Film Tutuge; Di Antara Eksotisme Budaya & Persona Alam Bali

Movie499 Dilihat

Urbannews | Dua tahun sudah pandemi bercokol di bumi pertiwi. Dua tahun pula ekosistem perfilman Indonesia mandeg secara distribusi atau tontonan bukan giat produksinya. Seperti Tutuge, film horor thriller yang disutradarai oleh Virlan W. Langgong, produksi PT. Tiga Sinergi.

Film yang kekuatan pesona alam dan kearifan budaya Bali, dan dibintangi oleh Rania Putrisari, Imelda Therrine, Rizky Anggono, dan Ismi Melinda. Sempat melalangbuana kebeberapa festival film di luar negeri dan mendapat apresiasi cukup baik, akhirnya akan tayang perdana pada 14 April 2022 nanti di negeri sendiri, Indonesia.

Tommy Indratama, executive producer dari Sin3rgi, mengatakan film berdurasi 2 jam 20 menit ini memilih Bali sebagai lokasi shooting. Proses pengambilan gambar dari film ini, kata dia, dilakukan sebelum badai pandemi Covid-19 datang di Indonesia. “Penantian untuk produksi film ini cukup lama bagi kami. Tapi kami merasa sangat puas dengan hasilnya,” kata Tommy pada acara gala premier filmnya di Epicentrum Walk, Jakarta Selatan, Selasa (11/4).

Film yang menjadi debut karya sutradara Virlanwana Langgong bergenre drama psikologi. Pilihan tempat di Pulau Dewata selain dikenal dengan beragam keindahan alamnya yang begitu mempesona dan eksotis. Bali juga tersimpan kearifan lokal melalui budayanya yang sudah dikenal publik.

“Film ini secara khusus mengangkat cerita dari salah satu kearifan lokal yang ada di Bali. Film ini menjadi medium untuk menyampaikan banyak pesan moral, mulai dari pengampunan, penemuan jati diri dan penebusan perilaku yang kita kemas dengan keindahan budaya Bali,” tutur Virlan, sekaligus penulis cerita film ini.

Film yang diproduseri Tommy Indratama dan Rico Michael Bradley, Tutuge sendiri berarti perasaan seperti sedang diikuti oleh makhluk halus atau jin. Kisahnya mengenai sosok wanita bernama Ameera, penulis spesialis genre horor yang sedang berlibur ke Pulau Dewata untuk memecah kebuntuannya dalam mencari ide. Berbagai peristiwa pun muncul yang tak dapat dijelaskan secara logis.

Sebelum penayangan gala premier di Jakarta, sepenuturan Virlan, film Tutuge telah mendapatkan apresiasi positif saat menggelar screening filmnya di bioskop Beach Walk, Kuta, Bali, pada Jumat (8/4) malam. Selain itu, kru film juga menyempatkan diri untuk melakukan upara nyawang atau menyampaikan rasa syukur atas usainya proses produksi di Puri Agung Peliatan Desa Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.

Tommy juga merasa optimistis film yang mengusung kisah horor ini bakal mendapatkan hati di penikmat film Tanah Air. Optimisme itu menguat setelah film ini mendapatkan deretan penghargaan dari pentas film internasional. Diantaranya menyabet penghargaan film horor terbaik serta sinematografi terbaik dari Asian Film Awards Academy atau AFA Academy 2021.

Penghargaan lainnya didapat juga dari Hollywood International Golden Age (HIGA) sebagai best international feature film serta film horor terbaik dari Andromeda Film Festival ke-7. Selain itu, Tutuge juga terpilih sebagai finalis Golden Harvest Film Festival di Tokyo, Jepang, pada 2021.

Hal senada disampaikan Rico Michael, associate producers, harapannya semua apresiasi yang sudah didapat dari pentas festival film internasional itu bisa menjadi pembuka jalan untuk memberikan hiburan bagi para penikmat film horor di Indonesia. “Film ini rencananya akan tayang perdana di Indonesia pada 14 April nanti. Semoga saja film ini bisa menjadi hiburan yang bergizi bagi para pencinta film nasional,” pungkas Rico.

Sinopsis Film Tutuge

Ameera Janus (Rania Putrisari) memutuskan berlibur ke Bali untuk mencari inspirasi bagi karya terbarunya. Ia adalah penulis dengan spesialisasi tema horor, dan sedang mengalami kejenuhan dalam karya dan rumah tangga.Di Bali Ameera mulai melakukan hal seperti yang dilakukan wisatawan lain, yakni surving. Namun saat ia sedang berada di laut, Ameera merasa seperti sedang ditarik ke dalam laut oleh sosok misterius.Ia lalu ditolong oleh Ketut, yang memperkenalkannya dengan Laras (Imelda Therrine) pemilik vila luas dengan nuansa tradisional namun seram. Laras memiliki sikap yang misterius dan ia sedang berniat menjual vila miliknya dengan alasan tertentu.

Sejak berada di vila, Ameera kerap melihat munculnya wanita dengan busana tradisional Bali berwarna merah. Wanita itu menari dengan indah, namun mengucapkan hal-hal yang membuat Ameera makin takut.Ketakutan Ameera disikapi suaminya, Cokro dengan tidak simpati. Cokro malah menganggap Ameera gila karena selalu melihat hal yang tak dilihat orang lain.

Film ini memang baru rilis 14 April 2022 mendatang, namun ternyata sudah berhasil memenangi 7 penghargaan di bidang sinema diantaranya World Film Carnival Singapore untuk kategori Best Horror Feature, Hollywood International Golden Age Festival kategori Best Intl. Feature Film, dan Best Cinematography pada Art Film Awards 2021.Penasaran dengan kisah selanjutnya dari Tutuge, nantikan penayangannya di bioskop nusantara tanggal 14 April mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *