Jakarta, UrbannewsID.com | Kenapa setiap orang harus memiliki kesadaran untuk memulai pola hidup sehat? Pertanyaan ini jawabannya sangat sederhana, sebab kesehatan merupakan aset penting dalam diri manusia. Bagaimana bisa menjalankan aktivitas sehari-hari, jika kondisi kita tidak sehat dan rapuh. Bukankah mengantisipasi timbulnya penyakit jauh lebih baik, dari pada mengurus penyakit yang sudah datang terlebih dahulu. Seperti kata pepatah; ‘Mencegah jauh Lebih Baik daripada Mengobati’.
Seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya hidup sehat, beragam carapun dilakukan banyak orang. Salah satunya, ialah olahraga lari yang kini nge’tren dan menjadi gaya hidup sebagian besar masyarakat. Lari terkenal sebagai olahraga yang paling mudah, sederhana dan murah. Maka tidak heran jika olahraga ini menjadi pilihan tepat bagi semua kalangan masyarakat, tanpa membedakan status sosial, usia, dan jenis kelaminnya. Apalagi kini munculnya berbagai komunitas lari, salah satu bukti bahwa olahraga ini semakin mewabah dan meningkat popularitasnya.
Sehat itu murah, yang mahal adalah kesadaran untuk memulainya. Jargon ini, barngkali menjadi latar belakang CT ARSA (Chairul Tanjung, Anita Ratnasari) Foundation tepat di momen 12 tahun berdirinya, menggelar event “CT ARSA Foundation Charity Fun Run 2017″. Mengusung tagline “Berlari dan Berbagi”, CT ARSA mengajak penyandang tuna netra yang tergabung dalam yayasan Mitra Netra, komunitas lari dan masyarakat umum pecinta olah raga lari bersama-sama berbagi keceriaan, sekaligus kepedulian terhadap saudara-saudara kita yang membutuhkan.
Kegiatan lari yang digelar pada hari Sabtu, 4 November 2017 di Lapangan Sunburst BSD City ini menempuh jarak 5 KM. Sepanjang rute lari, peserta diberikan kejutan pada tiga zona yang dilewati, mulai dari Bybble Zone dan Wet Zone yang akan menyegarkan tubuh mereka dengan menggunakan air dan foam atau busa yang ditembakkan dengan menggunakan beberapa unit alat kepada para peserta. Peserta sangat antusias tidak hanya orang dewasa, tetapi anak-anak yang mengikuti lari bersama orangtuanya dengan asiknya bermain busa yang menutupi seluruh arena di zona tersebut.
Kemudian Zombie Zone, di zona ini peserta diuji adrenalinnya berlari sambil dikejar zombi. Keseruan peserta terlihat dari beberapa refleks peserta yang ketakutan saat melihat zombie atau yang senang sampai berfoto bersama dengan gaya dimakan atau dikejar zombie. Zona terakhir adalah Color Zone, peserta akan disambut dengan bubuk warna-warni. Bubuk tersebut disebarkan oleh panitia ke udara sehingga para peserta akan diselimuti oleh serbuk warna-warna pelangi. Tidak hanya itu, peserta juga dipersilahkan untuk saling melemparkan bubuk warna warni ke teman atau keluarganya sehingga membuat suasana semakin meriah.
Tidak hanya “berlari dan berbagi”, peserta juga berkesempatan untuk memenangkan hadiah pada beberapa fun competition yang diadakan untuk menambah keceriaan peserta seperti Best Running Costume, Best Happiest Selfie Photo, Best Running Costume Family, Most Photo Likes dan Best Face Painting. Banyak peserta yang terlihat antusias untuk memenangkan lomba tersebut. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya foto yang dishare oleh peserta melalui Instagram mereka masing-masing dengan menggunakan hashtag #ctarsacharityfunrun2017 dan #ctarsafoundation.
Salah satu yang paling menjadi sorotan ialah seorang peserta wanita yang mengenakan kostum ala “Ibu” dari film Pengabdi Setan. Selain itu, ada juga yang memakai baju ala superhero seperti Spiderman, Supergirl, Thor, Iron man, Captain America dan masih banyak lagi. Penilaian dan pemilihan pemenang melalui foto yang diunggah ke Instagram juga dilakukan pada kategori Most Photo Likes. Foto dengan jumlah likes terbanyak akan menjadi pemenang kategori ini.
Antusiasme para pelari cepat dan komunitas lari juga terlihat dalam event ini, tampak hadir juga Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno bersama komunitas larinya yang ambil bagian di garis depan saat start. Untuk penilaian pelari tercepat dibagi menjadi dua kategori yaitu, pelari tercepat pria dan wanita. Adapun pemenang pelari tercepat kategori pria adalah Octovianus Erwin Beke (19 menit 8 detik), Muhammad Nur Raya (20 menit 55 detik) dan M. Ulil (22 menit 53 detik). Untuk pemenang kategori pelari tercepat wanita adalah Liyatul Khusna (28 menit 20 detik), Dilly Suharti (29 menit 24 detik), Lully Sulistiorini (30 menit 58 detik).
“Kami sangat senang melihat antusiasme dari para peserta, terlihat dari jumlah peserta mencapai sekitar 15.000 orang yang secara otomatis telah menjadi donatur untuk CT ARSA Foundation, karena hasil dari pendaftaran peserta akan didonasikan melalui kegiatan sosial CT ARSA Foundation yang memiliki visi memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan berkualitas serta mengoptimalisasi kesehatan bagi masyarakat Indonesia yang kurang mampu, melihat kesuksesan dari kagiatan ini rencananya CT ARSA Foundation Charity Fun Run akan digelar lagi tahun 2018”, kata Anita Ratnasari Tanjung selaku Ketua CT ARSA Foundation.
“Banyak momen yang berkesan seperti saat saya mendampingi para tunanetra yang tergabung dalam yayasan Mitra Netra, mereka terlihat bahagia sekali, mereka minta ke saya, ‘Ibu harus rutin menggelar ini’ dan sepanjang perjalanan saya menceritakan keadaan di sekitar dan mereka senang sekali mendengarnya. Hadirnya dua anak dari Desa Lelogama NTT (Dalton Bale dan Sandra Alnaben ) menjadi kado ulangtahun yang sangat berkesan, mereka belum pernah meninggalkan desanya bahkan belum pernah ke Kupang, tapi mereka bisa hadir pada acara ini mengucapkan selamat secara langsung yang juga bertepatan dengan hari ulang tahun saya”, kata Anita Ratnasari
“Untuk menjalankan misinya saat ini CT ARSA Foundation telah memiliki fasilitas Mobil Sehat, Mobil Pintar, dan Mobil Iqro yang telah menjangkau berbagai pelosok daerah, dan kami bersyukur pada dalam acara ini juga telah diluncurkan Mobil Teknologi yang di desain secara khusus dengan berbasis komputer yang dapat digunakan untuk mengembangkan pengetahuan anak-anak mengenai ilmu komputer dan teknologi digital sehingga pengetahuan yang diperoleh menjadi modal bagi mereka untuk menghadapi era globalisasi saat ini,” tambah Anita Ratnasari.
Secara konsisten bantuan yang diberikan oleh CT ARSA Foundation terus dipantau dan dikawal perkembangannya, mulaidari proses, hasil/manfaat yang diberikan, sampai dengan keberlangsungannya (sustainability), agar dapat memberikan dampak nyata untuk kehidupan masyarakat. Di wilayah Indonesia Timur, tepatnya di Desa Amfoang Selatan saat ini hampir selesai pembangunan Sekolah Dasar di pelosok Desa yang sebelumnya hanya berdinding kayu dan berlantai tanah menjadi bangunan yang lebih permanen untuk layak pakai.
Pada tanggal 22 September 2017, juga telah dimulai peletakan batu pertama pembangunan SMA Unggulan CT ARSA Foundation yang berlokasi di kota Solo. Nantinya sekolah unggulan ini akan menjadi satu kompleks sekolah yang komprehensif lengkap dan modern dilengkapi 24 ruang kelas, masing-masing kapasitas 25 orang untuk 600 siswa. Salah satu yang cukup membanggakan dalam pelaksanaan kegiatannya, CT ARSA Foundation juga didukung oleh relawan-relawan (Komunitas ARSA) yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia mulai dari Aceh, Jakarta, Bandung, Surabaya, sampai dengan Kalimantan.|Edo