Diskusi PWI JAYA SIMUFIL; Membedah Problem Industri Hiburan Ditengah Pandemi

Uncategorized319 Dilihat

Urbannews | Pandemi Covid-19 memukul beragam profesi, salah satunya pekerjaseni. Pembatasan kerumunan massa, telah menghambat pemasukan para pekerja seni. Meski New Normal diberlakukan, belum ada kejelasan pasti atas nasib pekerjaseni. Beragam strategi adaptasi dilakukan. Namun pekerjaseni berharap pemerintah segera menetapkan regulasi pasti.

Epilog panggung dunia hiburan yang sedang berduka sudah masuk priode kelima (5 bulanan :red), terkurung dari ancaman virus corona yang menyerang negeri tercinta. Akibatnya banyak proyeksi berkegiatan seni panggung tahun 2020 tidak berjalan normal bahkan gagal total. Panggung hiburan yang dimaksudkan, yaitu film dan musik, berikut ekosistemnya.

Di mana pun kamu berada dalam spektrum antara ketidakseimbangan dan kepanikan, jelas bahwa Coronavirus akan secara drastis membentuk kembali cara hidup kita. Ya, setidaknya untuk beberapa bulan ke depan, dan itu sesuatu yang harus ditanggapi dengan serius. Pekerjaseni harus memilih atau menerima kerugian dari dampak pandemik.

Meskipun sulit untuk melukiskan banyak hal tentang situasi ini, PWI Jaya sie Film, Musik, Lifestyle mencoba menukil problem yang dihadapi pekerjaseni, khususnya film dan musik, melalui diskusi media yang membahas tentang ‘Recovery Industri Hiburan Di Era New Normal’, yang digelar pada 22-23 Agustus 2020 di Hotel Jambu Luwuk, Bogor.

Diskusi inipun menghadirkan perwakilan narasumber diindustri hiburan di tanah air, antaralain; Roy Jeconiah (musisi), Inggrid Widjanarko (Artis), Harry ‘Koko’ Santoso (Promotor Musik), Agi Sugianto (Produser Musik), Djony Syafruddin (Ketua GPBSI), Alicia Johar (Ketum PARFI), Bagiono Prabowo SH, MH, (Ketua PAFINDO), dan Derry 4 Sekawan (Komedian).

Acara diskusi yang dipandu Ketua PWI Jaya Sie Film, Musik & Lifestyle Irish Riswoyo, dan Benny Benke, wartawan & pengamat film, berlangsung cukup menarik. Ketua Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI), Djony Syafruddin yang jadi pembicara pertama berujar, bioskop siap beroperasi kembali dengan aturan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh Pemerintah.

“Tapi sayang, terjadi ketidak konsistenan tentang pembukaan bioskop yang semula mendapat izin pada tanggal 29 Juli 2020, kembali dibatalkan menyusul pemberian izin tempat pariwisata saat perpanjangan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi oleh Pemprov DKI Jakarta,” pungkas Djony, Sabtu (22/8) di Jambu Luwuk, Bogor.

Djony Syafruddin yang memiliki bioskop dibeberapa daerah, mengatakan, pengelola bioskop pada prinsipnya akan mentaati aturan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh Pemerintah. Baik itu kebersihan dan sterilisasi bioskop, penataan tempat duduk yang harus berjarak (physical distancing). Hingga kapasitas yang tidak diperbolehkan penuh atau 50 persen dari kapasitas total.

Baik Alicia Johar (Ketum PARFI) dan Bagiono Prabowo (Ketua PAFINDO), juga berharap ada kelonggaran izin syuting film, tentunya dengan pengawasan protokol kesehatan. Tidak hanya itu, mereka memohon agar pajak tontonan dapat ditekan ke angka seragam 10 persen di seluruh Indonesia. Membangun bioskop yang merata di daerah, serta mendapat layar yang cukup adil.

Dari dunia panggung musik dipusaran pandemik, Roy Jeconiah (musisi), Inggrid Widjanarko (Artis), Harry ‘Koko’ Santoso (Promotor Musik), Agi Sugianto (Produser Musik), selain bicara kebijakan pasti soal protokol kesehatan di era new normal saat ini, mereka bicara lebih kepada bagaimana para pekerjaseni bersiasat untuk tetap ajeg, kreatif dan produktif.

Harry ‘Koko’ Santoso misalnya. Ia sendiri sedang merancang sebuah konser musik dan tari dari atas kapal dengan penonton dipinggir pantai dengan aturan protokol kesehatan. Dengan Spirits of Thousand Islands, event musik ini akan hadir banyak destinasi pariwisata khusus seperti: Jayapura, Merauke, Lombok, Bali, Surabaya, Banyuwangi, Pulau Komodo, dan lain-lain.

Roy Jeconiah (musisi), maupun Agi Sugianto (Produser Musik), lebih memanfaatkan media baru di era digital saat ini. Roy yang baru saja mengeluarkan single, platform digital jadi ruang berpromosi. Begitu juga, lewat digital streaming menjadi solusinya untuk tampil menghibur walau ditonton secara virtual. Agi dengan produk artisnya Trio Macan, walau kehilangan pemasukan 1M setiap bulannya dari manggung offair, tetap media sosial solusinya.

Acara diskusi media yang digelar PWI Jaya sie Film, Musik, Lifestyle, yang diharapkan mampu melihat dari berbagai aspek hingga dapat memahami permasalahan secara menyeluruh dan menyelesaikannya dengan baik (komprehensif), sayang kurang tergali. Para narasumber hanya bicara sebatas yang dia alami, tanpa menemukan cara jalan keluar atau solusi atasi permasalahan yang dihadapi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *