UrbannewsID Fashion | Ajang bergengsi International Couture Collections DC Fashion Week pada 25 Februari 2018 lalu, dikejutkan dengan rancangan desainer asal Indonesia, Anna Mariana. Pasalnya, dari deretan 10 perancang internasional yang tercatat ikut sesi International Couture Collections Show tersebut, yakni: 6 perancang dari USA, 1 dari Sinegal, 1 Perancis, dan 1 dari Ukraina. Anna Mariana satu-satunya yang hadir mewakili Indonesia, menampilkan koleksi busana unik yang dirancang khusus dari kain tradisional Tenun dan Songket handmade, kreasi terbaru yang diberi nama ‘Babe’.
Dihadapan sekitar 400 tamu undangan yang hadir di Franklin Square 1315 K St NW, Washington DC, mereka terdiri dari para pengamat fashion, fashion bloggers, pemilik gerai toko busana, fashion stylist hingga selebriti dan sosialita. Sebanyak 20 busana ekslusif rancangan Anna yang diperagakan oleh peragawati internasional pilihan, merupakan penggabungan antara design motif tenun dan songket ciri khas Bali dan Betawi, atau disingkat Babe. “Koleksi busana yang saya tampilkan di DC Fashion Week, semuanya saya ciptakan secara khusus,” jelas Anna Mariana, dalam acara syukuran, Rabu (21/3) sore, di House of Marsya, Pondok Indah, Jakarta.
Anna Mariana yang menentukan warna, menggarap desain pada motif-motif kain Tenun dan Songket, hingga menentukan model busananya yang sengaja disesuaikan dengan selera orang Barat yang gemar dengan model baju terbuka. Pada motif Bali, Anna menempatkan motif bercorak poleng, yakni motif kain tenun kotak-kotak berwarna hitam putih (Rwabhineda) yang sangat popular dan menjadi ikon dalam kehidupan masyarakat Bali. Menurutnya, dalam paham masyarakat Hindu di Bali, Rwabhineda adalah sebuah filosofi yang melambangkan dua sifat yang saling bertolak belakang. Seperti hitam putih, baik buruk, panjang pendek, kaya miskin dan sebagainya.
Sementara nuansa Tenun dan Songket Betawi sendiri merupakan sebuah maha karya yang dirancang Anna. Dalam karya ini, Anna mendesign motif-motif dengan ikon terkenal dari Betawi seperti Monas, Ondel-Ondel dan sebagainya. Anna menggunakan benang dalam warna khusus merah putih untuk menenunnya. Ini sebagai perlambang warna bendera Merah Putih ciri khas Indonesia. Selain itu, muncul pula sentuhan burung Garuda yang merupakan lambang negara dan dikenal juga sebagai simbol Bhineka Tunggal Ika. Sebagai desainer yang selama ini dikenal sebagai pelopor dan pengabdi budaya kain tenun dan songket Indonesia, Anna Mariana paham betul apa yang harus disuguhkan di ajang fashion bergengsi di luar sana.
Melalui balutan busana bernuansa Tenun dan Songket tradisional, handmade khas Bali dan Betawi, Anna berharap lewat karyanya, ia dapat berbagi pengetahuan sekaligus menjadi ajang promosi budaya Indonesia kepada audiens yang hadir, khususnya masyarakat di Washinton DC, Amerika Serikat. Maka tidak heran selepas fashion show, Anna dan hasil rancangannya mendapat pujian dari tamu yang hadir, dan bahkan ia diminta mempersiapkan rancangannya kembali di ajang lebih besar lagi yakni New York Fashion Week (NYFW) yang akan digelar bulan September mendatang.
Anna Mariana bersemangat untuk terus mencipta, dan melahirkan karya karya terbaru, seperti halnya ia menciptakan tenun dan songket Betawi, di mana karya itu belum pernah diciptakan oleh nenek moyang sebelumnya. Anna pun terus berupaya memperkenalkan dan mempromosikan, tenun dan songket sebagai produk budaya khas Indonesia ke tingkat internasional. “Saya yakin, Tenun dan Songket Indonesia akan terus mendunia dan bisa terus Go Internasional. Untuk itu, saya berupaya menjalin kemitraan di luar negeri yang secara kebetulan meminta saya, untuk menjual produk handmade khas Indonesia ini ke seluruh mancanegara. Semoga di masa depan produk kain Tenun dan Songket Indonesia terus bisa dikenal lebih luas lagi!” tukas Anna.
Ada catatan yang menarik disampaikan Anna Mariana disela-sela obrolan, terkait rencananya menggelar karya adibusananya di New York Fashion Week (NYFW). Anna menceritakan, saat ia bertemu dengan produser/panitia NYFW, mereka cerita sempat di banned oleh para desainer luar untuk tidak lagi menghadirkan fashion designer dari Indonesia, pasca Anniesa Hasibuan terkena kasus hukum. “Mereka bicara terus terang, sebelum ketemu saya, ada kekhawatiran untuk menampilkan kembali dasainer Indonesia, yang menurutnya dari sisi karya bagus-bagus. Saya cuma bilang bahwa ini hanya musibah, dan meyakinkan mereka banyak desainer Indonesia yang bagus pula. Alhamdulillah, saya dipercaya untuk berada NYFW sebagai wakil Indonesia, dan dalam waktu dekat mereka akan ke Indonesia untuk berkunjung melihat-lihat hasil karya saya,” ujar Anna Mariana.
Dalam kesempatan yang sama, Anna menyadari karya ciptanya pada tenun dan songket tentu tak lepas dari peran para pengrajin binaannya sekitar 2 jutaan yang tersebar di seluruh Indonesia. Ada obsesi lain yang belum tercapai yang ditururkannya, yakni Anna akan terus bersemangat untuk berjuang bersama menghasilkan karya lebih baik. “Do’a ksn saja, semoga ikhtiar saya dalam memperjuangkan aspirasi para pengrajin yang mengusulkan adanya Hari Tenun dan Songket Nasional kepada Pemerintah Indonesia, mendapat respon cukup baik, dan bisa segera terwujud.” tutup Anna Mariana, penuh harap.|Edo (Foto Dudut SP)