mereka,” jelas Jan Djuhana.|Edo