Urbannews | Tidak dinyana lagu “Reuni” yang sempat dirilis oleh band punk Rocket Rockers sembilan tahun silam ternyata mampu membawa konteks reuni ini menjadi kenyatan. Buktinya tahun ini lagu tersebut mampu mengembalikan dua personel Rocket Rockers yang telah resign yaitu Ucay dan Lowp untuk bergabung kembali dengan teman-teman lamanya.
Reuni Rocket Rockers ini hadir atas inisiasi dari sebuah lembaga kemanusiaan Explore yang memiliki niatan untuk merilis album kompilasi yang bertemakan kemanusiaan. Uniknya album ini menawarkan konsep yang berbeda dari album-album kompilasi yang pernah ada sebelumnya.
Konsep acapella adalah tantangan yang ditawarkan oleh album ini kepada para artis pendukung, menjadikan pengalaman sekaligus tantangan baru yang tentunya akan terasa berbeda dan tidak biasa. Beberapa lagu-lagu lama seperti lagu “Reuni” milik Rocket Rockers salah satunya akan tampil dengan aransemen dan format baru yang berbeda tanpa menggunakan alat musik.
“Kau lah yang bisa membuatku lepas tertawa, disaat kita berbagi yeahh, kau lah yang bisa membuatku bahagia dan itu pun sangat berarti..” Begitu penggalan lirik di reff lagu ini sangat cocok sekali untuk campaign tagline program-program explore! yang telah 3 tahun berkecimpung di dunia kemanusiaan.
Jadi, tidak salah jika lagu “Reuni” ini dipilih dan diangkat kembali oleh Rocket Rockers beserta explore! dengan kemasan yang berbeda, dalam rangka menyuarakan juga kepedulian untuk membantu sesama manusia tanpa batas teritori.
Konsep kompilasi album kemanusiaan di Indonesia semacam ini sangatlah menarik. Tersebab, sudah cukup lama tidak lagi terdengar, mungkin hampir satu dekade belakangan tidak ada yang buat, apalagi masuk di era millennial sekarang Ini.
Kompilasi album kemanusiaan berjudul “Voice of Humanity” yang diinisiasi oleh organisasi kemanusiaan asal Bandung Explore ini menawarkan tantangan baru yang cukup unik bagi seluruh musisi yang terlibat, yakni menyajikan aransemen karyanya tanpa memakai alat musik.
Semua sumber suara yang direkam adalah hasil dari olah suara mulut mereka, dan yang terpenting tema-tema lagu di album kompilasi ini mengusung tema-tema kemanusiaan. Konsep acapella ini, dimaksudkan pesan dari lirik setiap artis menjadi kekuatan penyampaian makna kemanusiaan yang lebih gamblang.
Beberapa musisi yang juga ikut terlibat di album kompilasi “Voice of Humanity” antara lain: Fadly (Padi, Musikimia), Mohammad Noh Saleh (Hujan) Malaysia, Eka (The Brandals), Yas Budaya (Alone at Last, Mitosmistis), Rudye (Revara, Lyon), Mp-Boys, Voccafarabi, dan Glory of Love.
Hasil dari Album “Voice of Humanity” ini, akan di donasikan untuk kegiatan kemanusiaan yang dijalankan explore! khususnya untuk membantu korban anak yang kekurangan gizi, nutrisi, serta pendidikan mereka akibat terdampak pandemi covid-19 yang masih terus membayangi selama 6 bulan terakhir ini di Indonesia.
Menurut data UNICEF, di Indonesia sekitar 7 juta anak mengalami masalah kesehatan sebelum adanya pandemi Covid-19, dan angka ini dikhawatirkan akan terus melonjak akibat pandemi. Di sektor pendidikan semenjak Maret regulasi Pemerintah menutup sekolah, dan belajar melalui daring dari rumah, masih ada 4,2 juta anak yang belum bisa terselamatkan di rentang usia 7-18 tahun.