Urbannews Musik | Setelah merilis tiga album yakni Relevasi (EP-2005), Anger Thy Giveth (LP-2008), Long Live Thrash Metal (LP-2015), band thrash metal asal Jakarta, Divine, kembali menunjukan eksistensinya di Industri musik dengan merilis album terbaru berjudul ‘Digital Infection’ di bawah label Metal Agent Records.
Band bentukan sang founder (alm.) Ucokk Tampubolon sejak tahun 2001 ini, para punggawa Divine teranyar setelah bergonta-ganti wajah yakni Andi Jaka (Vokalis), Wisnu (Gitar), Amink (Bassist), Ino (Drum), dan Heyckel (Gitar), nampaknya merasa perlu untuk mencoba mengeksplorasi musikalitasnya secara lebih lebar.
Mereka meracik thrash metal old school dengan groovy, progressive, technical hingga akustik untuk di sematkan pada album berdurasi 41 menit. Paling menarik yang mereka olah dari sebelumnya, yaitu sebuah lagu ballads untuk teman metalheads yang telah berpulang, serta satu lagi lagu instrumental berdurasi mencapai 7 menit ala band progressive.
Tapi mereka tetap mempertahankan harmonisasi solo gitar ala Old School Thrash Metal secara bergantian dan berbarenga yang menjadi ciri khasnya. Sedikit banyak, di album ini Divine terpengaruh oleh legenda Thrash Metal seperti Slayer, Testament, Anthrax hingga Metallica ditambah dengan pengaruh Tool, Rush, Dream Theater, dan lainnya.
Pengerjaan album Digital Infection dimulai sejak tahun 2018 dan memakan waktu sekitar 1 tahun. Divine mempercayakan album ini untuk digarap oleh Ikul Sarden di Basement Studio, Cilandak, Jakarta Selatan. Artwork cover dibuat oleh seniman berbakat asal Yogyakarta, Ernest Hutabarat dan grading oleh Aji Kurnia (eks vokalis Divine). Sebagai tambahan, sebelum album ini dirilis dalam format fisik, preview album ini bisa didengar di berbagai platform musik digital.
Album Digital Infection yang berisikan 10 track yaitu; Login, Setan Berserikat, Grievous, Berhala Dunia Maya, Story Goes On, Digital Infection, Enigma, Jajan Metal, Ironi (feat. Aji Kurnia), dan logout ini, ada di platform musik digital, dan dalam bentuk fisik. Proses penggarapannya di lakukan tahun lalu oleh Ikul Sarden di Basement Studio, Jakarta. Artwork cover oleh seniman asal Yogyakarta, Ernest Hutabarat dan grading oleh Aji Kurnia (eks vokalis Divine).|Edo