Urbannews Musik | Memasuki tahun ke-4, Indonesia Drum & Perkusi Festival (IDP Fest) 2019 yang akan digelar pada 28-31 Maret mendatang di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, ada sebuah suguhan yang sangat berbeda dari penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya.
Selain menggelar Kompetisi Drum yang terbuka untuk umum dengan klasifikasi Balita (4-6 thn), Anak (7-12 thn), dan Remaja (13-19 thn); Kompetisi Kolaborasi Drum & Perkusi dalam format 2 s/d 12 orang; Pameran Alat Musik, Drum & Perkusi Indonesia; KlinikKlinik, Diskusi, Pementasan, Penghargaan, dan lainnya.
Suguhan dimaksud tersebut diatas, yakni dengan kehadiran ‘Ansambel Perkusi Difabel’. Dan, mereka yang terdiri dari anak-anak berkebutuhan khusus yakni down syndrome, dimana mereka memiliki range IQ relatif lebih rendah dibanding rata-rata anak yang normal, akan menunjukan kepiawaianya bermain alat musik perkusi.
Menurut founder IDP, Eki Soekarno, pada dasarnya musik itu bisa dimainkan oleh siapa saja, termasuk anak yang berkebutuhan khusus. “Justru musik sebagai media, mampu mendorong bekerjanya motorik dengan cepat. Dengan bermusik tumbuh rangsangan emosional, yang menggerakan pikiran dan tindakan,” jelas Eki, di The Cinema Resto, Hotel Rivoli Jakarta, Rabu (14/2) sore.
Eki juga menambahkan, IDP Festival diselenggarakan bertujuan untuk meningkatkan potensi generasi penerus dalam melestarikan perkusi sebagai identitas budaya Indonesia. Acara ini juga dimaksudkan untuk regenerasi dan mencari bibit-bibit baru yang mampu meneruskan kiprah para pendahulunya.
Sebagai sebuah komunitas para musisi, IDP termasuk cukup besar karena ada perwakilan di setiap daerah, termasuk paling solid dan konsisten menggelar kegiatan, termasuk IDP Fest ini. Sejatinya, sudah mulai berfikir menerbitkan sebuah booklet berisikan rumpun alat musik pukul apa saja, dan atau, biografi para drummer, sebagai literasi dan dokumentasi sejarah katalog musik Indonesia.
IDP Fest tidak sekedar festival biasa, tapi menciptakan sebuah karya lewat dokumentasi tulisan sebagai artefak. Misal, tahun ini membuat sebuah buku yang di garap sederhana saja tentang drummer wanita Indonesia. Buku ini nantinya menjadi oleh-oleh untuk para pengunjung IDP Fest, tentunya mereka harus membeli sebagai bentuk apresiasi.|Edo