Urbannews Film | Sebagian orang pasti memiliki genre kesukaannya terkait film favoritnya. Namun tak dapat dipungkiri, hingga kini, para penonton Tanah Air paling senang dan banyak penggemarnya adalah film berbau mistis alias horor. Tak pelak, jika banyak film horor diproduksi setiap tahunnya yang melalang buana di bioskop-bioskop Indonesia. Ada yang sukses meraup untung, tapi tidak sedikit yang merugi.
Namun sayang, baik judul apalagi tema film horor disini nyaris tidak ada yang baru, masih berkutat pada sumber cerita mistis yang hidup dan berkembang di masyarakat. Belum lagi, masih menempatkan penonton sebagai objek pesakitan dengan aneka ketakutannya. Keseraman secara visual maupun efek audio dibuat untuk memacu andrenaline yang menguras enerji. Menyaksikan film horor tidak penting lagi cerita, yang dibutuhkan adalah sensasinya untuk menguji nyali.
Keseragaman film horor tersebut, akhirnya memunculkan ide kreatif seorang produser Chand Parwez Servia dari Starvision menggaet Ernest Prakasa, untuk membuat cerita yang keluar dari pakem film horor kebanyakan. Maka lahirlah cerita yang berbeda, yakni horor komedi berjudul ‘Ghost Writer’. Ide cerita ini muncul dari penulis pemula Nonny Boenawan, yang sekaligus dipercayakan membuat skenarionya bersama-sama Benne Dion Rajagukguk, penulis Warkop Reborn atau Suzzanna Reborn.
Menariknya dalam penggarapan film Ghost Writer ini, Benne Dion Rajagukguk yang biasa menulis skenario, kali ini untuk pertama kali di percaya untuk menjadi sutradara. “Skripnya menarik, film horor berbalut komedi ini sesuatu yang baru ditengah maraknya film horor kebanyakan. Kita juga ingin memberi kepercayaan sekaligus tantangan kepada Benne, biasa menulis skenario membuktikan dirinya mampu sebagai sutradara. Ini sebagai bukti kepedulian kita, jangan sampai industri film menapikan orang-orang muda kreatif,” tegas Parwez, Selasa (19/2) di Jakarta.
Ernest Prakasa selaku produser bersama Chand Parwez Servia, menuturkan, proyek film ini berawal dari kelas penulisan naskah yang dibuat oleh dirinya. Salah satu peserta kelas, Nonny Boenawan, membuat sinopsis cerita yang menarik perhatiannya. “Ada drama keluarga, ada horor, dan ada komedinya. Jalan cerita tentang manusia dan love-hate relationship dengan hantu ini juga unik. Saya pun mengajak Bene Dion untuk diskusi, ternyata cerita ini sangat menarik dan unik. Dan, kayaknya ini cocok juga buat debut Bene sebagai sutradara,” ujar Ernest.
Tanpa berlama-lama, film komedi horor Ghost Writer pembuktian Bene meretas kariernya sebagai sutradara. Menggaet beberapa bintang seperti; Tatjana Saphira, Ge Pamungkas, Deva Mahenra, Endy Arfian, Ernest Prakasa, Slamet Rahardjo, Dayu Wijanto, Ari Keriting, dan lainya, akan segera tersaji di bioskop.|Edo
Berikut sinopsi ‘Ghost Writer’;
Naya (Tatiana Saphira) adalah seorang penulis novel one-hit-wonder yang sudah beberapa tahun ini mengalami masa keterpurukan. Alasan ekonom iakhirnya membuat Naya dan adiknya, Darto (Endy Arfian), terpaksa harus pindah kesebuah rumah tua yang harga sewanya lebih murah. Suatu hari, Naya menemukan sebuah diary di rumah itu. Naya merasa kisah itu begitu emosional dan berpotensi untuk dijadikan novel. Naya pun menceritakannya kepada Vino (Deva Mahenra), pacarnya, yang mendukung Naya untuk menggarap kisah itu. Alvin (Ernest Prakasa), editor sekaligus manajer di kantor penerbitan Naya, juga sangat tertarik.
Ketika Naya memutuskan untuk mengerjakan novel tersebut, tiba-tiba muncul Gauh (GePamungkas), hantu penunggu rumah sekaligus pemilik dari diary yang ditemukan Naya. la marah karena Naya mencuri diary-nya. Akhirnya Naya berupaya untuk membujuk Galih agar membantunya mengerjakan novel tersebut, dengan iming-iming uang royalty kelak akan Naya berikan ke orang tua Galih yang masih hidup. Belum selesai urusan Naya dan Galih, muncul teror dari sesosok hantu perempuan bernama Bening (Asmara Abigail). Siapa sesungguhnya Bening? Berhasilkah Naya membujuk Galih dan menjadikannya rekan kerja dan mewujudkan novelnya menjadi kenyataan demi membiayai sekolah Darto?