Anna Mariana: Saatnya Ada Hari Tenun & Songket Nasional!

Fashion218 Dilihat

IMG_20180429_001526-618x430

UrbannewsID Fashion | Setu Babakan yang terletak di Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, namanya sudah tak asing lagi bagi masyarakat Jakarta, khususnya warga Betawi. Tempat destinasi wisata yang memiliki luas 289 hektar, termasuk perkampungan warga, dalam 2 tahun terakhir ini, terus dibangun dan dipercantik menjadi Pusat Perkampungan Budaya Betawi (PBB).

Dari luas 289 hektar, 30 persen di antaranya dikelola Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Unit Pengelola Kawasan (UPK) PBB Setu Babakan, dibagi menjadi 5 zona. Zona A seluas 3,2 hektar, zona B: 3.771 meter persegi, zona C: 3,2 hektar, zona pengembangan sarana dan prasarana 1,9 hektar, serta zona embrio 4.091 meter persegi yang sudah ada sebelum UPK PBB Setu Babakan dibentuk.

IMG_20180429_001603-800x455-320x182Selain setu [danau] yang luas menjadi wisata air, atau juga wisata kuliner khas Betawi, menjadi menu wajib untuk dikunjungi. Di zona A, dimana areal ini dibatasi dinding kayu dengan gerbang tinggi bergaya Betawi. Di dalamnya terdapat berbagai fasilitas yang telah dibangun, antara lain gedung serbaguna, museum betawi, amphitheater atau panggung pertunjukkan terbuka, rumah adat betawi, mushala, toilet umum, dan lain-lain.

Di Zona inilah, kedepannya akan menjadi pusat atau sentra pelestarian dan pengembangan Kebudayaan Betawi. Tempat bertemunya para tokoh, budayawan, seniman, pengrajin, umkm, serta masyarakat, dalam aktifitas berkesenian, pameran sampai pendidikan. Dan, salah satunya yang sedang di siapkan yakni Diklat [pendidikan & pelatihan], serta pengembangan kain tenun dan songket khas Betawi.

Diklat yang dimotori tokoh pelopor kain tenun dan songket nusantara, Anna Mariana, bersama Badan Musyawarah atau Bamus Betawi, akan menempati areal di Kawasan (UPK) PBB Setu Babakan ini. Saat dijumpai dalam acara Setu Babakan Fair 2018, Sabtu (28/4) pagi tadi, Anna Mariana mengatakan, ia sudah mendapat restu baik dari para tokoh Betawi, dalam hal ini Bamus Betawi, maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, untuk membangun Diklat kain tenun dan songket Betawi.

“Gagasan ini saya sudah rancang cukup lama, bahwa budaya betawi, khususnya kain, tidak hanya dikenal batiknya saja. Tapi, saatnya kita kembangkan kain tenun dan songket khas betawi yang dulu pernah ada, untuk dikembangkan lagi sekaligus menggairahkan kembali para pengrajin. Dan, akhirnya saya bersyukur mendapat tanggapan cukup baik dari Ketua Badan Musyawarah Betawi, Bang Zainudin [Oding],” jelas Anna.

Anna yang memperkenalkan hasil rancangannya dalam acara Setu Babakan Fair 2018, berupa busana muslim menjelang ramadhan yang dibawakan oleh 20 peragawati ini, terbuat dari kain tenun dengan motif ikon betawi yang dilukis. Menurut Anna, ini adalah sebuah upaya kita memberikan edukasi ke masyarakat Jakarta, khususnya warga betawi, untuk lebih mengenal budaya kain tenun dan songket.

Anna yang sudah merancang Tenun dan Songket Kreasi terbaru khas Betawi, yang diberi nama ‘Babe’. Anna sebagai desainer juga telah sukses membuat harum Indonesia di ajang bergengsi Internasional couture collections DC Fashion Week 2018 di Amerika Serikat, beberapa bulan lalu. Harapannya cuma satu, agar pemerintah menghargai para penggiat dan pengrajin kain tenun dan songket nusantara, sebagai warisan budaya leluhur ratusan tahun ini, lewat Keppres ‘Hari Tenun & Songket Nasional”, seperti halnya Batik.|Edo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *