UrbannewsID Musik | Musisi dan penyanyi yang dikenal melalui lagu-lagu hits ciptaannya, seperti Barcelona dan Sakura, pada awal dekade 1980-an. Fariz Rustam Munaf atau lebih dikenal dengan nama Fariz RM, masih terus bergelut di dunia hingga kini. Saat di jumpai seusai menghibur para penonton di Hanoman Stage Prambanan Jazz Festival 2018, Sabtu (18/8) sore di Komplek Taman Wisata Candi Prambanan, Yogyakarta, ada catatan menarik yang disampaikannya.
Prambanan Jazz Festival 2018 yang digelar Rajawali Indonesia Communication, selama tiga hari mulai 17 hingga 19 Agustus 2018. Fariz RM yang selama 40 tahun berkarier di dunia musik, acapkali berada diatas panggung, ia selalu menyuguhkan aransemen baru disetiap lagu yang dibawakannya. Menurutnya, semua dilakukan untuk menjaga agar penonton tidak bosan atau jenuh. “Semua berjalan sesuai karakter penontonnya, bahkan aransemen baru bisa saat berada diatas panggung. Beruntungnya player yang membantu saya sangat paham,” jelas Fariz.
Fariz juga mengungkapkan keinginannya menghapus pengkotak-kotakan soal musik, seperti jazz, rock, blues atau pop. Itukan, masyarakat saja yang menciptakan. Sebagai pemusik, dirinya sangat peka musik apa yang harus ia mainkan, disaat penonton dan tempat yang tepat. “Satu lagi, mungkin orang beranggapan memanggungkan Fariz susah dan mahal. Sebenarnya tidak juga, bagi saya yang utama adalah soal rasa hati nyaman atau tidak ketika bermain, soal lainnya urusan nanti,” tegasnya.
Ketika ditanya soal bermain di Prambanan Jazz Festival, Fariz RM menuturkan, sangat menarik dimana masing-masing para musisi memiliki karkater dan ke istimewaannya sendiri. Seperti sosok Diana Krall, yang menurut Fariz saat terakhir nonton di Sidney, suaranya sangat seksi dan gak ada duanya. Fariz yang membawakan sekitar 6 lagu, dan sempat mengajak Monita Tahalea nyanyi bareng, memberikan masukan dan harapan kepada panitia penyelenggara untuk kedepannya Prambanan Jazz Festival menjadi Istimewa layaknya Yogyakarta.
“Sekedar saran saja buat penyelegara Prambanan Jazz Festival, mencari trik-trik unik dan beda yang mengkaitkan Candi Prambanan dengan musik dalam konsep pertunjukannya. Bukan sekedar penampakan secara visual, tapi bobot musiknya dikuatkan lagi. Seperti kota Newport di Rhode Island, Amerika, dengan pemandangan pelabuhan dan perkumpulan rumah lama dan merupakan kota New England klasik. Terkenal Newport Jazz Festival yang digelar sejak tahun 1954, mendatangkan lebih dari 11.000 orang dengan konsep menggabungkan antara grup-grup diskusi akademis dan pertunjukan musik live,” ujar Fariz.|Edo (Foto Arey)