HUI 2020; Ekspedisi Menggali Kembali Potensi Pariwisata Dan Budaya

Uncategorized532 Dilihat

Urbannews | Virus Corona yang merusak tatanan kehidupan umat manusia di banyak negara, termasuk Indonesia, sudah berjalan enam bulanan lebih ini, dan entah kapan berakhirnya, menambah kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi, sosial, juga budaya, terlebih khusus sektor pariwisata. Analisis World Tourism and Travel Council memprediksi, waktu pemulihan untuk sektor pariwisata juga pendukung lainnya, membutuhkan waktu setidaknya 19 bulan. Dan, kemungkinan akan merambat naik secara perlahan pada 2021 mendatang.

Namun, kehidupan harus terus berjalan dan bergerak sebisa mungkin. Jika semua diam dan mengisolasi diri, ekonomi akan runtuh, industri tidak berjalan, serta masyarakat kehilangan penghasilan. Satu-satunya jalan tetap semangat membuat perubahan, dan masa depan masih terbentang luas. Saya tertarik dengan sebuah kalimat lugas sarat makna yang diucapkan Adlai Stevenson yang dialamatkan untuk Eleanor Roosevelt, berbunyi; “Lebih baik menyalakan lilin dari pada mengutuk kegelapan”.

Jika ditarik dalam situasi saat ini, kehidupan yang berjalan di kondisi ketidaknormalan akibat pandemi covid-19. Menghadapi ujian seperti ini bukanlah waktunya menyalahkan kondisi, atau ikutan larut dalam suasana kegelapan ujian atau musibah itu sendiri. Ibaratnya ketika berada dalam kegelapan, sampai berbusa mulut mengumpat dan mengutuk, tak akan ada perubahan sampai kita menyalakan sebatang lilin atau alat penerangan lainnya. Berbuat lebih baik dibanding kita berdiam dalam kegelapan, apalagi sekedar berkata-kata.

Seperti kolaborasi Perkumpulan Gerakan Seribu Untuk Indonesia, Asosiasi Pariwisata Nasional, Trisakti Untuk Indonesia, serta Milenial Cinta Budaya, yang di dukung penuh oleh Brabus Indonesia dan Global CEO Indonesia, menggagas sebuah kegiatan ekspedisi kebangsaan betajuk ‘Hadir Untuk Indonesia 2020” atau disingkat HUI 2020. “Perhatian utama ekspedisi ini untuk memunculkan Semangat Bangkit bagi para pelaku bisnis di Dunia Pariwisata domestik dan UMKM pendukungnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,” ujar Harry koko Santoso dari GSUI, kepada awak media, Kamis (1/10) di Jakarta.

Aktualisasi dari gerakan besar Ekspedisi Kebangsaan Tahunan Dari Sabang Hingga Merauke, menyambut peringatan 100 Tahun Kemerdekaan RI nanti. Tahun ini, di perayaan 75 Tahun Kemerdekaan RI, ekpedisi GSUI memulai safari perjalanan daratnya di Jawa Barat dan Jawa Tengah, dengan titik singgah Kasepuhan Cirebon, Kasepuhan Cipta Gelar, Cilacap, Sragen, Magelang, dan Surakarta, mulai hari Senin, 5 Oktober 2020 sampai dengan 11 Oktober 2020. Mereka akan mendatangi, menggali, meliput juga memberitakan potensi unggulan dan surga tersembunyi yang ada.

Tidak hanya itu, Tim Ekspedisi ini juga akan mencari pejuang lokal, diantaranya para pegiat seni, pegiat lingkungan, pegiat ekonomi kerakyatan, pegiat pendidikan, pegiat pariwisata lokal, pegiat sosial, dan pegiat budaya. Dalam pelaksanaannya, GSUI menekankan pendekatan budaya lokal bagi setiap langkah kegiatan ekspedisi kebangsaan ini. “Sebuah penghormatan bagi kita semua untuk para super hero lokal, dengan cara menghargai karyanya juga membeli produknya,” pungkas Dr. Ngadiman SH, SE, MSi, Ketua Umum Asosiasi Pariwisata Nasional (Asparmas).

Lebih lanjut, Ngadiman berujar, dampak yang diharapkan dari gerakan dan kegiatan HUI ini diantaranya, munculnya kegiatan serupa yang dilakukan oleh komunitas kecil maupun besar dengan mendatangi obyek wisata lokal dengan penerayan protokol kesehatan yang memadai, sehingga ekosistem pariwisata lokal di Indonesia yang sebelumnya merupakan salah satu penyumbang terbesar bagi APBD dan APBN dapat kembali pulih bahkan msebelumnya tajam.

Muhanto Hatta dari GSUI juga berharap, berkumpulnya seluruh komunitas dengan perhatian yang sama pada wadah gerakan ini, baik yang berasal dari komunitas hobi hingga komunitas profesi, sehingga tujuan GSUI untuk ikut menujukkan JATI DIRI BANGSA INDONESIA kepada dunia dapat lebih cepat dan lebih mudah terwujud. Untuk itu, GSUI mengajak seluruh elemen bangsa ini untuk bersama mendukung gagasan gerakan menggali potensi tersembunyi di Nusantara, sebagai salah satu kekuatan dahsyat menuju Indonesia maju.

Sedangkan Kris Tjantra dari GSUI, memaparkan, bahwa GSUI juga tergerak untuk mendokumentasikan sejarah perjalanan bangsa di Nusantara, menuju peringatan 100 Tahun Kemerdekaan RI dalam bentuk majalah digital dengan memberdayakan own media seperti web HUI, media sosial seperti Instagram, Facebook dan Youtube hingga membentuk media komunikasi umum terbuka seperti seminar dan workshop.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

75 komentar