Dari Band Pengcover, Kini Eclat Story Punya CD Album Karya Sendiri

Music2403 Dilihat

Urbannews | Grup musik Eclat Story yang mengawali karir dengan membuat banyak video cover beberapa karya lagu hits musisi Indonesia juga mancanegara, kemudian dikenal karena sentuhan berbeda dari segi musikalitas di situs Youtube.

Sebagai konten kreator yang bermain di ranah musik, mereka mencoba unjuk kemampuan dengan menelurkan karyanya sendiri baik untuk youtube channel-nya atau tik-tok. Dan, ternyata original single mereka bisa menjaring 50 juta views.

Mendapat sambutan penggemarnya, Band Eclat Sorry yang kini tinggal bertiga, yakni; Yeshua Abraham (vokal), Louis Xander (gitar), serta Yosua Gunawan (produser musik), merangkum karya sendiri yang dikemas menjadi album fisik bertajuk “Bentuk Cinta”.

Eclat Story yang pernah merilis EP Digital. Bekerjasama dengan perusahaan rekaman Jagonya Musik dan Sport Indonesia (JMSI), sebagai produser, menjadi CD album full pertama Eclat Story, yang dirilis sekaligus diedarkan di ratusan gerai KFC di seluruh Indonesia, awal tahun 2021 ini.

Ketertarikan JMSI, selain CEO JMSI Steve Lillywhite cukup akrab dengan vokalis Eclat Story yang baru Yeshua Abraham, karena menjadi salah satu juri di ajang pencarian bakat, dan Yeshua juaranya. Tapi, Steve melihat Eclat Story sudah punya penggemar setia yang selalu menanti karya mereka.

Berisikan 10 lagu, selain lagu “Bentuk Cinta” yang dijadikan judul album, ada beberapa single seperti; “Apa Yang Kan Terjadi”, “Bukan Hanya”, “Tak Mau Lama-Lama”, “Tak Mau Jadi Temanmu” dan lainnya, bisa dinikmati oleh para pencinta musik tanah air.

Kini, lewat CD album Bentuk Cinta yang dirilis hari ini, Jumat (26/3) di KFC Kemang, Jakarta. Eclat Story ingin menunjukkan tajinya sebagai musisi komplet: punya karya sendiri. Dengan 1.36 juta subscribers, serta bisa menjaring 50 juta views, jadi modal buat Eclat Story menawarkan karya original mereka.

Eclat Story harus bangga menjadi populer dengan menjual karya sendiri, dibanding sekedar mengcover karya orang lain. Jika bermusik menjadi pilihan profesi, maka daya juang dan konsistensi menjadi utama. Sebagai konten kreator musik, Eclat Story jangan berpuas diri dengan satu album, tapi harus produktif menelurkan karya baru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar