Urbannews Musik | Sebuah ajang musik bergengsi yang menyedot perhatian banyak kalangan, yaitu; International Clubbing Experience (ICE), kembali digelar untuk ketiga kalinya oleh ICEPERIENCE.ID pada tahun 2019 ini. Mengangkat tema #localICEmovement, program ICE 2019 yang di dedikasikan demi perkembangan dan terbentuknya ekosistem musik elektronik Tanah Air yang sehat, hingga lahir talent-talent lokal berkualitas dan dapat dibanggakan dinegeri sendiri atau bisa pula diperhitungkan di level Internasional.
“Berbeda dari tahun lalu, kali ini ICE 2019 fokus memberi ruang bagi talent lokal mengeksplorasi bakat serta kemampuan mereka agar bisa naik ke jenjang lebih tinggi, sekaligus juga memberikan experience untuk para audience. Hal ini sangat penting, agar para pelaku dan juga penikmat musik elektronik di Tanah Air bisa jalan beriringan, agar industri maupun ekosistemnya berkembang serta berjalan dengan baik,” tukas perwakilan ICEPERIENCE.ID. Diopsaputra, dalam jumpa pers yang digelar di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (14/5).
Dua fokus utama rangkaian acara ICE 2019, yakni; Electronic Music Producer Contest (EMPC), sebuah ajang adu kemampuan bagi para produser musik elektronik baik amatir maupun profesional untuk bersaing menjadi yang terbaik. Pemenang ajang EMPC, selain mendapatkan uang tunai, juga kesempatan untuk berkolaborasi dengan Sean Miyashiro, founder dari 88 Rising, perusahaan mass media yang bermarkas di New York, Amerika Serikat.
EMPC sendiri menghadirkan para juri yang sudah berkecimpung cukup lama di industri musik seperti; DJ Winky Wiryawan, DJ Riri Mestica, DJ Sumantri, DJ Haji, Eka Gustiwana, Fajar Juliawan, Lawrence Philip dari SAE Institute Jakarta), serta Sean Miyashiro, Founder 88 Rising. Menurut DJ Miko dan DJ Osvaldo Nugroho, Panitia pelaksana EMPC, program ini digelar untuk meningkatkan kemampuan para produser musik melahirkan karya yang mendunia. “Penilaiannya lebih kepada karya orisinalitas, dan juga mereka yang memiliki kemampuan memainkan salah satu alat musik,” tegas DJ Winky.
Selain EMPC, program ICE 2019 juga menyasar para disc jockey dengan menggelar DJ Battle di dua kota besar yaitu Jakarta dan Bandung. “Kompetisi ini memang bertujuan mencari sosok DJ yang handal memainkan musik serta piawai di berbagai genre. Artinya, DJ bukan sekedar bisa meracik musik saja, tapi juga memahami seluk beluk dan perkembangan electronic music hingga sub-genrenya. Bagi pemenang, tidak sekedar mendapatkan uang tunai, namun mendapat hadiah berupa kesempatan bermain di beberapa negara Asia,” tutur Akhda, selaku pelaksana DJ Battle.
Akhda menambahkan, program ICE 2019 lainnya yang tidak kalah menarik adalah event workshop bagi para pelaku dan penikmat musik elekronik yang digelar di Jakarta dan Bandung. Workshop yang juga menjadi pembekalan para finalis DJ Battle nantinya ini, bertujuan untuk memberikan wawasan dan pelatihan mengenai nilai-nilai fundamental, serta juga keahlian yang diperlukan untuk menjadi seorang DJ, Produser, Media Digital, dan lainnya. “Sesi ini sangat penting bagi seorang DJ membangun brand dirinya lewat kekuatan media sosial, untuk membuka jaringan koneksi lebih luas.”
ICE 2019 menyiapkan program bagi para partygoers beberapa gelaran party event di sepanjang tahun 2019. Mereka disuguhkan sebuah konsep yang membuat para partygoers mendapatkan pengalaman yang berbeda dari sisi bonding, indentity, dan juga engagement dalam setiap party-nya. Salah satunya ‘kinetICE’, sebuah kolabotasi unik teknologi, orchestra, choir, DJ dan lainnya, yang diadakan di Jakarta pada bulan Oktober 2019 mendatang. Untuk mengetahui rangkaian ICE 2019 dan ingin bergabung bisa liat website WWW.ICEPERIENCE.ID, Instagram @ICEPERIENCE.ID.|Edo