Urbannews | Industri musik tanah air selalu diramaikan oleh kemunculan penyanyi-penyanyi baru yang muda dan berbakat. Dan, mereka baik perempuan maupun lelaki bermetamorfosis dari telur, ulat dan kemudian menjadi kupu-kupu. Dari ruang kedap suara, keluar ke alam bebas untuk terbang tinggi.
Eksistensi mereka tak bisa dipandang sebelah mata. Mereka juga menunjukkan bakat menyanyi yang bisa dibilang luar biasa dan tak hanya sebagai pendatang baru yang hanya singgah sebentar. Para talenta-talenta muda ini juga mempunyai pangsa dan penggemar tersendiri nantinya.
Seperti gadis belia asal Tulungagung, Jawa Timur yang bersahaja, Marsha Alya Zahra, berawal dari hobi menyanyi sejak kecil yang akhirnya menemukan passion-nya di dunia tarik suara. Di dukung kedua orangtuanya, kursus menyanyi dan ditambah menempa pengalaman dengan ikut ajang kompetisi bernyanyi dari panggung ke panggung, menguatkan pilihannya.
Marsha Alya Zahra yang memiliki hobi lain, seperti dance dan melukis. Bahkan, masih ada prestasi yang ditorehkannya yakni di bidang marching band yang membawanya ke kancah internasional. Baginya, menyanyi sesuatu hal yang penting dalam hidupnya. Untuk itu, Marsha masih terus belajar mengembangkan bakat menyanyinya.
Tiga tahun terakhir ini, Marsha mulai sering diundang untuk tampil di event-event jazz. Kecintaannya di dunia musik, diwujudkan melalui debut album pertamanya bertajuk “Hanya Ilusi”. Berisikan 7 lagu yang tidak hanya berirama jazz, tapi juga pop, RnB, hip hop, samba, dan lainnya. Marsha termasuk sangat beruntung, dan tepat ditangani oleh maestro jazz Indonesia, Idang Rasjidi, si pemilik karya.
Proses pembuatan album indie ini cukup singkat, yaitu 2 bulan, yang dilakukan di Studio Recording milik Idang Rasjidi di Bogor. Marsha mampu menghilangkan sekat antar generasi, kemudian membaur dalam aransemen musik yang istimewa dengan vokalnya yang berkarakter, hingga bisa didengarkan oleh semua usia penikmat dan pendengar musik.
Album Hanya Ilusi yang sudah bisa didengar hanya di platform digital. Baik Idang Rasjidi & Sandra Fitriani selaku Excutive Producer, juga Marsha sendiri, berharap album ini dapat disukai oleh seluruh masyarakat, Dan pasar musik Indonesia dan mancanegara. Dan kedepannya ia semakin berkembang sebagai musisi muda pendatang baru yang cemerlang.
Ditengah persaingan semakin ketat, dan sikap bermusik yang kian menyusut di era musik yang hanya ini-itu saja. Kemudian, melulu hanya dikemas dalam adonan yang slapstick, tidak ada lagi sikap eksistensial dalam bermusik, tersebab yang penting adalah popularitas dan uang. Tak usah heran, kalau penyanyi dalam waktu yang begitu cepat telah meraih sukses materi yang mencengangkan, setelah itu, ia akan tertidur lelap.
Album Hanya Ilusi adalah langkah awal Marsha Alya Zahra , masuk di rimba musik Industri yang penuh rintangan sekaligus tantangan. Belajar untuk menemukan karakter dan kemampuan diri sendiri itu penting, disamping konsistensi dalam bermusik sesuai pilihannya dan terus melahirkan karya baru. Dan, kesuksesan akan menemukan jalannya sendiri, yakinlah itu.