Bicara soal musik memang asyik, karena musik itu unik. Musik bukan hanya sekedar enak untuk didengar, tapi juga bisa menjadi terapis yang membawa pendengarnya menjadi rileks dan membuat detak jantung menjadi stabil. Bahkan, menurut para peneliti musik merupakan stimulasi yang baik untuk melatih otak agar bekerja lebih maksimal dan sekaligus melatih kecerdasan, terutama otak kanan yang memiliki peranan besar terhadap imajinasi, kreativitas, serta intuisi.
Maka jangan heran, jika musik menjadi bagian penting dalam hidup seseorang. Musik tanpa sekat pembatas, bukan milik orang yang normal saja, tapi yang memiliki keterbatasan pun punya hak yang sama untuk menikmati, merasakan dan juga melakukannya. Keterbatasan sama sekali tidak mengurangi kehidupan seseorang untuk melakukan apa yang dia sukai, apalagi membatasi kesuksesannya.
Banyak contoh kisah inspiratif yang dapat memotivasi diri kita agar tidak mudah menyerah karena keterbatasan yang ada. Lihat saja, seorang komponis, konduktor, dan pemain musik klasik tuna rungu dari Bonn, Jerman, Ludwig van Beethoven dengan mahakarya-nya yang melegenda. Ia dipandang sebagai salah satu komponis terbesar dunia dan merupakan salah satu dari trio terkenal dalam musik klasik, di samping Mozart dan Haydn.
Stevie Wonder yang tuna netra, sukses merekam dan menyanyikan lebih dari 30 lagu hit yang menduduki urutan 10 besar Top Hit Amerika dan memenangkan 21 Grammy Award. Ini rekor untuk artis solo yang belum tertandingi hingga kini. Selain itu, ia juga pernah meraih Oscar untuk kategori Lagu Terbaik, lewat I Just Called to Say I Love You dalam film The Woman in Red.
Maka, tidak ada yang tidak mungkin. Jika hati sudah berkehendak dan sungguh-sunguh, keajaiban kan datang walau dengan keterbatasan mampu mengubah menjadi kesuksesan. Seperti yang dilakukan gadis remaja berusia 15 tahun, Aleta Molly juga memiliki semangat yang tinggi meraih sukses mimpinya menjadi penyanyi, walau memiliki keterbatasan dalam beraktivitas sehari-hari karena kondisi kesehatannya yang harus menjalani perawatan secara intensif setiap harinya.
Dara muda berdarah Aceh yang memiliki garis keterunan pejuang wanita Tjut Nyak Dien ini, memiliki ketertarikan di dunia seni sejak masih usia dini. Aleta pernah bergabung dengan sanggar Zema dan mengikuti seni akting serta seni tari modern. Namun semakin berjalannya usia, Aleta mulai menyukai dunia seni musik, khususnya tarik suara. Untuk mengasah ketrampilannya olah vokal, selama lebih dari 2 tahun mengikuti kursus privat untuk lebih mendalaminya dengan vocal coach Edo Vilano.
Aleta yang juga memiliki hobi berkuda dan juga traveling, musik merupakan hal yang sangat disukai oleh Aleta saat ini karena menjadi terapi untuk kesehatannya. Melihat semangat dara muda ini, orang tua pun memberikan support lebih ketika Aleta menginginkan untuk membuat single. Selain dukungan dari orang tua dan lingkungan sekitar, termasuk Edo Vilano yang membantu mewujudkan keinganan Aleta, lewat sebuah lagu bertajuk “Indonesia Ku Bangga” yang diperkenalkan ke awak media, Jumat (18/12), di Karumba Rooftop kawasan Jakarta Selatan.
Single “Indonesia Ku Bangga”, Aleta berkolaborasi dengan Edo Vilano dan juga rapper muda Eyojase. Lagu yang bertemakan nasionalisme ini, sebuah bentuk keperdulian Aleta terhadap negeri Indonesia yang ia cintai. Sekaligus juga, Aleta ingin menunjukkan pada anak-anak seusianya, bahwa masih ada musik untuk usia remaja yang bernuansakan nasionalisme namun dikemas dalam musik yang lebih fresh serta dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Saat ditanya, apakah Aleta siap menjadi popular? Dengan penuh semangat dan motivasi yang kuat, dia menjawab “Siap!”. Melihat semangat yang dimiliki oleh Aleta, Ia pantas menjadi motivator dan inspirator bagi anak remaja lainnya bahwa jangan mudah menyerah dan hilang semangat apa yang kita inginkan. Tidak ada yang tidak mungkin dalam hidup ini, apabila kita memiliki semangat dan motivasi yang tinggi.. Ada banyak cara untuk mengembangkan diri untuk menjadi lebih baik lagi.
Harapan Aleta Molly yang ingin menghasilkan lagu-lagu lebih inspiratif untuk dapat dinikmati oleh teman-teman seusianya dan juga dapat bersaing di dunia musik Indonesia. Gairah bermusik Aleta saat ini memang sedang gencar-gencarnya, walau masih menyisakan persoalan keterbatasan, bukan menjadi penghalang. Aleta hanya butuh ruang ekspresi yang bisa mengekplorasi untuk menunjukan kemampuan bakatnya. Seseorang yang memiliki cita-cita tahu betul apa yang harus dan akan dikerjakannya kedepan, karena mereka akan berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan semua impian-impiannya. Hanya tinggal menjaga semangatnya yang menyala-nyala untuk diingatkan akan impian besarnya.|Edo
