Urbannews Musik | Anda mungkin tak mengira, diantara para musisi wanita mancanegara yang berkarya di ranah internasional, ternyata ada wanita berdarah Indonesia yang dikenal berkat kemampuan serta karyanya di Industri musik dengan kualitas yang sangat baik, bahkan mampu meraih prestasi berkelas.
Mereka, diantaranya; Carmit Bachar, model dan musisi wanita berdarah Indonesia yang menjadi vokalis utama grup musik Pussycat Dolls. Ada juga Jessica Mauboy, penyanyi berdarah Timor yang berhasil menempati posisi runner up di ajang Australian Idol 2006. Berikutnya, Anngun C. Sasmi yang sukses di luar sana.
Dua nama di atas, selain Anggun, atau masih banyak lagi. Bahkan, bisa jadi ada pula artis warga negara Indonesia punya prestasi diluaran sana tidak terekspos. Kita: kamu—saya tidak akan mengenalnya, jika tidak ada yang menulis riwayatnya. Layaknya berlian di kubangan lumpur, memang tetap berlian. Tapi untuk menjadi permata, berlian harus diasah agar menarik.
Seperti, sosok gadis manis berusia 18 tahun bernama Andrea Putri Turk. Namanya muncul tatkala dirinya menyanyikan lagu nasional berjudul ‘Tanah Airku’ yang diciptakan Ibu Sud diperayaan peringatan HUT RI ke-74 di Istana Merdeka. Tapi tidak semuanya tahu siapa sebenarnya Andrea, cicit buyut keluarga WR Soepratman sang pencipta lagu kebangsaan Indonesia.
Putri pasangan dr. Dario Turk dan Endang Turk ini, ternyata baru saja menyabet gelar nomor satu untuk International category, via single “Who We Are” pada ajang Young Songwriter 2019 yang berlangsung di Nothing Hill, London, Inggris. Sulung dari dua bersaudara ini juga tercatat menjadi salah satu peserta yang berhasil masuk nominasi 30 besar dengan empat lagu yang ditulisnya.
Padahal kriteria untuk menjadi yang terbaik di ajang ini tidaklah mudah. Karena penyelenggara hanya mencari bakat penulis lagu murni, dimana lagu akan dinilai berdasarkan orisinalitas, lirik, melodi, komposisi, dan potensi untuk menjadi hits! Kemudian panitia menilai setiap lagu berdasarkan tiga elemen utama, yaitu; Lirik, Melodi dan Chords/Instrumental. Lalu harus ada faktor ‘S’ (Sensasional) di setiap lagu.
Kemampuan Andrea menulis lirik dan mengaransemen lagu sendiri, adalah kunci yang mengantarkan dirinya bisa menyandang predikat seorang musisi. Dan, dibuktikan Andrea pada bulan April lalu dengan meluncurkan album perdananya berjudul ‘Andrea Turk’. Album berisikan 14 lagu yang tersedia di berbagai layanan streaming musik ini, dia tulis semuanya.
Kita memang tidak pernah tahu siapa Andrea, karena minimnya informasi. Menurut Indra Aziz, seorang musisi dan juga pelatih vokal, karakter suara Andrea tergolong unik ini. Hari ini, Jumat (30/8) bertempat di Soehanna Hall, Energy Building, SCBD, Jakarta, mempresentasi karyanya dengan menggelar konser bertajuk ‘Andrea Turk & The Gigantics Intimate Charity Concert’.
Andrea yang mengajak featuring para sahabatnya seperti Eka Gustiwana, Iga Massardi, Prince Husein, Jayko, Mr Headbox, dan Bagus Bhaskara dalam konsernya nanti. Menjadi moment yang membahagiakan sekaligus juga menyedihkan. Pasalnya, usai konser ini Andrea harus rehat sejenak dan meninggalkan Indonesia untuk fokus kuliah di CalArts (California Institute of the Arts), di Santa Clarita, California.
Setelah menamatkan pendidikan di bangku SMA di Australia Independent School (AIS), menurut dr. Dario Turk, Andrea diterima dan mendapatkan beasiswa di 10 universitas terkemuka di Inggris dan AS. “Akhirnya pilihan saya di CalArts (California Institute of the Arts), yang acceptance rate nya 23,6 persen. Saya mengambil program Performing-Composing, selama empat tahun,” pungkas Andrea.
Musik itu unik. Selalu punya cara bagi mereka yang punya keinginan untuk berkiprah di industrinya. Musisi yang memiliki kemampuan kadang akan menemukan jalannya sendiri, untuk eksis dan terlihat. Apalagi teknologi terus berkembang, di era digital saat ini dunia sebatas genggaman tangan. Biar pun jauh terasa dekat, bahkan yang tersembunyi pun akan terlihat. Waktu yang akan menjawabnya, dan Andrea pasti bisa meraih puncak ke populerannya. Semoga!|Edo