Catatan Ringan Film Dua Negara, Bukan Cinta Malaikat!

Movie377 Dilihat

IMG_20170712_134022

Jakarta, UrbannewsID.| Dua rumah produksi beda negara yakni Ganesa Perkasa Films dari Indonesia dan Ace Motion Pictures yang bermukim di Malaysia, sepakat bekerjasama memproduksi sebuah film drama cinta bernafaskan religi berjudul “Bukan Cinta Malaikat”.

Film yang menyajikan romantika cinta segi-tiga ini, selain melibatkan para bintang dari kedua negara sebagai pemeran, penggarapannya pun di tangani langsung oleh dua sutradara sekaligus, Herdanius Larobu dari Indonesia dan sutradara terbaik Malaysia, Azis M. Osman.

BCM 5

Bukan cuma itu, lokasi syuting juga di lakukan di Bandung (Indonesia) dan Trengganu (Malaysia), plus landsape Mekkah serta Madinah, guna memperkuat jalan cerita film “Bukan Cinta Malaikat” yang siap tayang secara serentak di bioskop-bioskop Indonesia pada 13 Juli 2017. Selanjutnya akan tayang di Malaysia.

Chandir Bhagwandas selaku produser, mengatakan dalam keterangan pers nya, “Kami berharap, setelah menonton film Bukan Cinta Malaikat, penonton Indonesia dan Malaysia dapat mengambil manfaat pesan moral dari film ini. Semoga bermanfaat, Jayalah film Indonesia!,” jelas pemilik Ganesa Perkasa Films.

IMG_20170712_134652

Film duo negara “Bukan Cinta Malaikat” menceritakan kisah seorang relawan bernama Reyhan (Fachri Albar) asal Indonesia yang sedang bertugas di wilayah konflik di Timur Tengah. Saat sedang berada di Madinah, menolong seorang perempuan asal Malaysia bernama Dewi (Nora Danish) yang sedang umroh tertangkap karena dikira pengunjung gelap.

Begitu pun sebaliknya, Dewi menyelamatkan Reyhan ketika pemberontak di Timur Tengah hendak menembak Reyhan. Sejak pertemuan itu, Reyhan merasakan benih cinta dalam dirinya dan menaruh hati pada Dewi. Bahkan, Reyhan pun nekad mengejar Dewi ke Malaysia hanya untuk menyatakan cintanya dan melamar Dewi.

IMG_20170712_134713

Namum, cinta Reyhan tak berjalan mulus. Dewi telah memiliki kekasih bernama Adam (Ashraf Muslim). Sementara, di Bandung, seorang teman kecil Reyhan bernama Aliyah (Donita), mengharapkan cinta pada Reyhan. Cobaan demi cobaan yang datang silih berganti menguji cinta Fachri dan Nora inilah menjadi romantika film tersebut, termasuk menguji ketaatan iman Reyhan dan Dewi.

Setelah menyaksikan gala premiere yang digelar di XXI, Epicentrum Walk, Jakarta, Selasa (11/7) malam. Film yang juga diperkuat para pemeran seperti Dewi Irawan, Joshua Pandeleki, Iqbal Pakula, Edi Brokoli, Dewi Amanda dan sebagainya. Dari sisi cerita sebenarnya sangat menarik. Namun, tanpa mengurangi apresiasi pembuatnya, proses penggarapannya kurang berjalan mulus.

IMG_20170712_141053

Ada beberapa catatan yang cukup mengganjal, diantaranya; Di menit-menit awal konstruksi cerita yang dibangun terkesan sangat lambat, belum lagi pemotongan adegan (editing) yang melompat-lompat tidak karuan. Misal, saat adegan penyelamatan dari sergapan pemberontak, tatkala yang lainnya masuk ke mobil dan berjalan pelan, Reyhan (Fachri Albar) masih berada di luar dalam baku tembak.

Namun sejurus kemudian, tiba-tiba mobil berhenti, Reyhan keluar dan turun di balik pintu kemudian mengambil passport yang tergeletak ditanah. Termasuk juga, setelah adegan ini, melompat ke Trengganu (Malaysia) saat Dewi sudah kembali pulang, tanpa melukiskan rasa dan asa cerita setelah lolos. Belum lagi, chroma key saat Reyhan bersama Dewi dengan latar belakang truk di tempat para pengungsi tidak mulus. Bahkan, bingkai Madinah dan Mekkah sebagai latar belakang tidak solid alias blur.

Sekali lagi, tanpa mengurangi apresiasi dan semangat pembuatnya. Banyak adegan sebagai penguat cerita romantika cinta terabaikan, malah yang di munculkan narasi cerita diluar ke laziman dan logika terbalik yakni tatkala Reyhan meninggal, terlebih lagi hal yang sama menimpa Dewi, di clossing terakhir mereka muncul bahagia bersama anaknya.

IMG_20170712_141019

Walau dalam film sah-sah saja, ada flashback saat Rayhan dibawa kerumah sakit dan terselamatkan. Kronologis adegan pengantar setelah Rayhan baca dua kalimat syahadat menjemput ajal tidak di munculkan, walau sekian frame saat kehadiran polisi atau tenaga medis di TKP jika ada. Meski ceritanya di bumbui sedikit rekayasa seolah-olah meninggal, tapi sangat absurd cara membangunnya.|Edo (Foto Istimewa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *