Urbannews | Kolaborasi antar musisi pada hari ini menjadi sangat penting untuk membangun proses kreativitas dan menguatkan solidaritas antar musisi itu sendiri. Tinggal satukan ide atau gagasan dalam satu rasa yang sama, untuk menghasilkan sebuah karya musik adiluhung.
Kolaborasinya pun tidak sebatas ide musikal antar musisi, tapi elemen bebunyian yang keluar dari hasil persenggamaan antar instrument baik modern maupun etnik menjadi sangat penting untuk mempertegas karakter, dan memperkaya musik itu sendiri. Bahkan, ada kolaborasi musik dan tari, atau antara musik dengan imaji visual.
Nah! Ide-ide liar semacam di atas, kini dilakoni Baruna Priyotomo bersama beberapa sahabat musisi pada tahun 2020 akhir, membuat Barakarama Project yang mengangkat kembali keunikan dan kekayaan bunyi etnik di nusantara dalam harmoni yang utuh dan layak diperdengarkan ke seluruh penjuru mata angin.
“Bangsa kita kaya akan budaya. Namun dari abad pertengahan sampai sekarang kita telah dibutakan keadaan sehingga tidak menghargai budaya kita sendiri. Hal inilah yang menjadi pemicu bagi saya untuk membidani kehadiran Barakarama Project ini,” ungkap Baruna selaku founder project musik ini dibilangan Kebayoran Baru beberapa waktu lalu.
Sosok yang pernah menjadi frontman group Elpamas ini menerangkan bahwa secara sekilas Barakarama Project ini bisa saja disebut sebagai sebuah Band, walau sebetulnya tidak. “Kami merupakan sekumpulan seniman yang bisa tumbuh begitu saja tergantung kebutuhan. Barakarama Project tidak baku dengan personil yang itu-itu saja, namun berkembang sesuai karya yang tercipta,” tandas Baruna.
Barakarama Project sendiri menurut Baruna, memiliki arti. Barakarama adalah sebuah kata yang terdiri dari dua suku kata; “Baraka” memiliki arti Berkah atau Barokah. kemudian kata “Rama” memiliki arti Bapak atau Romo. Jadi “Barakarama” dalam pemahaman Baruna adalah Berkah dari sang Kuasa, sedangkan “Project” adalah Wadah, dimana beragam bentuk seni dielaborasi dalam sebuah karya.
Barakarama Project di topang oleh nama-nama yang tak asing lagi di blantika musik dalam negeri seperti; Baruna (Vocal), Rere (Drums), Ardy Sikki (Bass/Backing Vocal), Riffy Putri (Vocal), Hendricus Wisnu Groho (Percussion), Ucok Hutabarat (Biola), Aufa Kantadireja (Keyboards), Jalu G. Pratidina (Percussion), Bunga Refiliani (Vocal), Youslam (Guitar), Finggo Van Leun (Guitar), dan Noldy Benyamin (Guitar).
Tak hanya itu beberapa nama besar lainnya juga pernah tampil sebagai sekutu dalam project ini seperti Gugun GBS (Guitar), Rush Tato (Drums), Toto Tewel (Guitar), Ikmal Tobing (Drums), Jelly Tobing (Guitar, Vocal), Iwan Fals (Guitar, Vocal) ataupun Once Mekel (Vocal).
Para personil di dalam tubuh unit ini memiliki pengalaman bermusik yang beragam. Dari keragaman inilah mereka menemukan benang merah menjadi kesamaan dari setiap jiwa, yaitu rasa cinta tanah air. “Kami akan berada pada koridor kebangsaan dengan nalar ke-nusantaraan yang menjadi jati diri setiap individu penopang Barakarama Project dan juga tim kami secara keseluruhan,” ujar Baruna.
Hal tersebut juga diamini oleh Dina selaku produser pada music project ini. Wanita yang bergelut di perusahaan swasta dalam bidang distribusi gas nasional mengungkapkan bahwa Barakarama tak hanya mengumpulkan musisi yang kaya akan pengalaman, namun juga ingin terus menggali kekayaan seni di nusantara untuk diperkenalkan tak hanya di negeri ini, tapi jauh ke seluruh dunia.
Ia juga menambahkan bahwa dalam setiap penampilannya, Barakarama Project tak hanya menghadirkan karya musik sebagai menu utama tapi juga beberapa UMKM yang bergerak dibidang mode seperti Lojicraft dan koleksi busana dari Sanggar Bagong Kusudiardjo. “Dari pengalaman yang ada, kami akan mempertahankan pola tersebut, agar Barakarama Project dapat membantu para pengusaha UMKM bertahan di masa pandemi,” tandas Dina kembali.
Keluar masuk studio menjadi sebuah hal rutin yang mereka lakukan untuk menggodok materi lagu yang akan mereka tampilkan dengan ornamen-ornamen khusus di setiap karya. Dari beberapa karya yang sudah tercipta salah satunya berjudul ‘Nyanyian Bangsa’. Sebuah single yang sarat akan makna untuk menjunjung tinggi nilai persatuan yang dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.
Walau masih seumur jagung, Barakarama Project akan terus berusaha mempertahankan nilai-nilai yang telah mereka bangun ini. Lewat olahan musik kekinian, mereka berharap pesan yang di ramu dalam karya musik ini bisa dicerna oleh semua generasi. Lewat semangat kebangsaan pula Barakarama Project ingin membawa karya-karya mereka merambah ke panggung musik dunia.