UrbannewsID Film | Istilah gotong royong berasal dari bahasa Jawa. Gotong berarti pikul atau angkat, sedangkan royong berarti bersama-sama. Jika diartikan secara harfiah, gotong royong berarti mengangkat secara bersama-sama atau mengerjakan sesuatu secara bersama-sama. Gotong royong dapat dipahami pula sebagai bentuk partisipasi aktif setiap individu untuk ikut terlibat memberi nilai positif dari setiap obyek, permasalahan, atau kebutuhan orang di sekelilingnya. Dan, berwujud bisa materi, keuangan, tenaga fisik, mental spiritual, keterampilan, sumbangan pikiran atau nasihat yang konstruktif, sampai hanya berdoa kepada Tuhan.
Dalam perspektif sosiologi budaya, nilai gotong royong adalah semangat yang diwujudkan dalam bentuk perilaku atau tindakan individu yang dilakukan tanpa mengharap balasan untuk melakukan sesuatu secara bersama-sama demi kepentingan bersama atau individu tertentu. Gotong royong menjadikan kehidupan manusia Indonesia lebih berdaya dan sejahtera. Dengan gotong royong, berbagai permasalahan kehidupan bersama bisa terpecahkan secara mudah dan murah, demikian halnya dengan kegiatan pembangunan masyarakat. Tapi, sayang-nya zaman yang terus berubah nilai kegotong royangan mulai memudar.
Untuk itu, semangat gotong Royong yang menjadi nilai utama untuk menumbuhkan rasa kebersamaan bagi masyarakat, khususnya bagi generasi muda (millenial), menjadi titik tolak film ‘Impian 1000 Pulau’. Tidak itu saja, film ini juga merupakan hasil dari sinergi empat pilar utama bangsa, yaitu pemerintah, komunitas, pelaku usaha, dan akademisi. “Film Impian 1000 Pulau bertumpu pada salah satu nilai revolusi mental yang digagas oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, yaitu nilai gotong royong” jelas Ivonny Zakaria, Ketua Gerakan 1000, sekaligus Executive Producer film ini, Senin (12/11) pagi, di Jakarta.
Ivon juga menbahkan, nilai gotong royong memiliki makna yang besar tidak saja dalam proses pembuatan film, tetapi juga berdampak positif pada kelompok masyarakat ekonomi berbasis eco-tourism yang ada di Kepulauan Seribu. Film ini tidak saja sebagai medium hiburan, tapi menurut Ivon ada pesan moral yang ingin sampaikan, yakni mengajak penonton untuk berkontribusi atau pertisipasi aktif untuk memperbaiki kerusakan mangrove di Indonesia melalui #1ticket1mangrove. “Dengan membeli satu tiket, maka anak muda Indonesia telah berkontribusi terhadap upaya restorasi kerusakan mangrove,” pungkas. Ivon.
Film ‘Impian 1000 Pulau’ merupakan hasil karya generasi muda, yang di persiapkan cukup lama karena banyak tantangan, teruma aspek permodalan, yakni sekitar 2,5 tahun. Hasil gotong royong generasi muda ini, baik yang tinggal di Kepulauan Seribu maupun yang berasal dari Kota Jakarta, membuktikan bahwa kreatifitas dan inovasi yang tanpa batas ini, dapat menghasilkan karya seni yang sangat bagus dan bermakna. Ditambah dengan kemasan promosi yang cukup kreatif, film ini menargetkan dapat meraih 5 juta penonton. Dengan itu pula, melalui film Impian 1000 Pulau, diharapkan banyak wisatawan yang akan berkunjung ke Kepulauan 1000, sehingga masyarakat dapat semakin dikenal, semakin sejahtera, dan mandiri di bidang ekonomi.
Semangat gotong royong membantu warga dan lingkungan Kepulauan Seribu yang diwujudkan melalui #1ticket1mangrove. Menggugah Kalingga, sebuah kelompok filantropis yang berada di bawah Lion Club Indonesia, mengadakan nonton bersama (nobar) di berbagai daerah, khususnya di Jakarta, untuk membantu mengumpulkan dana bagi perbaikan lingkungan di Kepulauan Seribu, Jakarta. Pagi ini, Lion Club Kalingga bersama 500 siswa-siswi masrasah Al Fakhiriyah, dan sore harinya juga akan diadakan nobar dengan siswa Khadijah Islamic School di CGV Blitz Slipi Jaya Jakarta.
Gubernur Lions Club Distrik 307-A1 Silvyana Murni menjelaskam, pihaknya bekerjasama dengan produser film “Impian 1000 Pulau” untuk membantu usaha warga penanaman mangrove di Kepulauan Seribu. Menurut Silvyana, saat ini ada 362 klub yang bernaung di bawah Lion Club Indoneaia yang akan digerakan untuk menonton film ini. Setiap penonton yang menyaksikan film berarti telah menyumbangkan satu batang pohon mangrove, yang akan ditanam di pesisir pantai Kepulauan Seribu. “Kepulauan Seribu bagian dari Jakarta. Kita harus punya keperdulian. Mangrove harus tumbuh, tidak boleh ada pengeboman ikan, kita didik masyarakat untuk mengolah makanan sehat,” katanya.
Film “Impian 1000 Pulau” berkisah tentang seorang anak nelayan yang bercita-cita menjadi pembuat film. Sang ayah tidak setuju karena menganggap itu usaha yang sia-sia. Presiden Kalingga Lion Club Tjut Syahna mengungkapkan, kegiatan yang dilakukan Kalingga adalah untuk mendorong pertumbuhan pariwisata Kepulauan Seribu. “Kalau Singapura punya Sentosa Island, kita punya Kepulauan Seribu, salah satu tujuan wisata yang dicanangkan sebagai salah satu dari 10 Bali Baru. Kita bukan hanya menanam mangrove, tetapi juga mendorong masyarakat tidak menggunakan hairspray dan sedotan plastik. Ini adalah pengabdian organisasi,” paparnya.|Edo