Festival Harmoni Indonesia; Merayakan Persatuan dalam Keberagaman

Music359 Dilihat

Urbannews | Kemajemukan bangsa Indonesia ini mesti menjadi penguat kehidupan yang penuh kedamaian, cinta kasih, dan harmoni, bukan memantik konflik dan disintegrasi yang mengancam persatuan bangsa. Sepanjang sejarah bangsa Indonesia, masyarakat telah hidup dalam harmoni dan toleransi. Tetapi dalam beberapa dasawarsa terakhir, ada gejala disharmoni karena globalisasi dan disrupsi.

Merawat kemajemukan juga menjaga harmoni kebangsaan merupakan hal penting di Indonesia. Nah! untuk itu, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum (Ditjen Polpum) berkolaborasi dengan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menyelenggarakan Festival Harmoni Indonesia dengan menghadirkan berbagai pagelaran seni dan budaya yang berasal dari 34 provinsi di Indonesia.

Festival itu dihelat pada 28-29 Oktober 2022 atau bertepatan dengan peringatan hari Sumpah Pemuda dan bertempat di TMII. Adapun ragam seni dan budaya yang akan dihadirkan mulai dari musik, tari atau seni pertunjukan, kuliner, hingga film.

Direktur Ketahanan Ekonomi, Sosial, dan Budaya Ditjen Polpum Kemendagri La Ode Ahmad mengatakan gagasan festival berangkat dari refleksi kebhinnekaan serta kekayaan dan keragaman seni-budaya bangsa yang dimiliki Indonesia. Kata “harmoni” sendiri juga merujuk pada tujuan yang hendak dicapai dari penyelenggaraan festival.

“Ini adalah sebuah upaya kecil karena kita mungkin tidak bisa melakukan hal-hal yang besar, tapi kita bisa melakukan hal-hal kecil dengan cara yang besar. Artinya, dengan festival ini akan mewujudkan dari harmoni Indonesia menuju harmoni dunia yang kita dambakan,” kata La Ode saat konferensi pers yang diikuti secara virtual dari Jakarta, Rabu (22/6/2022).

Menurut La Ode, keragaman seni-budaya yang dimiliki Indonesia harus dijaga, terutama agar generasi baru seperti milenial dan Z tidak melupakan warisan tersebut. Oleh sebab itu, nantinya festival juga akan menghadirkan kolaborasi, tidak hanya dalam konteks seni tradisional melainkan juga seni populer. Sejumlah pelaku seni populer juga akan terlibat dalam festival.

La Ode juga mengharapkan agar festival dapat dikemas dengan cara kekinian dan relevan, namun tetap menyelipkan literasi dan tidak meninggalkan nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam seni-budaya nusantara.

Oleh sebab itu, Kemendagri turut menggandeng Boss Creator, sebagai pihak swasta yang bergerak di bidang industri pertunjukan, untuk mengemas konsep festival yang juga menargetkan segmen anak muda.“Kita harus tetap linier dengan perkembangan peradaban dan revolusi industri pengetahuan. Di generasi milenial atau Z, mereka juga harus bisa terhubung dengan kebudayaan ini sehingga dibutuhkan literasi,” katanya.

Direktur Eksekutif TMII Emilia Eny Utari menyambut baik dan antusias atas kerja samanya dengan Kemendagri untuk mewujudkan gelaran Festival Harmoni Indonesia. Melalui festival ini, kata Emilia, secara tidak langsung dapat menghidupkan kembali marwah TMII sebagai etalase budaya dari 34 provinsi.

“Mudah-mudahan dengan adanya festival ini, kita bisa mendapatkan sesuatu yang luar biasa, output-nya ketahuan, serta semua masyarakat Indonesia khususnya kaum milenial dan Z bisa lebih mengenal dan mencintai budayanya sendiri,” kata Emilia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *